May 19th

600 40 4
                                    

  Kyuhyun terduduk lesu melihat Yuri yang sibuk dengan pekerjaan. Hubungan pertunangan antara keduanya terputus akibat Jiyeon dan wanita itu kini menghilang entah kemana, tanpa berita sama sekali.

  Yuri terus menerus menenggelamkan diri dalam pekerjaannya di klinik. Berhubung kabin mereka kembali pisah, mau tidak mau Kyuhyun harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya mungkin saja tidak akan mendapatkan Yuri kembali ke dalam hidupnya. Berita baiknya, ia berhasil berbicara kepada kedua orang tuanya.

  Aku mencintainya, eomma.. appa. Aku ingin bersamanya, bukan bersama Jiyeon.

  Pesan itu dikirimkan Kyuhyun kemarin dan respon yang didapat dari kedua orang tuanya begitu melegakan hati, walau ia melihat kekecewaan dari bagaimana balasan itu sampai kepadanya.

  Eomma dan appa akan pergi ke Prancis. Kita bertemu disana. Kenalkan eomma dan appa kepadanya, kami dengan senang hati akan menerimanya menjadi istrimu.

  Kyuhyun bingung bagaimana caranya ia menjelaskan semuanya kepada kedua orang tuanya. Bagaimana caranya ia meminta Yuri untuk kembali bersamanya. Hanya tersisa beberapa hari sampai kedatangan di Prancis dan Kyuhyun sangat tidak sabar dengan hari yang sudah ditentukan kedua orang tuanya.

  Sampai malam pria itu menunggu, nyaris jam sebelas malam ketika ia melihat Yuri melangkah keluar dari kliniknya, mematikan lampu dan mengunci pintu. Melihat wanita itu membuat hatinya terasa kelu, penuh rasa rindu dan sayang, namun juga kesedihan akibat pengkhianatan yang tidak dapat ditolerirnya.

  "Yuri!" panggil Kyuhyun dari kejauhan, namun wanita itu terkesan menghindarinya. Yuri berlari menuju koridor kabinnya namun tentu saja, Kyuhyun berhasil meraih tangan itu, membuat Yuri terdiam dan menatapnya penuh tanya.

  "Apa maumu, Kyuhyun?" tanya Yuri ketus.

Pria itu menarik Yuri ke dalam pelukannya. Hangat memang, namun Yuri berusaha melepaskan pelukan itu. "Apa yang kau lakukan? Pergilah! Aku akan kembali ke kabinku," protes Yuri.

Kyuhyun membuka pintu kabin Yuri, menarik wanita itu masuk dan menutupnya. Pria itu mencium bibir Yuri lembut, memojokkannya ke dinding bercat putih gading itu.

Yuri hanyut.

Entah apa yang dipikirkan olehnya, Yuri hanyut dalam godaan Kyuhyun. Semakin lama semakin panas tubuhnya. Kyuhyun perlahan melucuti pakaian Yuri satu persatu. Napasnya tidak teratur. Ia menginginkan Yuri saat ini, ia ingin memperbaiki semuanya setelah apa yang terjadi kepada hubungan keduanya.

  Kaki Yuri melingkar di pinggang Kyuhyun. Kedua tangannya mengusap dada Kyuhyun nafsu. Agar Yuri tidak terjatuh, Kyuhyun duduk di sofa dengan Yuri otomatis menekan miliknya, membuatnya semakin sesak.

  Kyuhyun melepas celananya dan juga kemejanya. Awalnya lumatan lembut di bibir menyambut. Lidah Kyuhyun dan Yuri menelusuri mulut satu sama lain sebelum saling bermain lidah, tak menghiraukan air liur yang menetes akibat permainan atas tersebut.

  Kyuhyun sedikit mengangkat Yuri sebelum memasukkan dirinya ke dalam Yuri yang sempit, membuatnya merasakan nikmat uang tiada tara, pengalaman yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Tangannya bermain dengan kedua payudara Yuri yang menggantung bebas dan lidahnya bermain di leher.

  "Ah.. Kyuhyun," desah Yuri sambil memejamkan matanya penuh kenikmatan. Tubuh Yuri bergerak ke atas dan bawah dan Kyuhyun bergerak kebalikan, merasakan ia semakin masuk ke dalam Yuri, menyentuh titik penting yang ada di dalam Yuri, hingga wanita itu terlihat sangat bernafsu.

  Kyuhyun memutar posisi Yuri menjadi bersandar pada sofa, sehingga ia berada di atasnya. Kyuhyun mengambil alih permainan malam itu, ingin memuaskan seluruh nafsu yang dimiliki Yuri selama ini. Keinginannya untuk kembali kepada Yuri cukup besar, Kyuhyun mencintai wanita ini.

  Gerakan keduanya semakin cepat setelah Yuri mencapai orgasme pertamanya. Gigitan bibir bawah Yuri membuat Kyuhyun menggila. Yuri terlihat sangat seksi dan menggoda di matanya saat ini.

  "Yuri..."

###

  Seperti orang hilang, Yuri memang tidak tahu arah kemana hatinya berlabuh saat ini. Jika Donghae mengajaknya, maka ia akan mengatakan iya. Jika Kyuhyun memintanya, maka dalam lubuk hati terdalamnya ia juga akan menjawab iya. Linglung, itulah kira-kira yang digambarkan beberapa orang terdekat Yuri ketika mereka diminta untuk menjelaskan mengenai Yuri.

  "Ibu dan ayahku ingin bertemu denganmu,"

  Yuri yang tenang meneguk teh camomilenya di pagi hari ini tersedak mendengar apa yang diucapkan Kyuhyun.

  "Kau sinting. Kau gila," timpal Yuri ketus.

  Kyuhyun kembali mengecup bibir Yuri agar berhenti protes kepadanya. "Kau akan ikut denganku nanti di Prancis, Yuri. Mereka sudah tidak sabar bertemu dengan tunanganku yang sebenarnya," balas Kyuhyun setelah mengecup Yuri.

  Yuri hanya tersenyum kecil. Pipinya merah merona, tersipu malu mendengar apa yang dikatakan oleh pria tersebut kepadanya.

  Pria itu mengusap kepala Yuri lembut. "Ingat, aku akan selalu menjagamu dan mencintaimu. Aku berani bersumpah bahwa hanya kau, Kwon Yuri, satu-satunya orang yang aku cintai. Tidak ada yang lain. Aku berani berada di sini, saat ini, bersamamu di sampingku, karena aku mencintaimu," bisik Kyuhyun penuh rasa bersyukur kepada Tuhan karena masih diberikan kesempatan untuk bisa bersama Yuri.

  "Kau mau ke klinik hari ini?" tanya Kyuhyun. Sang hawa menggelengkan kepalanya. "Aku akan datang jika memang ada yang membutuhkanku melalui seorang staff. Jika tidak, maka aku tidak akan ke klinik. Ada beberapa perawat dan staf lain yang berada di klinik untuk berjaga-jaga dan aku tidak ingin menghabiskan terlalu banyak energiku untuk duduk menunggu merka memasuki ruanganku," jawab Yuri panjang lebar, membuat Kyuhyun hanya menganggukkan kepalanya paham.

  "Mau kupijat? Kau terlihat lelah," Kyuhyun menawarkan.

  Yuri menganggukkan kepalanya kecil. Pria itu lalu berdiri di belakang Yuri dan memijat leher dan punggung Yuri dengan kedua tangannya sekuat tenaga, sesekali menekan bagian yang terasa keras.

  "Ah.. disitu sakit," rintih Yuri.

  Kyuhyun menambah tekanan pada bagian yang dirasakan Yuri paling tegang, membuat Yuri merintih kesakitan dan memejamkan matanya. "Tahan sedikit. Memang sakit tapi nanti kau akan merasa lebih leluasa dan nyaman," Kyuhyun memberitahu. Yuri hanya menganggukkan kepalanya paham.

  Tangan Kyuhyun perlahan turun ke bawah, menuju punggung Yuri, menekan beberapa titik yang dirasanya membutuhkan pijatan agar terasa lebih enak dan nyaman.

  "Kapal akan tiba di Paris dalam dua jam,"

  Mendengar pesan itu, Yuri berdegup kencang gugup. Ia takut bertemu dengan orang tua Kyuhyun. Bagaimana jika semuanya tidak berjalan lancar?

to be continued.

Love Never DiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang