Part 21 - Kejutan, Ambisi dan Emosi

605 38 2
                                    

"Hey. Did you miss me?"

"K..Kau?"

Tak hanya Mr.J yang terkejut disana. Bryan pun menunjukkan reaksi yang hampir serupa dengan Mr.J. Pria itu berdiri mematung di samping Hastanta.

"Kenapa kau bisa ada disini?"

"Sebelum aku menjawab itu semua, kenapa kau tak heran sama sekali ada 2 orang yang wajahnya sama persis seperti dia disini. Kurasa kau paham maksudku."

Mr.J hanya tertawa hambar sambil memalingkan wajahnya kemudian menatap kembali Hastanta yang ada di belakangnya, "Kejutan yang menarik Hastanta. Jadi kau yang mensabotase semua ini."

"Oh aku kecewa kau bisa menebaknya dengan benar secepat itu. Kupikir aku harus menjelaskan dulu padamu. Kau mengecewakanku karena sejujurnya aku sudah menyiapkan dongeng yang manis untukmu." Ujar Hastanta dengan memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celananya. Ekspresi wajahnya pun ia buat seakan ia kecewa jika Mr.J menyadari rencananya. Namun setelahnya Hastanta menyunggingkan senyum miring dan menatap tajam Mr.J.

"Hei, Kau! Tak ingin menyapa kembaranmu?" Hastanta menyenggol bahu Bryan yang terpaku di sebelahnya.

Mr. J menyadari ia dijebak ketika terdengar suara derap langkah beberapa orang yang mendekati lokasinya saat ini. Pria yang baru saja datang itu membuka topi yang dikenakannya sehingga nampak jelas wajahnya. Pria itu hanya menunjukkan wajah datarnya menatap kebingungan Mr.J. Ia tak menunjukkan reaksi karena bukan ini saat yang tepat untuk meringkus Mr.J.

"Jadi... kau bangkit dari kematianmu? Bagaimana rasanya mati?" tanya Mr. J berjalan mendekati pria itu dan menatapnya angkuh.

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Bagaimana bila kau rasakan sendiri? Akan kuberikan akses tanpa hambatan menuju jeruji besi dan kau akan merasakan bagaimana rasanya mati ketika kau membusuk disana." Jawab pria itu ketika sudah berdiri sangat dekat dengan Mr. J. "Kau tak akan bisa mengenakan barang mewah ini lagi." Pria itu menyentuh sebuah penjepit dasi berwarna hitam mengkilat dengan beberapa taburan berlian yang dikenakan Mr.J dan segera dilepaskannya tangan pria itu dengan sekali hentakan.

"Bangkit dari kematian membuatmu makin sombong Ararya."

"Kau paham betul bagaimana aku, Mr.J. Jujur saja aku rindu berhadapan denganmu." Ararya –pria itu— menatap Mr. J dengan senyuman kecil. Mr.J tengah kebingungan saat ini.

"Jangan sombong Ararya! Kau pikir kau bisa meringkusku saat ini?"

"Tenang saja. Aku malah akan membiarkanmu lepas saat ini."

"Cih! Kau pikir aku akan tertipu."

Ararya maju selangkah mendekati Mr.J dan mengatakan sesuatu tepat di depan telinga Mr.J, "Bersenang-senanglah dulu. Ini bukan saatnya untuk berperang denganmu."

Setelah mundur selangkah, Ararya kembali menatap Hastanta seolah memberikan kode rahasia yang hanya mereka yang mengerti. Mengangguk sekilas, Hastanta mundur selangkah. Pergerakan pelan itu luput dari pandangan Bryan. Pria itu masih terpaku seakan apa yang baru saja dilihatnya ini hanya tipuan belaka.

"Sekarang pergilah! Baik aku, Hastanta ataupun suara derap langkah yang tadi kau dengar tak akan mengepungmu saat ini. Jika suatu hari aku harus meringkusmu, akan kupastikan jika AKU sendiri yang akan turun tangan. Tapi jika kau masih bergeming juga, jangan salahkan aku jika kau akan diringkus saat ini juga."

Tak ingin mendebat, Mr.J segera pergi darisana. Sebelum benar-benar meninggalkan lokasi itu, Ararya kembali berujar, "Karena aku berbaik hati saat ini, aku harap kau tak akan diam saja. Aku ingin meringkusmu saat kau sedang bermain. Kau tau, aku suka sekali permainan kalian."

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang