Part 19 - Pengkhianat Yang Terungkap

565 37 0
                                    

Di lain tempat, Fairel sedang sibuk dengan laptopnya sembari menyeruput kopi. Ia terlalu fokus hingga tak menyadari jika Sakhi masuk ke kamarnya. Hampir saja Fairel menjatuhkan gelas kopinya ketika menyadari Sakhi sudah duduk di atas kasurnya.

"Bisakah kau menyapa lebih dulu sebelum masuk ke dalam kamarku?" Fairel melayangkan tatapan sebal pada Sakhi.

"Aku sudah mengetuk pintu kamarmu berulang kali tapi kau terlalu sibuk dengan barisan kode itu dan kopimu."

"Ada apa?"

"Kau masih punya hutang penjelasan padaku, Mas."

Fairel menghela napas kemudian memutar arah kursinya menatap ke arah kasur, "Setelah dipikir lagi, aku merasa dibodohi."

"Memang apa yang terjadi? Aku tak mengerti."

Tanpa diketahui oleh keduanya, percakapan itu didengar oleh seseorang yang sebenarnya tak sengaja melintas di depan kamar yang pintunya sedikit terbuka itu. Seseorang dengan lengan yang masih terdapat bekas oli kendaraan itu berdiri dekat pintu dan mendengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan keduanya. Entah apa yang terlintas dipikiran pria itu hingga memutuskan untuk menguping pembicaraan Fairel dan Sakhi.

"Bryan. Pria itu bukan Bryan yang asli."

"Kau yakin? Darimana kau tau?"

"Sebelum aku menemuimu dan pria itu tadi, aku sempat bertanya pada Mas Anta dan Mas Tanta tentang keberadaanmu. Lalu ketika aku menyebut nama Bryan, Mas Tanta memintaku untuk memperlihatkan wajah Bryan padanya. Dan dia langsung mengatakan jika itu bukan Bryan."

"Darimana Mas Tanta tahu tentang Bryan? Mereka baru kenalan tadi."

"Jauh sebelum kita mengenal sosok Bryan, Mas Tanta sudah jauh mengenal tentang Bryan."

"Tapi, jika benar begitu, seharusnya Mas Arya bereaksi sesuatu ketika mengetahui fakta itu."

"Mas Arya belum tahu tentang Bryan ini. Mereka hendak memperkenalkan Bryan pada Mas Arya tapi tak ada waktu. Dia terlalu sibuk dengan Mr.J sampai akhirnya semua kejadian pedih itu terjadi."

Tak ingin mendengar lebih jauh lagi, pria yang berdiri dekat pintu itu kemudian pergi menuju kamarnya. Ia harus membersihkan diri sebelum pertemuan finishing misi baru mereka dimulai.

...

Pertemuan pembahasan misi terasa agak panas kali ini. Semua karena belum adanya kesepakatan antara Dareen, Mahesa dan Hastanta. Rencana yang telah disusun Pak Aldi sebenarnya sudah cukup baik. Mereka memiliki peran sendiri. Tujuannya tetap 1. Mencari informasi sebanyak mungkin mengenai sang dalang utama dan anak buahnya.

"Peran itu terlalu berisiko jika kau ambil." Tegas Hastanta.

"Mas Tanta benar, mereka akan mudah mengenali wajahmu karena misi yang lalu." Terang Mahesa.

"Jika kalian masih berdebat mengenai peran itu. Biar aku saja yang melakukannya." Ketiga orang yang sedang berdebat itu seketika menatap ke arah Athar.

"Kau yakin?" tanya Tanta.

"Yakin. Itu mudah."

"Lalu siapa yang akan mengendarai motor modifikasimu sebagai penggantinya?"

"Aku." Kini suara Anta yang terdengar.

"Baik. Ada lagi yang keberatan?" Ruangan itu sunyi. "Jika tak ada yang menjawab, saya simpulkan semua setuju. Kita akan mulai misi ini besok jam 2 siang. Kalian bisa bubar." Pak Aldi meninggalkan ruangan itu dan disusul yang lain.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang