Part 22 - Tak Disangka

471 29 2
                                    

"Hanya ada aku sekarang. Aku tak akan berbasa basi lagi. Aku memberikanmu sebuah penawaran."

"..."

"Entah kau mau atau tidak, kau harus menerima penawaran ini."

"..."

Ararya terkekeh pelan dan kemudian bersandar santai pada kursi kayu yang didudukinya, "Kau tak percaya padaku?"

"..."

"Apa yang telah pria itu lakukan untuk membungkam mulutmu? Kau begitu setia padanya. Kau terlalu membuang percuma kepintaran dan kecerdikan yang kau miliki."

"Sebenarnya apa yang kau mau?"

"Ku kira kau akan membisu sampai mulutku berbusa. Tak ada hal yang spesifik. Aku hanya memberikanmu penawaran."

"Atas dasar apa aku harus mempercayai kalian. Terlebih kau!"

"Jika kau tak percaya mereka, aku paham. Tapi setidaknya kau harus mempercayaiku untuk kali ini. Kupastikan kau tak akan dirugikan disini."

...

"Hanya ada kita berdua disini. Luapkan semua yang sudah kau pendam selama ini. Aku tak akan melawan."

Pria yang ia ajak bicara hanya memandang tajam tanpa berniat untuk mengeluarkan sepatah kata. Entahlah. Rasanya ia ingin meluapkan kekesalannya pada pria di hadapannya tapi rasanya tak bisa. Ia hanya ingin memeluk pria itu tapi egonya melarang untuk melakukan itu. Maka dari itu iya hanya bisa menatap dalam diam.

"Kau tak senang aku disini?"

"Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan?"

"Kau masih belum bisa membacca situasi ternyata."

"Aku bukan dirimu."

Pria itu hanya terkekeh, "Selama kutinggal ternyata kau masih keras kepala juga."

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan dengan kembali tanpa memberiku kabar sedikitpun? Bahkan kau malah memberiku kesan bahwa kau masih sekarat karena peluru itu."

"Nyatanya memang peluru itu membuatku sekarat untuk beberapa waktu. Syukurlah kau tak terluka di banyak tempat. Untuk masalah kenapa aku kembali, intinya ini saat yang tepat untuk menjebak Mr.J kembali meringkuk di dalam jeruju besi. Hanya itu. Maaf karena aku tak bisa menceritakan secara detail padamu. Bukan aku tak ingin. Hanya tak mampu."

"Ar, kita harus pergi sekarang." Ucap Hastanta memecah keheningan diantara keduanya.

"Thar, kita bisa lanjutkan ini nanti. Satu hal yang pasti. Sekarang tak ada lagi yang harus kau khawatirkan karena aku sudah ada disini bersama kalian."

Athar hanya bisa menatap punggung kakaknya yang perlahan berjalan menjauh darinya. Sebenarnya ia merasa tak perlu marah terhadap kakaknya. Harusnya ia malah bersyukur beban terbesarnya sudah terangkat karena kakaknya sudah ada disini bersama mereka. Hanya saja masih ada rasa mengganjal dalam dirinya yang ia harus segera ketahui. Menurutnya masih ada rahasia besar dibalik kembalinya Ararya diluar dugaan mereka.

...

Dalam sebuah apartemen mewah, seorang pria menyesap pelan wine sembari menatap jalanan dengan langit malam yang hari ini bersih tanpa bintang. Pikirannya berkelana mencari solusi untuk permasalahan yang datang secara mendadak ini. Gelas wine yang ada dalam genggamannya ia goyangkan secara perlahan kemudian kembali menyesapanya. Perputaran dalam wine itu yang semula pelan, perlahan mulai kencang. Tak lama terdengar suara gelas itu hancur berkeping-keping. Pria itu melampiaskan kekesalan dalam hatinya dengan membanting gelas wine itu.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang