Part 20 - Kembali

611 35 13
                                    

"Ya, halo?"

"Kena kau!"

Setelahnya terlihat ekspresi bingung Rei yang menatap ponselnya. Dengan senyum penuh kepuasan, Tanta meraih ponselnya.

"Halo. Kau benar. Dia bodoh bisa terjebak semudah itu."

"..."

"Bagaimana dengannya?"

"..."

"Baiklah. Kau bisa percayakan keadaan disini padaku. Jordan dan aku akan membantu mereka."

"Hei, kau. Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku." Tanta berkata sembari menyerahkan kembali ponsel Sakhi yang masih dipegangnya.

"Apa yang bisa kubantu?"

"Cari informasi apa Mr.J akan muncul hari ini. Aku akan menemui Mahesa untuk mengorek informasi dari asisten Rei."

Keduanya berpencar. Tapi ada yang aneh dengan kemana arah Hastanta pergi. Jika mencari Mahesa, seharusnya pria itu berjalan menuju bar karena Mahesa sedang menyamar menjadi bartender disana. Hastanta malah berjalan menuju pintu belakang entah untuk apa. Tak ada yang menyadari hal itu, kecuali Athar yang menjadi tak fokus dengan orang-orang di sekelilingnya yang mengajaknya bicara. Sedari tadi dia hanya menatap ke arah pintu masuk, seakan menunggu sesuatu.

...

Jangan percaya sepenuhnya kepada siapapun. Itulah yang kini dipegang teguh oleh Athar selama terlibat dalam misi secret agent guna 'menggantikan'—sementara— kakaknya yang tak semua tahu bagaimana keadaannya saat ini. Tak seorangpun yang kini berada di sekelilingnya yang tahu betul apa sebenarnya beban pikiran pria itu. Hal itu karena tak seorangpun yang Athar percaya untuk menceritakan masalahnya.

"Info terbaru, Mr.J akan kemari untuk menemui client pentingnya tepat tengah hari nanti."

Suara Mahesa yang terdengar dari headset membuat Athar kembali sigap dan sesekali memeriksa jam tangannya. Masih ada satu jam dari perkiraan waktu. Dengan berusaha memasang wajah ramahnya, Athar mohon undur diri dengan dalih menemui client-nya yang kebetulan juga ada di tempat itu. Kemudian ia berjalan masuk ke dalam keramaian lalu lalang orang-orang di sana. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk mengendap berjalan menuju lorong rahasia yang dicurigai merupakan akses menuju ruangan Mr.J di gedung ini.

Orang-orang yang ada di gedung ini tampak saling tak memperdulikan satu sama lainnya. Hal itu memudahkannya untuk berjalan kemanapun asal tak mencolok para bodyguard yang berjaga di beberapa penjuru ruangan. Dengan tetap waspada, ia berjalan menuju sudut lorong. Ada sebuah CCTV disana. Mengeluarkan permen karet yang sejak tadi dikunyah, Athar menempelkannya ke lensa kamera CCTV itu.

Clear. Masalah CCTV teratasi. Athar pergi dari sana.

Pandangan Athar menyapu sekeliling. Semua rekannya ada di tempat sesuai peran mereka, tapi ada yang tak berada pada posisinya. Hastanta, Pak Aldi dan juga Anta. Memang Pak Aldi dan Anta berjaga di luar tapi ketika ia curi pandang keadaan di luar, mobil putih yang dikendarai Pak Aldi serta motor modifikasi yang dikendarai Anta tak ada di luar. Ada yang ganjil disini.

...

Langkah kaki itu terdengar perlahan. Matanya tetap waspada akan keadaan sekitar. Sepi memang, tapi siapa yang akan tahu bahwa ada bahaya mengancam dibalik itu semua. Ketika dirasa sudah aman, larilah ia menuju sebuah mobil sedan hitam yang terparkir dalam sebuah gang sepi. Semua sesuai dengan rencana yang ia susun. Tak ada yang mengikutinya. Tak seorangpun sadar jika ia pergi dari sana.

Dengan kecepatan tinggi, sedan itu melaju membelah jalanan Belgravia menuju ke arah bandara internasional Heathrow. Melihat dari gerak geriknya, belum diketahui secara pasti apa maksud dan tujuannya pergi menuju bandara secara diam-diam. Sesekali pria itu melirik ke arah spion mobil guna memastikan apakah ada yang mengikutinya atau tidak. Jika rencananya kali ini gagal, maka semua kelanjutannya akan hancur berantakan. Sia-sia sudah apa yang sudah ia lakukan selama ini.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang