Semuanya sudah selesai makan dan pak Sunghyuk kembali memanggil untuk membahas kegiatan apa yang akan mereka lakukan pada hari ini.
"Jadi tadi bapak sudah menyewa beberapa barang seperti yang sudah kalian lihat saat ini, jadi kalian boleh ambil apa aja dan gunakan dengan baik. Ingat jangan sampai rusak, dan kalau kalian ingin jalan-jalan jangan terlalu jauh." Jelas pak Sunghyuk, di sebelahnya sudah ada sepeda gunung, alat-alat untuk memancing, bahkan motor ATV dan yang lainnya.
"Wih, niat banget pak Sunghyuk sampe-sampe nyewain ini semua buat kita." Kagum Gyuna.
"Bukan niat, tapi pak Sunghyuk lagi baik hari ini." Ucap Haeun.
"Naik motor itu yuk." Ajak Yena sambil menunjuk motor ATV.
"Emang bisa?" Tanya Haeun.
"Emm, gak tau juga sih." Balas Yena ragu. "Tapi gue pengen naik." Ucap Yena lagi sambil loncat-loncat gak jelas.
"Ayo, main sama gue." Hyunjin tiba-tiba datang dan menarik tangan Yena lalu membawanya ke pak Sunghyuk untuk menanyakan sesuatu.
"Enak banget yah kalo jadi Yena, apa-apa bisa minta sama Hyunjin. Na, gue juga pengen main sepeda itu." Kini gantian Haeun yang merengek ke Gyuna.
"Yee, kok minta sama gue, minta sama Felix sono." Usir Gyuna.
"Kenapa gue?" Tanya Felix yang datang bersama Jisung dan Sanha.
"Ini nih, Haeun mau naik sepeda itu, tapi gak ada temen, dan gue gak bisa naik sepeda."
"Ayo main sama gue." Ajak Jisung lalu menarik tangan Haeun dan mengajaknya pergi mendekati sepeda yang tersedia disana.
Haeun memilih sepeda warna biru, dan Jisung mengambil sepeda warna hijau.
Jisung mengambil helm dan memakainkan ke kepalanya. Ia mengalihkan kepalanya ke arah Haeun yang sedang mecoba mengayuh sepeda. Sepertinya ia sudah lama tidak bersepada
"Pake helm, kalo lo jatuh terus kepala lo bocor, bikin susah tau." Jisung memakaikan helm ke kepala Haeun dan mengaitkan kaitannya.
Haeun tersenyum. "Hehe, lupa."
"Udah siap?" Tanya Jisung dan Haeun mengangguk.
"Lo duluan, biar gue nyusul di belakang." Jisung langsung mengayuh sepedanya saat mendengar ucapan Haeun. Haeun menyusul di belakang Jisung.
Haeun menyusul ke samping Jisung. "Lo hapal jalan pulang kan?" Tanya Haeun saat mereka telah 15 menit bersepeda.
Jisung mengerem mendadak membuat Haeun juga berhenti lalu menatap Jisung khawatir. Ia sudah punya firasat kalau mereka akan tersesat di hutan ini.
Haeun masih menatap Jisung yang memasang muka panik, melihat ekspresi wajah Jisung, Haeun juga ikut-ikutan panik sendiri.
"Kenapa, lo gak inget?" Tanya Haeun panik.
"Inget kok tenang aja." Dan jawaban itu membuat Haeun ingin sekali melempar Jisung ke pohon-pohon yang tinggi yang ada di sekeliling mereka sekarang.
"Terus kenapa lo pasang muka panik kayak gitu." Ingin sekali Haeun memukul muka Jisung saat melihat Jisung tersenyum santai.
"Gue pengen ngeliat muka panik lo, ternyata lucu." Jisung kembali mengayuh sepedanya dan meninggalkan Haeun yang masih terdiam dan meresapi perkataan Jisung tadi.
"Eun, lo mau kesasar disini." Teriak Jisung membuat Haeun tersadar dari lamunannya, ia segera menyusul Jisung yang sudah jauh di depannya.
"Lo ngapain sih ngelamun di tengah hutan begini, kalo lo kesambet kan gue yang repot. Dari pada repot mending gue tinggalin aja lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Losers [Han Jisung]✔
ספרות חובבים"Woy, lu mau ngerokok yah?" "Eh, enggak kak. Tadi gue nemu ini disini." "Heh, alasan lo udah biasa, gak punya alasan lain yah, dek? Eh, ada guru BK tuh, gue laporin deh." "Eh, kak, lo gak bisa nuduh gue seenak lo yah, lo gak punya bukti." "Itu bukti...