benih benih cinta

551 24 1
                                    

ziana selalu terfikir akan kata kata fawa. beberapa hari ini ia sering melamun karna terfikir itu. ia pun tak memperdulikan ujian nya lagi.

maysaroh sangat sedih melihat sahabatnya itu yang terlihat sedih dan sangat pucat,seperti ada beban berat yang ia sedang pikul sekarang.

suasana yang ramai, taman sekolah yang cukup tenang untuk melepaskan penat.
ziana duduk termenung di temani oleh maysaroh.

"kamu kenapa lagi sih zi... jangan kaya gini dong,aku sedih ngelihatnya"

ziana hanya menggelengkan kepalanya memilih untuk diam. dan terlihat ia menitihkan airmata.

"loh jangan menangis seperti itu.. kamu kenapa, cerita sama aku"

"ternyata aku masih belum bisa apa apa may, kata kata fawa menyadar kan aku, "

"kata kata yang bagaimana"

ziana mengusap airmatanya dan mulai bercerita kepada maysaroh

"menghafalkan alquran itu bukan hanya mengandalkan lancar membaca, tapi harus bisa menguasai tajwid yang sampai sekarang aku masih tak tau cara memahaminya"

"aduh.... sudah.. kalau begitu kita belajar bareng aja ke bu astuti, biar nanti kamu bisa membuktikan bahwa kamu bisa"

"emang bisa"

"bisa lah,guru mana yang nggak mau ngeluangin eaktunya untuk menjadikan murid nya itu pintar"

"kalau begitu ayo cepat kita ketemu bu astuti"

"ayo"

mereka pun semangat untuk belajar kembali. fawa terlihat senang karna melihat ziana yang kembali semangat lagi. ia mengintip di balik pohon dekat ziana duduk tadi. dan tingkahnya itu berhasil membuat pak dahlan curiga.

"eh kamu ngapain di situ, ngintip santri putri ya"

"eh enggak kok pak,mana ada"

"ah alasan kamu"
pak dahlan pun mengintip di balik pohon itu dan tak ada apa apa.

"dasar anak ban"

"belum selesai memarahi fawa ia tak melihat lagi keberadaan fawa di sampingnya.

"loh loh, mana anak itu, dasar anak bandel"

💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟💟

ziana dan maysaroh dengan semangat mempelajari tajwid dan arti makna satu persatu dari surat al quran yang mreka baca. bu astuti juga sangat gembira melihat semangat muridnya.

"baik,ibu senang melihat semangat kalian, besok lagi ya ibu ada urusan lain"

"baik bu,terimakasih atas bimbinganya"

ucap ziana senang

"iya besok jam sepuluh"

"siap bu"

"ya sudah sampai besok ya nak assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

ziana pun bahagia karna berhasil menguasai setengah pelajaran tajwid yang di ajarkan bu astuti.

"alhamdulillah may akhirna "

"kamu pinter banget,cepet banget faham zi,"

"hehe orang mudah hehe nggak nggak, konsen dong makanya"

"haha kamu ih"

"eh kamu ziana ya"

"iya, kenapa"

tiba tib ada seseorang perempuan anak kelas 11 yang menghampiri ziana,  dan memberikan sebuah permen lolipop dengan bersertakan surat.
"ini ada titipan"

"dari siapa"

wanita itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya dan menyerahkan permen itu kepada ziana dan membaca surat itu yang berisi.

"congratulation atas penyampaian mu, aku ikut seneng kamu bisa secepat itu menguasai tajwidnya,  terus semangat, jangan lupa di makan ya permennya"

"dari kak wahyu ya zi"

ziana berfikir sejenak, tidak mungkin ini dari kak wahyu, dan fikirannya tertuju pada kodok tengil itu. tapi mana mungkin juga. ia sangat membenci ziana. ataukah ada yang sengaja memperhatikanya.

"bukan"

"lalu"

"kayaknya aku tau deh ini siapa,tapi nggak mungkin juga, dia kan benci banget sama aku, ah..."

"cie.. pengagum rahasia"

"apaan sih, ini makan permen nya,aku nggak suka"

ucap ziana sembari menyerahkan permen itu ke maysaroh dan berlalu pergi.

"wah maksih..."

😦😦😦😦😦😦😦😦😦😦😦

"yah, kok di kasih ke maysaroh sih permenya"

intip fawa dari sudut ruangan.
ternyata itu kelakuan fawa yang diam diam menyemangati ziana dari belakang,karna ia tau kamlau ia tunjukan itu pasti ziana tak mau menerimanya. dan tak dapat di pungkiri, rasa benci pada dirinya kepada ziana kini berubah menjadi cina.

memang nya benci dan cinta itu sebelas duabelas.

"apanya yang di kasih"

ucapan itu mengaget kan fawa, ternyata pak dahlan yang berhasil memergok kinya kembali tengah mengintip.

"eh nggak kok pak, lihat itu kucing lagi kawin"

"mana"

pak dahlan mencoba mengintipnya dan lagi lagi ia tak melihat fawa ada di sampingnya.

"nggk ada gitu. loh mana anak itu, dasar fawa. kenapa ya anak itu akhir akhir ini suka mengintip hi..."

pak dahlan pun berjalan ngeri sembari merangkul tubuhnya. apa mungkin takut di intip fawa hahaha.

assalamualaikum jodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang