Prologue

4K 80 2
                                    

"Annaaaaaaaaa, percaya tidak?"

"Percaya apa?"

"Percaya tidak dengan sederet kalimat bodoh 'tidak ada persahabatan yang murni diantara lelaki dan perempuan', hm? "

Keningku mengkerut. "Maksudmu?"

"Kau masih saja bodoh ya," eluhnya.

"Aku sudah lebih pintar, bodoh!" pekikku.

Bastian memutar kedua bola matanya. "Kalau bodoh, ya tetap saja bodoh."

"Daripada kau," aku meliriknya tajam.

Bastian tersenyum miring, "aku kenapa?"

"Kau player bodoh dengan sejuta gombalan yang sangat amat menjijikan, dan entah mantra apa yang kau berikan sampai-sampai gadis-gadis yang sama menjijikannya dengan gombalanmu itu terpesona. Ew."

"Jangan munafik, An. Kau juga terpesona. Aku tahu itu," Bastian terkikik.

"Dalam mimpimu!"

"Tapi mimpiku menjadi nyata."

"Terserah." Aku memutar bola mata. "Cepat jelaskan, maksudmu apa?" tanyaku.

"Maksudnya, di dalam friendzone, kalau tidak jatuh cinta sendirian, ya saling jatuh cinta dalam diam."

Aku menaikkan alisku. "Ehm...apa?"

"Sialan," umpat Bastian sambil meremas rambut keritingnya. "Aku benar-benar menyesal telah bertanya pada gadis cantik tapi bodoh sepertimu."

"Hei, apa barusan kau baru saja memujiku cantik?"

"Tidak."

"Kau berbohong."

"Aku serius. Telingamu pasti bermasalah."

"Aku tidak ada gangguan di dalam telingaku, bodoh."

"Berarti ada gangguan di kejiwaanmu."

"Sialan."

Bastian tertawa. "Aku memang selalu menang."

"Cepat jelaskan! Jangan pakai bahasa yang membuatku pusing!" perintahku.

"Dasar otak dangkal."

"Aku tidak perduli. Jelaskan sekarang, player."

"Jangan sebut aku player."

"Jangan sebut aku bodoh."

"Tapi kau memang bodoh, Ans."

"Dan kau juga memang player, Bas."

Bastian mendengus. "Err, baiklah."

"Jadi, di sebuah persahabatan antara lelaki dan perempuan, pasti ada di antara mereka yang jatuh cinta dengan sahabatnya. Entah itu lelakinya, atau perempuannya." Jelas Bastian. Aku terdiam mencerna deretan kalimat panjang yang baru saja masuk ke dalam otakku.

"Kembali ke pertanyaan, kau percaya, Ans?" tanya Bastian.

"Mungkin... ya. Aku percaya."

"Kau percaya?" tanya Bastian tidak percaya. "Kau percaya dengan itu?"

"Iya, memang kenapa?"

"Itu konyol, Ans. Aku saja tidak percaya. Masa sih, kau percaya? Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, kedengarannya bodoh."

Dan nyatanya, aku jatuh cinta dengannya. Dan dia tidak menyadarinya, sama sekali. Jadi, siapa yang bodoh sebenarnya?

xx-xx-xx

Hi guys!

Ini masih coming soon loh ya, belum tau mau dilanjut kapan. Rencananya, kalo kalian suka sama short story aku ini, aku bakal ngehapus cinta masa kecil. Karna.. entahlah. Aku kurang srek sama cerita itu. Jadi ... semoga suka! ^^

06 July 2014

-D-

NEAR • bbs (SU)Where stories live. Discover now