05. With Him

914 62 1
                                    

Anna berjalan memasuki kamar Bastian. Hari ini, sesuai janjinya, ia membolos demi teman keritingnya itu. Karena orang tuanya sedang keluar kota, Anna bisa dengan leluasa bolos tanpa perlu ketahuan. Dan orang tua Bastian pun sudah pergi sejak tadi pagi, membuat Anna dengan mudah bisa masuk ke rumah Bastian.

"Bastian ..."

Suara Anna tercekat, ia disuguhi pemandangan yang sangat amat tidak mengenakkan.

Kamar Bastian sudah seperti kapal pecah. Baju kotor dimana-mana, sampah bekas makanan dan minuman ringan berserakan, nakas yang sudah tidak ada bentuknya, dan macam hal aneh lainnya.

"APA-APAAN INI?!"

Anna menjerit saat ada benda yang menyangkut di kepalanya. Bastian nyengir, lalu mengambil baju kotornya dari kepala Anna sebelum gadis itu mengamuk.

"BASTIAN! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

"Calm down, babe. Aku hanya ... ehm," Bastian menggaruk tengkuknya dengan seutas senyum tak bersalah. "Bersenang-senang."

Anna mendengus. "Terserah. Bereskan dulu kamar ini, aku ke bawah dulu. Aku beri waktu tiga puluh menit, kalau sampai aku datang kesini pekerjaanmu belum beres, aku tidak jadi menemanimu, kau tak boleh sarapan, dan akan ku penggal kepalamu. Mayatmu akan ku buang ke sungai, dan aku akan meninggalkan surat kematian untuk orang tuamu."

Bastian menatap Anna horror. "Kau sungguh mengerikan."

"BERESKAN!"

"Oke-oke, sekarang kau boleh pergi."

Anna menarik nafas panjang, sebelum berbalik, Anna memberikan tatapan tajam kearah Bastian. Lalu dengan mantap ia melangkah menuruni tangga.

xx-xx-xx

Anna merapihkan rok lipitnya. Ia menatap cermin; rok lipit hitam, kaus putih polos, sweater hitam, dan flat shoes bercorak hitam-putih. 

"Sudah rapih." ucapnya bangga.

"Anna! Aku sudah membereskan kamarku, bolehkah aku turun sekarang dan kau memberikanku sarapan?" teriak Bastian dari atas.

"Ya!"

Bastian menuruni tangga dengan lunglai. Anna menatap Bastian dari atas sampai bawah, "Hei, kau sudah mandi?"

"Sudah lah, bodoh. Gila saja aku membereskan kamar sialan itu dan aku tidak mandi. Yang ada, ketampananku berkurang lima puluh persen."

"Halah, kau memang tidak tampan, apa yang akan berkurang kadar ketampananmu? Kau tidak memiliki kadar ketampanan sama sekali." cibir Anna.

Bohong besar. Dosalah kau, Anna.

"Terkutuklah kau sebagai temanku, Anna."

"Cepat sarapan, hari sudah mulai siang. Aku tidak ingin kepanasan nanti,"

"Ya ya terserah."

xx-xx-xx

"Kita mau kemana sih?" tanya Anna saat ia dan Bastian sudah berada di dalam range rover milik Bastian.

Bastian mengendikkan bahunya cuek. "Tidak tahu."

"Kau bodoh."

"Aku tampan."

"Ter-se-rah. Lama-lama aku bosan berteman dengan lelaki sinting sepertimu,"

"Yasudah, kalau kau bosan berteman denganku. Pacaran saja yuk?"

Anna tergelak mendengar kalimat polos dari bibir Bastian. Itu yang kuinginkan sejak dulu, bodoh. Tapi kau tak pernah peka, sama sekali.

"Berhenti bertindak bodoh, Bastian. Kau sudah punya Lily, dasar keriting gila. Rakus,"

Bastian terkekeh. "Terserah lah kau mau mengumpati aku dengan sebutan apapun. Tapi sumpah, aku tidak tahu kita akan kemana."

"Kau memang gila. Seharusnya aku tidak kenal atau bahkan berteman denganmu,"

"Annalyne freaking Feirth, kau sudah mengatakan hal itu beribu-ribu kali, kau tidak bosan?"

"Sebenarnya iya. Ah Bastian! Apa yang kita bicarakan?! Kau membuang-buang waktu! Kita akan kemana?!" tanya Anna gemas melihat tingkah Bastian.

"Hmm, turun."

"Apa?"

"Turun, bodoh."

"Aku tahu, bodoh. Maksudku, untuk apa kita turun?"

"Cepat turun."

"Oke-oke." Anna keluar dari mobil Bastian. Lalu berjalan kedepan mobil menemui Bastian. "Sekarang apa?"

Bastian menarik tangan Anna. "Ikut aku."

xx-xx-xx

"Bastian, kau sudah gila?"

"Aku memang terlahir untuk gila," Bastian berjalan menuju salah satu selang. Lalu melemparnya ke arah Anna. "Ambil itu."

Anna menatap selang itu, lalu menatap Bastian. "Untuk apa?"

"Cepat ambil. Ini akan sedikit gila, tapi aku berani jamin ini akan seru."

"Ada ap--BASTIAN!" Anna menutupi mukanya dengan kedua tangannya saat Bastian menyemprotnya dengan selang.

Bastian tertawa kencang melihat Anna. "Hahah--haha, lihatlah ekspresimu Ans. Kau sangat konyol,"

Anna menatap sengit Bastian. Ia mengambil selang, lalu menyeringai. "PERANG DIMULAI!"

xx-xx-xx

Bastian merebahkan diri di atas rerumputan basah di belakang rumahnya. Tangannya dijadikan bantalan untuk kepalanya. "Ans, kau lelah?"

Anna menoleh, lalu mengangguk. "Sangat. Ku akui, itu ide yang sangat amat gila. Tapi itu sangat menyenangkan,"

"Senang melihatmu senang."

"Aku juga."

Bastian maupun Anna terdiam. Dua-duanya menikmati keheningan diantara mereka. Tidak ada suasana canggung yang dirasakan keduanya. Mereka hanya merasa nyaman.

Dan Bastian, bisa merasakan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

Kupu-kupu itu terbangun lagi, setelah sekian lama tak pernah berterbangan lagi di perutnya.

Perasan itu ... muncul lagi.

xx-xx-xx

double update yeeeaaayy!

fyuh, aku capek ngetik.

hargain yaa pliss, aku bela-belain nyempetin buat ngetik, padahal besok padet jadwalnya.

vomment(s), baeee<e

11 August 2014. - 19. 20 -

NEAR • bbs (SU)Where stories live. Discover now