04. Rindu

849 50 3
                                    

Bastian : Annaaaaaaaaaaaa, kenapa kau pulang duluan? Aku sangaaat amaat merindukanmu tahuuuuu :(

Anna tersenyum kecut melihat pesan singkat yang dikirim Bastian. Omong kosong, merindukan? Ha-ha. Itu yang namanya rindu? Lucu. Dia bahkan tidak menganggap aku ada, sama-sekali. Dia hanya sibuk dengan kekasihnya, sedangkan aku diacuhkan begitu saja. Dan itu dia sebut dengan me-rin-du-kan? Lucu sekali, Bastian.

Anna  Hai, Bas. Maaf. Aku dipanggil Ibu, jadi maaf aku pulang duluan. Lagipula, kasian Iqbaal kalau harus menungguku berlama-lama di rumahmu, maaf ya.

Anna menghembuskan nafas secara perlahan. Maafkan aku, Bu.

Bastian : Iqbaal? Tumben sekali kau perduli dengan si cungkring itu.

AnnaTolong berkaca, Tuan Keriting. Kau juga cungkring. 

Bastian  Ah ya, terserah. Besok, aku masih sakit. Berkorbanlah untukku, bolos untuk hari esok saja. Temani aku dari pagi sampai sore hari, ya ya? 

Anna : Kau masih sakit, atau hanya berpura-pura masih sakit? 

            Hmm, tebusannya aku dapat ice cream, bagaimana?

Bastian : Teman durhaka. Tapi okelah, aku akan mentratirmu ice cream, tapi besok kau harus bolos.

Anna : Aye-aye captain!

Anna tersenyum lebar, bolos? A day with Bastian? Ku jamin itu akan sangat menyenangkan. TAK SABAR UNTUK ESOKKK! Oke, sebut aku berlebihan. Tapi sumpah, aku tidak perduli.

***

11 August 2014. - 18.04 -

NEAR • bbs (SU)Where stories live. Discover now