One Half

87.6K 9.2K 516
                                    

"Kamu tahu, apa buah dari kesabaran?
Kamu."
**
Acc dok?
Part 21
**

"Kamu kenapa?"

Suara Mas Erlangga, memutus pandanganku dengan wanita itu. Kenapa? Mulai sekarang aku harus mulai terbiasa memanggilnya begitu kan?

"Nggak papa." sahutku singkat, sambil melanjutkan acara makanku dengan Mas Erlangga.

Aku kembali menghentikan aksi makanku untuk menahan diri agar tidak teriak, lagu Infinite-The Eye terdengar disetiap sudut pusat perbelanjaan ini.

"Kenapa lagi? Ayamnya kurang? Mau nambah punya Mas? Mas kepedasan."

Aku menggeleng, tanpa bisa menahan senyumku. "Lagu bias aku diputar tahu Mas! Ini dengerin coba! Yang diputer di Mall ini!"

Erlangga menggeleng pelan, mungkin dia nggak habis pikir dengan sikap fangirl-ku yang tidak pernah surut. Tetapi, tangannya kembali hinggap di puncak kepala, kembali mengacaknya. "Meski Mas merasa tersaingi dengan kehadiran para idolamu, tetapi, Mas suka kamu yang begini, lebih hidup. Dan kita berdua nggak terlihat canggung."

Aku hanya tersenyum kearahnya, sambil sesekali mengikuti alunan lagu yang diputar, kalau playlist di Solo Square ini adalah para idolaku, aku jamin aku betah dan jadi pengunjung setia. Image yang aku bangun selalu runtuh jika dihadapkan dengan para Oppa.

Mungkin tinggal tiga atau empat suap lagi, makananku habis, tetapi melihat milik Erlangga yang masih separuh, aku jadi mengalihkan pandang pada wajah pria itu. Wajahnya sangat merah, bahkan butir keringat terlihat di sepanjang pelipis dan dahinya.

"Mas beneran kepedasan? Kenapa tadi pilih yang level empat?" kataku sambil mengangsurkan selembar tissue ke arahnya.

"Mas nggak nyangka, pedes banget. Usapin dong, latihan sebelum jadi pacar." katanya dengan serigai jahil.

"Kalau pedas ya minum, jangan lihat wajah aku. Punya tangan ya usap sendiri. Jadi aku masih single nih? Boleh cari cowok ganteng kayak Oppa Myungsoo?" Memang dia aja yang bisa lempar gimmick? Aku juga bisa!

"Mana bisa gitu! Jangan coba-coba ya, kamu kan bukanya hati cuma buat Mas." Nah kan, baru diancam begitu, udah gaspol aja.

"Nanti, kalau kamu sudah punya perasaan yang sama dengan Mas, berarti kamu resmi jadi kekasih dari Erlangga Abiandra." katanya, sambil menandaskan es teh miliknya.

Idih! Aku kok jadi geli ya dengernya?

Tangan Erlangga menggenggam tanganku yang masih memegang tissue yang tadi ingin kuberikan padanya. "Sini, Mas ajarin."

Setelahnya, dia mengarahkan tanganku mengusap pelan butir keringat di wajahnya. Tetapi, lagi-lagi tatapannya masih memenjara netraku. Dan jantungku? Jangan tanya! Detaknya sangat cepat, seperti lihat visual Myungsoo Oppa pertama kali saat comeback!

"Kalau latihan jadi isteri, nanti beda lagi." katanya lagi, dengan senyum misterius.

Refleks, aku memukul bahunya. "Mas! Malu tahu! Ini Solo lho! Dikira cabe sama terong mau?"

Dia malah tertawa. Sepertinya wajah merah karena pedas tidak lama bertahan di wajah yang katanya tampan itu. "Kenapa? Mas nggak cium kamu kok!"

Idih! Boleh nggak aku karungin wajah nyebelin Mas Erlangga? "Coba aja kalau berani. Jangan harap bisa lihat aku lagi."

Kali ini, laki-laki itu tersenyum. Kedua tangannya kembali menggenggam tanganku. "Ngancemnya bisa banget bikin Mas takut! Satu hal yang kamu harus tahu, laki-laki yang benar-benar mencintai wanitanya, akan menjaga, bukan merusak. Kamu pasti tahu, laki-laki dan hormon sialannya. Iblis selalu ada dimanapun, bahkan disamping kita saat ini. Tetapi, dengan kasih, Mas akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kamu. Baik dari orang lain, maupun diri Mas sendiri."

Acc Dok? (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang