8 :: Pendekatan

35 3 0
                                    

"Kalo emang suka ya bilang. Di embat orang baru tau rasa lo!"---Alvan Pradista.

"Jatuh cinta? Merasakan sakit dan senang dalam waktu bersamaan gitu? Ogah!!"---Elvira Margareta.

"Gue pengennya jatuh ke hati lo. Karena cinta gue cuma sama lo."---Nathan Radeva.

"Gue gak akan jadi orang munafik yang pura-pura gak tau sama perasaan sendiri."---Bastian Juanova.

***

Bastian masih menatap gadis di hadapannya. Meminta penjelasan.

Sedangkan yang ditatap sudah berusaha mengelak. Berkali-kali malahan. Tapi tetap saja laki-laki yang bernama Bastian itu tetap tak percaya.

"Gue tau lo bohongin gue. Jujur sama gue."tuntut Bastian.

Rara berdecak kesal."Apaan sih? Dari tadi lo maksa mulu deh perasaan! Emang lo siapa pake ngatur-ngatur gue,ha?!"

"Gue? Orang yang akan jadi masa depan lo."

Rara melebarkan matanya. Menajamkan pendengarannya.

"What?! Lo gak ngimpi kan?! Gak usah ngomong yang aneh aneh. Gue lagi badmood. Jangan buat gue makin bete karena tingkah lo yang bener bener aneh buat gue."jelas Rara seraya bangkit.

SRETT

BRUKKK

"Awhh.."

Rara meringis karena lututnya terbentur lantai rooftop yang keras. Tapi tidak dengan tubuhnya. Bahkan ia belum menyadari bahwa sekarang ia terjatuh di atas tubuh Bastian.

"Eh,sakit? Mana yang sakit? Ada yang berdarah?"

Bastian memeriksa lutut Rara yang sedikit lecet karena ulahnya. Mengusapnya perlahan.

"Masih sakit?"cemas Bastian.

Rara meringis saat merasakan kulit lututnya yang tersentuh tangan besar Bastian.

"Ke UKS ya,biar gue kasih obat--"

"Eh,gak usah,gak usah! Udah gak sakit! Gak ada acara ngobatin segala!"sambar Rara cepat.

Ia menelan ludahnya saat menyadari keadaan sekarang. Jaraknya dengan Bastian sangat dekat. Ia bisa melihat dengan jelas garis wajah laki-laki dihadapannya.

Bastian pun sama. Ia bisa merasakan hembusan nafas gadis dihadapannya. Yang dengan lembut menerpa wajahnya.

"G-gue Elvira."ujar Rara tiba-tiba.

Membuat Bastian tersadar. Lalu menegakkan tubuhnya. Membantu Rara agar juga bisa berdiri tegak seperti dirinya.

"Jadi nama lo Elvira?"sahut Bastian.

Rara mengangguk sekilas.

"Panggil gue Rara."

Bastian menaikkan satu alisnya."Lo nyuruh gue?"

Gadis itu mendongak. Saat matanya jatuh pada manik mata Bastian yang kecoklatan itu,entah mengapa malah membuatnya seperti salah tingkah.

The Diary of ElviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang