10 :: Sisi Lain

38 2 0
                                    

"Jangan sok tau dan sok peduli sama hidup gue. Karena gue gak suka orang lain ikut campur urusan gue."---Elvira Margareta.

***

Gadis itu masih sama seperti tadi. Wajah dinginnya mengintimidasi seorang laki-laki dihadapannya.

Mata tajamnya masih sama. Terus menatap laki-laki dihadapannya dengan sangat tajam dan menusuk.

BUGHHH

"LO BUDEG YA?!! GAGU?!! JAWAB GUE!!"bentak gadis itu dengan amarah meluap.

Sedangkan si laki-laki hanya bisa meringis merasakan hantaman kuat di rahangnya.

"Ra,kasian dia kalo lo tuntut mulu. Entar tu bocah malah tertekan."ujar seorang laki-laki yang kini mengeluarkan asap rokok dari hidungnya.

Gadis itu adalah Elvira. Elvira Margareta. Si gadis penguasa yang di kenal dengan sifat  mudah emosional dan keegoisannya.

Laki-laki itu adalah Riski. Laki-laki yang baru 2 minggu bergabung dengannya.

"Diem lo!"sinis Rara. Membuat temannya itu langsung kicep.

Pandangan Rara kembali pada Riski yang masih diam di tempatnya.

"Lo jawab atau gue habisin sekarang?!"desis Rara kejam.

Laki-laki yang seumuran dengannya itu memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya.

"G-gue cuma dipaksa kemaren."lirih Riski.

Gadis itu berdecak."Lo gak ngelawan?!"

"Gue di-di ancem sama mereka."lanjutnya takut.

Sontak saja Rara mendengus keras. Lalu mendekat ke laki-laki yang sedikit lebih tinggi darinya itu. Memukul dadanya sekali. Membuat Riski terhenyak.

"Gak akan ada yang bisa sentuh ataupun sakitin temen-temen gue. Termasuk lo."desis Rara diiringi senyum miringnya.

Riski hanya bisa diam menatap wajah gadis dihadapannya.

"Lo anggep gue temen lo?"

Bahkan mereka yang mendengar ucapan Riski tertawa. Terlalu polos,pikir mereka.

"Menurut lo? Udah jelas lo temen gue! Kalo gak,buat apa gue ada sama lo sampe sekarang?"kesal Rara.

Dika,teman dekatnya, menginterupsi keadaan disana.

"Ra,ini udah jam 11. Lo kagak balik? Ntar Kakek lo nyariin lagi."

Segera gadis itu berdecak kesal. Lalu melangkah menuju motornya.

"Besok,tunggu gue di deket sekolah. Dan terutama buat lo,Ki. Jangan jauh-jauh dari Dika."ucap Rara seraya mengenakan helmnya.

Gadis yang kini sudah siap dengan motor besarnya itu menatap intens Dika.

"Heh,lo! Jangan jauh-jauh dari si Riski. Jagain dia selama di sekolah. Kalo sampe dia bonyok dikit aja,lo habis ditangan gue. Besok."desisnya tajam.

Dika membelalak."Kenapa gue?! Kan ada--"

Rara memberikan tatapan menusuknya. Membuat Dika menghela nafasnya pasrah.

"Iya,iya. Gue jagain,Ra."

Tak butuh waktu lama,Rara segera memacu kendaraannya. Membunyikan klakson sebelum meninggalkan tempat yang menjadi kekuasaannya itu.

Angin malam menerpa separuh wajah si pengendara dengan lembut. Berbanding terbalik dengan si pengendara yang malah menghembuskan nafasnya karena emosi dalam dirinya yang tak kunjung hilang.

The Diary of ElviraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang