|09|SELESAI REVISI ☑

8K 685 26
                                    

Gue menatap Taehyung yang ada di hadapan gue saat ini dan Taehyung juga menatap gue balik.

"Sebenarnya ada apa lo ngajak gue kesini?" Tanya gue sinis melihat Taehyung yang sedari tadi diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dan membawa gue ke sebuah taman.

"Tadi gue ke rumah lo," jawab Taehyung akhirnya.

"Terus?"

"Di pintu rumah lo ada tulisan Rumah Ini Disita."

Gue menghela nafas panjang.

"Sebenarnya ada apa?" Sambung Taehyung.

Tanpa gue sadari, air mata gue turun membasahi pipi dan membuat gue mengeluarkan suara isakan tangis. Taehyung yang melihat gue menangis pun terlihat khawatir. Ia mencoba menenangkan gue. Tapi sulit rasanya bagi gue untuk berhenti menangis.

"Lo kenapa nangis?" Tanya Taehyung khawatir.

"Ru-rumah gu-gue hiks.... disita....hiks....hiks" jawab gue sambil nangis.

Taehyung mengernyitkan dahinya mendengar jawaban gue barusan.

"Kok bisa rumah lo disita?"

"Mendiang ayah gue punya hutang yang banyak dan gue nggak bisa melunasinnya."

"Hutang? Kenapa lo nggak bilang? Kalau lo bilang dari awal, gue bisa kok tolongin lo supaya rumah lo nggak disita. Terus kalau disita begini lo mau tinggal dimana?"

Gue menggeleng pelan.

"Lo nggak punya keluarga?"

Lagi-lagi gue menggeleng seraya berkata, "Ayah sama ibu gue anak tunggal, jadi mereka berdua nggak punya saudara. Dan gue juga anak tunggal."

Taehyung menghela nafas sesaat dan setelah itu ia menangkup pipi gue dengan kedua tangannya. Ada sirat ketulusan yang muncul dikedua mata Taehyung.

"Lo masih punya orang-orang yang masih peduli sama lo, orang-orang yang sayang sama lo, orang-orang yang akan selalu ada buat lo, dan orang-orang yang akan mau mengerti keadaan lo. Lo bisa minta tolong sama orang-orang itu. Jangan segan! Gue yakin orang-orang itu bakal bantu lo, termasuk gue."

Pertahanan gue kembali pecah ketika Taehyung mengatakan hal itu. Jujur, gue bukannya segan, hanya saja gue tidak mau merepotkan mereka. Gue ingin hidup mandiri. Gue ingin hidup tidak tergantung pada orang lain. Hanya itu.

"Gue nggak bisa," ucap gue dengan suara parau.

Perlahan kedua ibu jari Taehyung mengelap air mata gue yang tidak mau berhenti.

Tanpa berfikir panjang, gue langsung memeluk Taehyung. Gue salurkan kesedihan gue lewat pelukan yang gue berikan.

"Lo tenang aja! Gue bakal beritempat tinggal buat lo!" ucap Taehyung disela-sela tangisan gue.

"Berapakali sih gue bilang? Gue nggak mau!" ucap gue dengan sedikit kesal sambil melepaskan pelukan.

Taehyung terkekeh melihat betapa kesalnya muka gue.

💙💚💙💚💙💚💙💚💙💚💙

"Sebenarnya lo mau bawa gue kemana sih Tae?" tanya gue kesal ketika Taehyung lagi-lagi membawa gue pergi ke tempat lain.

Hingga mobil Taehyung tiba di sebuah restoran cukup mewah. Cepat-cepat Taehyung tarik tangan gue untuk masuk ke dalam restoran tersebut.

Ketika gue masuk, suasana restoran cukup ramai. Nuansa putih dan emas menambah kesan mewah restoran tersebut. Dari kejauhan seseorang menghampiri gue dan Taehyung.

DIREKTUR 69 -MYG- ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang