|01| SELESAI REVISI ☑

25.3K 1.5K 49
                                    

*BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA*

••••••••••

Gue nggak tahu apa yang harus gue lakuin ketika Suga, direktur tempat gue bekerja tiba-tiba mengajak gue untuk melakukan seks di apartemennya.

Bahkan dia memasukkan aset berharga miliknya ke dalam aset berharga milik gue.

Dan bodohnya, gue malah menikmati permainan itu sampai keesokan harinya.

💙💙💙💙💙

Beberapa bulan kemudian telah berlalu. Suga, direktur itu pergi meninggalkan gue dengan keadaan gue yang lagi mengandung anaknya yang masih berumur tujuh bulan.

Terlihat menyedihkan bukan?

Kata itu yang sangat pantas untuk menggambarkan keadaan gue saat ini.

Walau awalnya gue bahagia bisa hamil anak Suga, tapi ketika gue tahu setelah itu dia meninggalkan gue, gue bener-bener benci dan kecewa sama dia.

Nggak ada yang tahu kemana perginya Suga setelah itu.

Gue cuma bisa pasrah dan terus bersabar menunggu lahirnya anak haram hasil hubungan seks gue sama Suga.

Tapi tidak seharusnya juga gue bilang anak yang ada di rahim gue ini 'haram', karena bagaimana pun, anak ini juga bakal jadi anak gue yang harus gue rawat dan gue jaga.

Entahlah, orang akan berkata apa ketika anak yang ada di dalam rahim gue ini lahir tanpa seorang ayah.

💙💙💙💙💙

Pagi ini, seperti biasanya gue berangkat kerja dengan menaiki bus yang berhenti di halte bus dekat kantor gue.

Setibanya di halte bus dekat kantor, gue bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang wajahnya begitu familiar.

Gue mencoba mengingat-mengingat wajah wanita paruh baya tersebut. Sepertinya pernah bertemu.

Ah iya, sekarang gue ingat.

Ternyata wanita paruh baya tersebut adalah ibu dari Suga, Nyonya Min.

Emang dulu gue sempat di kenalin sama Suga ke Nyonya Min ketika tidak sengaja bertemu Suga bersama Nyonya Min di sebuah acara pesta pernikahan teman gue. Tapi sayangnya, saat itu Tuan Min tidak ikut bersama Suga dan Nyonya Min.

Tapi, apa mungkin Nyonya Min masih ingat sama gue?

Gue pun memutuskan untuk menghampiri Nyonya Min tepat saat dia lewat di hadapan gue.

"Permisi, apa Anda Nyonya Min?" Tanya gue hati-hati.

Nyonya Min tampak berpikir sesaat dan tak henti-hentinya memperhatikan gue dari atas hingga bawah.

"Iya saya Nyonya Min, kamu Hyerin kan?" Jawab Nyonya Min.

Gue mengangguk sesaat lalu membungkukan badan memberi hormat.

"Nyonya Min apa kabar?" Tanya gue.

"Baik. Bagaimana denganmu?" Kali ini Nyonya Min balik bertanya ke gue.

DIREKTUR 69 -MYG- ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang