sebelum baca ini aku sarankan cek 'endless' dulu. gak tau efek atau enggak. tapi cerita ini mengandung spoiler untuk 'endless'
ch
Aku terdiam memperhatikan Seongwoo yang masih sibuk mengoceh. Sejak tadi aku tidak terlalu mendengar apa yang ia katakan.
"Jadi, menurutmu aku harus bagaimana?" tanya Seongwoo.
"Move on," jawabku asal.
"Kamu selalu memberiku saran yang sama. Kamu tahu aku kesulitan untuk tidak lagi mencintai Sejeong," ucap Seongwoo. Untunglah apa yang aku katakan barusan sesuai dengan cerita Seongwoo.
Sebenarnya sudah diduga dia akan bercerita apa. Tidak ada hari tanpa ia curhat tentang kegalauannya 'putus' dengan Sejeong.
"Lalu kamu mau mencoba mendekati dia lagi?" tanyaku. Jujur saja aku sudah lelah dengannya.
"Nggak tahuuu."
Aku memutar bola mataku. Seongwoo ini benar-benar sulit dibuka hatinya. Entah bagaimana caranya Sejeong bisa masuk ke dalamnya.
"Mau coba balik ke Sejeong lagi?" tanyaku.
Seongwoo terlihat berpikir. "Apa kamu yakin Sejeong akan menerimaku lagi di hidupnya?" tanya dia. Dari suaranya aku tahu bahwa dia sudah pesimis.
"Yakin," jawabku sambil mengangguk. Wajah Seongwoo terlihat menjadi lebih cerah. "Tapi, Woo."
"Apa?"
"Aku kurang yakin dia terima kamu di hidupnya sebagai seseorang yang spesial. Aku kurang yakin dia menganggap kamu lebih dari seorang kakak. Aku yakin dia senang kembali dekat denganmu, tapi bukan sebagai pemilik hatinya lagi," ucapku. "Aku bukannya bermaksud untuk mengecilkan harapanmu ya, Seongwoo. Aku yakin jika kamu mau berusaha, ada jalan baru untuk mendapatkan Sejeong."
sw
"...tapi bukan sebagai pemilik hatinya lagi."
Lagi? Apa kamu tidak salah dalam pemilihan katamu, Chungha? Memangnya aku pernah memiliki hatinya yang telah lama diisi oleh Daniel.
Ucapan Chungha selanjutnya tidak aku dengarkan lagi. Semangatku yang awalnya muncul ke tepian kini kian tenggelam. Aku rasa aku memang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan Sejeong lagi. Hati Sejeong sudah jelas memilih untuk tinggal di mana. Yang jelas bukan padaku.
Aku mengangkat kepalaku. Mataku memandang milik Chungha. Gadis itu langsung terdiam. Matanya seakan bertanya ada apa dengan diriku.
Kalau dilihat secara jelas, aku baru menyadari kecantikan Chungha. Maksudku, aku tahu dia cantik. Tidak mungkin laki-laki yang dikejar banyak perempuan seperti Daniel itu bisa menyukai Chungha jika dirinya jelek. Namun, kecantikan yang baru saja aku lihat ini sangat berbeda.
Chungha memang tidak semanis Sejeong, tapi dia memiliki pandangan mata yang tajam. Dan tatapannya itu seakan bisa membius siapapun yang melihatnya.
Chungha memang tidak secantik Sejeong, tapi dia memiliki aura yang kuat. Siapapun yang mengenalnya pasti dapat merasakan seberapa mempesonanya Chungha itu.
Selama ini mungkin mata hatiku sudah tertutup oleh bayangan Sejeong hingga tidak menyadari sahabatku ini. Tidak, aku tidak akan menjadikannya pelarianku. Aku sudah pernah menjadi pelarian seseorang dan aku tahu seberapa menyakitkannya itu. Aku tidak mau gadis sebaik Chungha harus mencicipi sedikit pahitnya dibohongi sejak awal.
"Seongwoo?" Chungha menepuk pipiku pelan. Sepertinya sejak tadi ia sudah memanggilku. Namun aku saja yang melamun.
"Kenapa?"
"Kamu memikirkan apa?" tanya Chungha dengan tatapan bingungnya.
"Kamu," jawabku jujur.
Mata Chungha terlihat membesar sebelum kembali normal.
"Mau gombal?" cibirnya.
"Nggak ada maksud buat ngegombal. Memangnya memikirkan kamu itu termasuk kategori gombal. Kalau aku mikirin kamu yang aneh gimana?" candaku.
Chungha menatapku malas sambil menyeruput frappe-nya.
"Seongwoo, aku ada ide biar kamu berhasil move on dari Sejeong," ucap Chungha lalu kembali meminum pesanannya.
"Apa?"
"Coba dekati perempuan lain."
Lalu menjadikannya pelarianku?
No.
this is our end - 1 - end
kalau aku nanti update nya lama maafkan ya. aku belum nyiapin draft sama sekali untuk cerita ini, baru garis besarnya aja. kirain setelah ujian aku bakal free, ternyata masih ada aja kesibukannya ehehehehe
-hana
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.2] this is our end
Fanfiction"Aku tahu ini akan sulit, namun aku pun tahu, kita bisa melewatinya" "Sejak kapan positif bertemu negatif akan berujung baik?" "Aku tidak akan memaksamu, tapi aku yakin secara perlahan kamu akan menerimaku" "Jangan kejar aku, aku tidak pantas mendap...