리마 🍂 dn;sj

164 38 3
                                    

sj

Hari ini hari Sabtu, dan tebak aku ada di mana?

Ya. Rumah Daniel.

Awalnya dia menolak mentah-mentah ketika aku mengusulkan untuk belajar bahasa inggris di rumahnya. Namun Taehyung akan lebih menolak mentah-mentah jika di rumah kami.

Sebenarnya rumahku dan Daniel juga masih berada dalam satu komplek, namun aku tetap kukuh untuk di rumah Daniel dengan alasan aku rindu ibunya.

Basi memang, namun aku berkata jujur.

Sudah lama sekali aku tidak bertemu beliau, sepertinya terakhir itu saat aku masih bersama Daniel. Ditambah aku dan Daniel memilih ngekos di dekat kampus, padahal rumah kami hanya berbeda kota dengan kampus.

Aku masih ingat ketika tiba-tiba Daniel memberiku sebuah pesan.

daniel
| sejeong
| jadi ingin belajar bahasa inggris?

sejeong
jadiii |

daniel
| jumat ini bisa?

sejeong
bisaa |
dimana, dan? |

daniel
| kedai?

sejeong
aku tidak mau di sekitar kampus |

daniel
| rumahmu?
| aku ada rencana ingin pulang hari sabtu
| namun dari jumat pun tidak masalah

sejeong
rumahmu saja bagaimana? |
kamu tahu bang taehyung masih suka sensi sama kamu |

daniel
| aku akan izin ke bang tae

sejeong
di rumahmu aja |
aku kangen ibu |

Ibu yang aku maksud adalah ibunya Daniel. Sedangkan aku memanggil ibuku dengan sebutan 'bunda'.

daniel
| yaudah
| ibu juga kangen sama kamu

sejeong
kamu? |

daniel
| ibu nggak pernah kangen aku

sejeong
ibumu hanya bercanda |
tapi maksudku, kamu kangen sama aku nggak? |

daniel
| aku jemput jam 7 di kosanmu

sejeong
kamu mau menjemputku? |

daniel
| aku tidak sejahat itu membiarkanmu sendirian

sejeong
ay ay captain |

Kalian bisa bayangkan seberapa bahagianya aku? Setelah penolakan selama enam bulan, kini Daniel mulai mencair. Mulai diam di tempat, tidak lari ketika aku kejar.

Sekarang aku semakin yakin untuk menggapainya. Akan aku pastikan aku mendapatkan restu dari Taehyung untuk hubungan kami kelak.

dn

Sudah aku duga reaksi ibu ketika melihat Sejeong. Aku memang tidak bilang akan pulang bersama gadis itu, tapi aku tahu ibu sangat merindukan Sejeong.

Dulu, setiap Sejeong main ke rumah, mereka berdua akan sibuk di dapur atau mengobrol di halaman belakang. Sudah sering aku didiamkan karena Sejeong menjadi sibuk. Bisa jadi dengan ibu, bisa jadi dengan kedua kucingku.

Tadi ibu langsung heboh menyambut senyum manis Sejeong. Tanpa menghiraukan anaknya, beliau langsung mengajak Sejeong masuk sambil menanyakan hal-hal tidak terlalu penting.

Setelah ditahan oleh ibu selama sepuluh menit lebih, akhirnya tujuan ia datang ke sini terlaksana.

Kami belajar selama hampir tiga jam hingga badanku remuk karena terlalu lama duduk.

Sejeong sejak tadi memperhatikan pelajarannya dengan baik. Wajahnya yang terlihat serius itu lucu menurutku.

"Makasih ya, Danyel," ucap Sejeong.

Aku mengangguk. Sejeong tersenyum.

"Kenapa?"

"Kamu lagi kesambet apa, Nyel?" tanya Sejeong.

Aku menggeleng.

"Dewa kebaikan tuh namanya apaan sih?" tanya Sejeong lagi.

"Nggak tahu, memangnya ada?"

Sejeong mengangkat bahunya. "Aku rasa kamu lagi kesambet dia deh."

"Kenapa?"

"Kamu lagi baik banget sama aku. Aku curiga kamu cuma mau ngebaperin doang ya?" selidik Sejeong.

"Aku perlakuin kamu sebagai manusia, dan sekarang berusaha untuk bersikap sebagaimana pada seorang perempuan. Aku enggak bermaksud bikin kamu terbang, aku cuma ingin merubah diri aku terhadap kamu, Sejeong," jawabku.

Sejeong terkekeh. "Kamu jawabnya panjang, aku suka."

"Sejeong..."

"Iya, aku ngerti," Sejeong tersenyum. "Makasih ya."

Aku mengangguk.

"Apa kamu mau berusaha untuk bersikap sebagaimana kamu dulu, Nyel?"

Aku menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku nggak mau kembali jadi Daniel yang dulu, aku nggak mau nyakitin kamu untuk yang kesekian kalinya, Sejeong."


this is our end - 5 - end

aku baru liat preview please take care of my refrigerator dan sekarang aku sedang senyum2 sendiri wkwkwk

[1.2] this is our endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang