jawaban kalian membuatku ragu bagaimana kelanjutan hubungan daniel sejeong huhu
coba pilih deh, karam atau daniel berubah? tapi aku menjanjikan kebahagiaan kok buat sejeong hwhw
ch
"Jadi jomblo tuh nggak enak ya," celetuk Nayeon tiba-tiba.
Dua pasang mata langsung memberinya tatapan mematikan ketika mendengar satu kata sakral yang seharusnya tidak diucapkan dengan bermain-main itu.
"Coba ulang lagi, Yeon," pinta Jihyo, salah satu yang ingin membunuh Nayeon dengan tatapannya itu.
"Gue juga jomblo sih, Hyo. Santai aja lah," ucap Nayeon. "Apalagi lo udah punya cowok, yah walaupun hts-an sih. Tapi kan mending daripada gue nggak ada cowok sama sekali."
"Lo kayaknya seputus asa itu ya putus dari Jinyoung?" tanya Nayoung. Dia sih santai santai aja, toh cowoknya itu idaman para wanita banget kok.
Nayeon mengangguk. "Punya cowok tuh bisa jadi sumber semua perasaan tau. Sumber kebahagiaan, sumber semangat, sumber kemarahan, yah walaupun akhirnya jadi sumber kesedihan sih. Tapi kan bikin hari-hari gue jadi berwarna gitu, nggak flat gitu aja," jawab Nayeon.
"Menghina gue ya lo?" tudingku.
"Enggak," jawab Nayeon. "Kan lo punya Seongwoo. Sama aja kayak si Jihyo."
"Gue mah punya status, Nay," balasku walaupun rasanya di lidah ketika kalimat tersebut keluar itu pahit sekali.
"Hah?" Ketiga orang itu langsung menoleh secara serentak.
Aku terkekeh, "Sahabat."
Tiba-tiba Jihyo menoyor kepalaku, sepertinya dia kesal. "Usaha dong, Ha?"
Yah, gimana mau usaha? Seongwoo aja minta aku deketin dia sama Nayeon.
Huh ... itu sangat sulit, tau?
"Cari pacar aja lah, Nay," usul Nayoung. Untungnya dia mau mengalihkan pembicaraan.
"Boleh aja sih," balas Nayeon. "Gue lagi pengen yang seumuran."
"Balikan sama Bobby aja," celetuk Jihyo.
"Udah punya pacar dia," ucap Nayeon. "Kak Jisoo jir. Masa gue mestj saingan sama yang modelan Kak Jisoo?"
"Sok merendah banget lo," ejek Jihyo, namun tidak digubris oleh Nayeon.
"Tapi kayaknya di angkatan kita cowok ganteng tapi single cuma ada Seongwoo ya?" ucap Nayeon.
Duh, kok feeling-ku nggak enak ya?
"Ya nggak usah sama yang ganteng," balas Nayoung.
"Maaf maaf nih ya, cowok gue tuh harus ganteng," tolak Nayeon.
"Emang Bobby ganteng?"
"Ganteng," jawab Nayeon tanpa pikir panjang. "Gue mah nggak muna bilang suka sama cowok enggak dari fisiknya. Salah satu aspek yang perlu dilihat sebelum terima dia jadi pacar gue."
"Tumben lo puji mantan," tuturku.
"Puji mantan bukan berarti masih suka. Walaupun udah jadi mantan juga kalo ganteng mah tetep aja ganteng," balas Nayeon. "Eh, menurut kalian, kalau gue deketin Seongwoo gimana?"
Seketika mereka langsung menoleh padaku, lagi-lagi secara bersamaan.
"Yaaa nggak gimana-gimana," jawabku. "Lagipula Seongwoo minta tolong sama gue buat deketin dia sama lo sih, Nay."
"Demi apa?" tanya Nayeon heboh. "Wah! Emang jodoh ini mah!"
Kok rasanya sakit ya lihat Nayeon bahagia gini? Dan aku rasa nanti kalau aku kasih tahu Seongwoo, dia pasti juga sebahagia ini. Bayangin aja rasanya dilirik juga sama gebetan, pasti seneng kan? Dan jangan lupa bayangin juga rasanya gebetan melirik gebetannya, apalagi si gebetannya gebetan juga balas lirik. Sakit banget kan?
Ini sakitnya makin bertambah ketika tahu lawanmu adalah sahabatmu sendiri. Namun aku tidak mungkin memberi perlawanan jika aku sendiri yang memberi izin.
"Boleh tolong bilangin Seongwoo kalau sepulang dia kerja, gue mau temuin dia nggak, Ha?" pinta Chungha.
Aku terpaksa mengangguk. Bahkan berpura-pura tersenyum ketika Nayeon bertepuk tangan saking senangnya.
Aku menggeleng pelan ketika mataku menangkap pandangan Nayoung yang merasa bersalah padaku.
Aku tidak apa-apa. Tidak, aku apa-apa.
this is our end — 13 — end
wadoo wadoo
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.2] this is our end
Fanfiction"Aku tahu ini akan sulit, namun aku pun tahu, kita bisa melewatinya" "Sejak kapan positif bertemu negatif akan berujung baik?" "Aku tidak akan memaksamu, tapi aku yakin secara perlahan kamu akan menerimaku" "Jangan kejar aku, aku tidak pantas mendap...