드라판브라스 🍂 dn;sj

208 43 8
                                    

dn

"Chungha!"

Perempuan itu menoleh padaku. "Kenapa?"

Aku menghampirinya sebelum menjawab pertanyaannya, "Tahu Sejeong ada di mana?"

Chungha mengangguk.

"Di mana?"

"Kantin," jawab Chungha. "Kalau lagi nggak di kantin, berarti lagi ada kelas, Niel. Aku nggak hapal jadwalnya Sejeong," sambungnya.

"Oke. Makasih, Chungha," ucapku.

Chungha hanya mengangguk sebagai balasan, kemudian aku berbalik untuk pergi ke kantin.

Namun belum sampai aku di kantin, aku sudah bertemu Sejeong yang sedang jalan bersama Sana.

"Sejeong!" panggilku.

Sejeong menoleh, lalu mengangguk singkat sebelum kembali berjalan.

"Sejeong! Tunggu dulu!" Aku berdiri di depannya, menahannya untuk kembali berjalan.

"Kayaknya lo harus ngomong deh sama Daniel," ucap Sana pada Sejeong.

Namun Sejeong menggeleng. "Nggak ada yang perlu gue omongin sama Danyel, San."

Danyel? Dia sengaja mempermainkan aku atau bagaimana?

"Permisi ya," ucap Sejeong, kemudian ia berjalan melewatiku bersama dengan Sana.

Aku tidak dapat menahannya lagi. Jadi seperti ini ya rasanya mengejar seseorang yang tidak menganggap kita? Maafkan aku yang baru mengerti, Sejeong.


🍂

"Sepertinya kamu harus sering-sering patah hati ya, Daniel," ucap Seongwoo tiba-tiba.

Aku mengangkat kepalaku, mempertanyakan maksudnya hanya melalui raut wajahku.

"Yaaa kamu jadi sering ke sini deh," ucap Seongwoo. "Nggak cuma mampir kayak Chungha lagi, tapi sekalian beli kopi."

"Jadi boleh aku nggak beli apa-apa kalau ke sini?" tanyaku.

"Boleh," jawab Seongwoo. "Tapi langsung aku tendang keluar."

Aku mencibirnya yang menjadi bucin-nya Chungha.

"Sejeong masih menjauhiku, Woo," ucapku.

"Tentu saja," balas Seongwoo. "Kalau tidak kamu tidak akan ada di sini."

"Menurutmu kenapa dia seperti itu?" tanyaku meminta pendapat.

"Dia mengabaikanmu atau tidak?" tanya Seongwoo balik.

Aku menggeleng.

"Menurutku dia hanya mempermainkan dirimu, Daniel," jawab Seongwoo.

"Maksudmu?"

"Kalau dia mengabaikanmu sepenuhnya, itu berarti dia benar-benar tidak mau berurusan denganmu lagi. Namun jika tidak seperti itu, bisa jadi dia hanya bermain tarik ulur denganmu," jawab Seongwoo lagi. "Atau bisa dibilang, dia ingin melihat keseriusanmu dengan pura-pura tidak peduli lagi."

"A-"

"Ah! Atau bisa jadi dia hanya ingin kamu memastikan perasaanmu yang selama ini kamu hindari. Perasaanmu untuknya," potong Seongwoo.

"Kalau seperti itu, dia sudah berhasil, Seongwoo," ucapku.

"Hmm, bagus bagus."

"Lalu aku harus bagaimana?" tanyaku.

"Kamu kalau jadi perempuan terus suka sama laki-laki nih. Pengennya diapain?" tanya Seongwoo balik.

"Ditembak mungkin?"

"Nah itu tahu!" ucap Seongwoo.

Aku terdiam sejenak, memikirkan ucapan Seongwoo.

"Oke." Aku mengangguk. "Tapi ada satu hal yang harus aku lakukan sebelum itu."

"Apa?"

"Minta izin pada Bang Taehyung," jawabku.

"Kebetulan dia ada di kedai tuh," ucap Seongwoo. "Aku panggilin bentar ya."


🍂


"Jadi lo mau nembak Sejeong?" tanya Taehyung.

"Iya," jawabku.

Dibanding minta izin pada ayah Sejeong, aku lebih takut minta izin pada abangnya ini. Dari dulu ayah Sejeong selalu memberi respon positif terhadap hubungan kami, berbeda dengan Taehyung yang terlalu protektif terhadap adiknya itu. Aku tidak bisa membayangkan seberapa protektifnya dia terhadap pacarnya.

"Lo udah yakin sama perasaan lo?" tanya Taehyung.

"Udah, Bang," jawabku. "Saya yakin saya masih sayang sama Sejeong."

Seongwoo terkekeh, "Formal amat pake saya."

Taehyung ikutan tertawa yang membuatku bisa bernapas sedikit lebih lega.

"Ya udah," jawab Taehyung.

"Boleh?"

"Ya boleh aja," jawab Taehyung. "Sebenernya lo nggak perlu juga izin sama gue. Urusan lo kan diterima atau enggak sama Sejeong."

Aku mengangguk pelan.

"Urusan lo sama gue baru ada kalau lo jahatin dia lagi," sambung Taehyung kemudian ia pamit pergi.

"Nah, sekarang kamu mau nembak dia kayak gimana?" tanya Seongwoo.

"Aku udah tahu kok mau kayak gimana," jawabku sambil tersenyum tipis.

Semoga aku berhasil.


this is our end — 18 — end



sekali lagi aku bertanya ya hwhw

diterima gak nih?

btw, siap siap menanti chap selanjutnya lama ya. soalnya aku belum bikin sama sekali hehe, masih bingung acara nembak nembakannya kayak gimana wkwkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[1.2] this is our endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang