ch
Aku sebenarnya ragu Seongwoo tidak tahu siapa yang aku sukai. Namun aku berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya.
Dan kini aku sedang bersama Seongwoo, seperti biasa menemaninya mengobrol di Kedai Harapan.
"Ha," panggilnya ketika aku sedang mengetik di laptopku.
"Hm."
"Carikan aku perempuan dong," pinta Seongwoo tiba-tiba.
"Hah?" Aku menyimpan file yang baru aku ketik, lalu menoleh pada Seongwoo. "Exy?"
Seongwoo menggeleng. "Tidak berjalan dengan baik," jawabnya. "Ada kesalahpahaman yang menurutku sulit diperbaiki."
"Kenapa sulit?" tanyaku bingung.
"Yah," Seongwoo menghela napasnya. "Aku kan tidak mau terlihat terlalu agresif mendekati dia."
"Ada apa sih? Salah paham gimana?" tanyaku masih tidak mengerti. Bagaimana mau mengerti kalau Seongwoo menjelaskannya sepotong-sepotong.
"Jadi, kan kami lagi makan berdua di kantin," ucap Seongwoo memulai ceritanya. "Tiba-tiba dia tanya gini, 'Seongwoo, gimana kabar hubungan kamu sama Chungha?'."
"Ya kamu tinggal jawab, 'Baik, kami masih berteman'," sahutku.
"Aku nggak bilang gitu," balas Seongwoo. "Aku balasnya, 'Hubungan apa?'."
Aku masih setia mendengarkan.
"Dia bilangnya, 'Loh, bukannya kalian pacaran?'. Gitu, Ha. Udah aku sanggah dia masih mikir kalau kita itu pacaran," sambung Seongwoo. "Terus akhirnya dia percaya dan bilang, 'Ya udah. Aku tunggu kalian jadian'."
Aku reflek tertawa mendengar ceritanya. Tidak aku duga ada yang mengira bahwa aku dan Seongwoo pacaran, walaupun memang itu yang aku inginkan sih.
"Kenapa dia bisa sampai mengira kita jadian sih?" tanyaku penasaran.
"Katanya kita itu kemana-mana sering bareng. Dia sering lihat kamu dateng ke kedai waktu jam kerja aku," jawab Seongwoo. "Dan dia bilang, kita lucu kalau jadian. Gitu."
"Makanya kamu tuh jangan sering sering panggil aku ke kedai, mau pdkt ke cewek lain jadi susah, kan?" ucapku. "Nah, gimana kalau sekarang aku balik aja?"
"Eh, jangan!" Seongwoo menahan tanganku yang ingin mematikan laptop.
"Kenapa?"
"Cariin aku calon pacar dulu!" jawab Seongwoo.
Aku menghela napas, "Yang kayak gimana? Aku bingung cariinnya. Temenku banyak yang udah punya pacar juga."
"Cari yang belum punya pacar dan tahu kalau kita enggak pacaran," jawab Seongwoo. "Temen kamu emangnya semua punya pacar?"
"Kamu mau sama Jihyo?"
"Enggak. Dia memang lagi sendiri, tapi kan udah punya calon," tolak Seongwoo. "Nayeon aja gimana?"
"Loh, Nayeon kan... eh udah putus ya," ucapku. "Beneran nih?"
Seongwoo mengangguk dengan semangat. "Tolong bilangin Nayeon ya!"
Aku mengangguk dengan perlahan. Tidak terlalu yakin untuk menjodohkan mereka berdua. Namun aku harap, Nayeon bisa mengerti perasaanku.
sw
Mungkin kalian akan berpikir aku jahat sekali meminta Chungha untuk mendekatkan aku dengan salah satu sahabat dekatnya. Namun aku sudah merencanakan ini dengan Nayeon, bahkan Nayoung dan Jihyo pun tahu. Aku hanya ingin memastikan bahwa pendengaranku di perpustakaan itu tidak salah.
Kalian pikir aku berbohong kalau aku tahu siapa laki-laki yang Chungha sukai?
mohon maaf atas (lagi-lagi) keterlambatan update karena mood nulisku sempat hilang. bukan buat cerita ini aja, tapi buat semuanya huhu dan berkemungkinan untuk chapter depan juga lama
-hana
KAMU SEDANG MEMBACA
[1.2] this is our end
Fanfiction"Aku tahu ini akan sulit, namun aku pun tahu, kita bisa melewatinya" "Sejak kapan positif bertemu negatif akan berujung baik?" "Aku tidak akan memaksamu, tapi aku yakin secara perlahan kamu akan menerimaku" "Jangan kejar aku, aku tidak pantas mendap...