Chapter 1

5.1K 516 8
                                    

Chapter 1 : Awal Mula



Baekhyun pov

Sudah berhari-hari sejak aku mengalami sakit kepala dan merasakan mual hingga ingin muntah dan aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Mungkin hanya karena aku salah makan atau mengalami usog

(semacam phobia atau apa lah itu karna diartiin dari bahasa asli author)

“Baek, sudah berapa hari kau menderita karena sakit kepala dan mual mu ? Kau seharusnya mencoba tes kehamilan” Kyungsoo berkata kepadaku sambil tertawa.

Aku memutarkan mataku padanya dan berpikir, ‘Aku seorang pria, dan kenapa aku harus mencoba tes kehamilan?’

“Apa kau bercanda denganku ? Tes kehamilan ? Apa kau gila ? Aku seorang pria dan tidak mempunyai rahim kenapa aku harus melakukan nya ?” Aku berteriak kepada Kyungsoo. Aku sungguh kesal sekarang. Tapi sahabatku hanya berseringai padaku sambil menepuk bahuku.

“Itu tidak ada salahnya dicoba Baek, siapa tahu kau termasuk salah satu dari pria yang mempunyai rahim” Luhan berkata sambil memberi ku sebuah testpack. ‘Bagaimana dia mempunyai barang ini di ranselnya’

“Jangan bertanya kenapa aku memiliki barang ini. Ini sudah beberapa hari sejak aku menyadari gejala-gejala itu sangat mirip dengan seseorang yang hamil. Cukup masuk kedalam toiletmu dan coba.” Kyungsoo dan Luhan mendorongku masuk kedalam toiletku. Kedua orang itu sungguh menyebalkan.

Aku meneteskan sedikit urineku di tespek tersebut dan menunggu untuk itu, Aku sungguh yakin bahwa aku bahkan tidak hamil.

“Kenapa kau begitu lama?” Kyungsoo bertanya dari balik pintu.

Aku perlahan melihat kearah alat tersebut dan

Aku

Sesuai perkiraan bahwa aku tidak hamil.

Namun setelahnya, aku melihat dua garis

Aku

Aku merasakan darah dan napasku seolah-olah meninggalkanku ketika aku melihat dua garis di test pack. Aku mulai keringatan dan menjadi gugup setelah apa yang kulihat. Ketika aku membuka pintu kedua sahabatku masuk dengan cepat dan merebut test pack tersebut dari tanganku.

“oh ya Tuhan..” Luhan berkata sambil menutup mulut nya.

“Kau hamil Baek, ini keajaiban. Kau sungguh beruntung!” Ucap Kyungsoo. Tiba-tiba aku merasakan airmataku mengalir dari mataku. Aku menangis karena bahagia.

“Astaga, Kau akan mempunyai anak Baek! Aku berbahagia untukmu!” Sahabatku memelukku dan aku pun membalas pelukan mereka.

Setelah beberapa menit kemudian, kami berada di apartemen Kyungsoo dan berbincang.

“Apakah Chanyeol tahu?” Kyungsoo bertanya kepadaku ketika aku sedang memakan spageti kimchi. Aku menggelengkan kepala tanda Chanyeol belum mengetahui apapun. Dan itu lah masalahku.

Bagaimana bisa aku mengatakan hal ini pada Chanyeol. Aku ingin mengetahui reaksinya tentang hal ini, tapi diwaktu yang sama aku tidak ingin menghancurkan impian Chanyeol.

“Aku tidak ingin menghancurkan impiannya… tapi dia berhak mengetahuinya.”

“Beritahu dia” Keduanya berkata kepadaku tapi aku menolak. Ini bukan waktu yang tepat.

“Kami baru saja lulus. Aku yakin dy sibuk.” Aku berucap dengan sendu. Dan tiba-tiba ponsel ku berbunyi, menandakan bahwa aku mendapat sebuah pesan.

“Baek, ayo bertemu disebuah kedai kopi dekat sekolah kita. Aku ingin memberitahumu sesuatu yang penting.” ucap Kyungsoo sambil membaca pesan tersebut. Kedua nya tersenyum padaku dan Aku meminta mereka ikut bersamaku tapi tidak menunjukan diri mereka dihadapan Chanyeol. Ketika Aku sampai dikedai kopi, Aku melihat Chanyeol duduk didekat jendela, ekspresi mukanya kosong dan terlihat banyak pikiran.

“Hai baby, kau akan mengatakan sesuatu yang penting padaku bukan ? Aku juga memiliki sesuatu yang aku katakan padamu.” Aku berkata dengan bahagia kepadanya dan menggenggam tanganya perlahan, tapi dia menunduk menghindari menatap kedua mataku.

.

.

“Baekhyun, Aku.. Aku ingin putus denganmu. Aku akan tinggal di dorm yang dimiliki oleh agensi. Aku akan menjadi trainee untuk menjadi seorang selebriti. Ini mimpiku Baekhyun. Aku harap kau mengerti aku.”  Chanyeol mengatakannya tanpa melihat mataku. Aku menekan prasaanku dan mencoba untuk hancur.

‘Bagaimana dengan anak kita Yeol.’ batinku

Aku mengangguk dan tersenyum.

“Inikah yang ingin kau katakan padaku? Baiklah, ayo kita putus. Berjuanglah untuk pelatihanmu!” ucapku sambil tersenyum. Kemudian airmataku pun mengalir ketika aku meninggalkan kedai.

Park Chanyeol's Hidden Son (Indonesian Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang