Kim Taehyung, pria yang berpijak di atas muka bumi ini dengan segala kesalahan. Dia telah di tangkap pihak polisi akibat cobaan membunuh temannya.
Jika sesuatu saat dirinya sudah bebas dari kurungan ini..apa kehidupannya akan kembali seperti sediak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jujur!!! suka ama rambut panjangnya
Happy reading~
>EunTaeShipper<
~000~
Pagi telah tiba. Eunha akhirnya selesai bersiap dan setelah itu segera keluar dari kamarnya lalu menuju ke meja makan, sekadar untuk mengambil sarapan paginya.
Eunha menyapa sosok ayahnya yang sempat dicueki tadi malam sehingga arah pandangnya terhenti pada sosok sepupunya, Hwang Sinb. Matanya melihat detail ke arah gadis itu, lebih tepatnya dari segi gadis itu berpakaian.
"Sinb,kenapa kau ikut mengenakan seragam sekolah,bahkan ini seperti seragam milikku"tanya Eunha heran karena Sinb baru saja mampir ke sini, jadi tidak masuk akal gadis itu akan mendaftar sekolah seawal ini.
"Memang ini punyamu karena appabelum sempat membelikan seragam baru untuknya"
"Tapi, apa ini tidak terlalu awal untuk Sinb padahal dia baru saja kemari tadi malam, bahkan dia pasti kelelahan karena jarak dari desanya ke sini lumayan jauh"
"Apparasa tidak ada masalah, lagian pelajaran itu penting dan tidak patut dibolosi meski capek"
Eunha dan Sinb hanya mengangguk menanggapinya, karena Eunha cukup kenal dengan sikap pria paruh baya itu yang begitu menitik beratkan soal pelajaran. Bahkan atas alasan itu juga Taehyung bisa dibenarkan untuk melanjutkan kuliahnya di SMA yang sama dengannya.
"Tapi paman,apa aku bisa sekelas dengan Eunha?" tanya Sinb.
"Itu masih belum dipastikan, karena kelas yang Eunha tempati hanya khusus untuk siswa yang berpotensi dan paman tak yakin kamu bisa menyesuaikan diri saat belajar disana, mengingati tahap pendidikanmu yang masih dibawah rata-rata." jelas ayah Eunha membuatkan Sinb mendengus pasrah dan sekaligus menimbulkan tawa kecil oleh Eunha.
~001~
Sebelum diagihkan ke kelas Sinb dipertemukan dengan kepala sekolah terlebih dahulu untuk menetapkan kelas yang pantas untuknya.
Pembahasan itu hanya berlangsung seketika dan setelah itu kepala sekolah yang ia kenal sebagai ayah Eunha mengarah para karyawan supaya menghantarnya ke kelas yang sudah ditetapkan.
"Belajar biar giat,Sinb-ahdan jika tahap pengetahuanmu sudah meluas, paman tidak akan ragu-ragu lagi untuk menetapkanmu di kelas yang sama dengan Eunha"nasehat kepala sekolah lalu mengusap kepala keponakannya itu.
