Error : Chapter 28

133 18 4
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-000-

Sadar tak sadar waktu sudah menginjak jam 10. Sudah tiba waktunya Taehyung menghantarkan Eunha pulang sesuai aturan anak seusia mereka yang tidak digalakkan beraktivitas sehingga melebihi jam 10.

Kini Taehyung sudah tiba di depan gerbang kediaman Jung. Tinggal menyambut kepergian gadis itu dengan sebuah snyuman, tapi perkara itu tidak akan Taehyung lakukan untuk kali ini. Menanggapi rasa kesal yang terlanjur mendominasinya berulah kan gadis Jung itu.

"Kau masih mahu merajuk denganku hanya gara-gara tadi" Mengimbau kembali ketika Taehyung nekat mengungkapkan perasaannya dan di lansung ditolak Eunha detik juga.

Tentu saja itu merupakan sebuah kejutan untuk Taehyung yang percaya diri menyimpulkan bahwa Eunha turut memiliki perasaan yang sama padanya. Namun nyatanya dirinya ditolak dan itu menjadi sebuah pertanyaan di kepalanya.

Apa gadis itu masih terkesan dengan waktu silamnya atau dirinya masih belum mendapatkan sebuah kemaafan di atas kekhilafannya pada sosok Jimin.

Malah lebih buruk lantaran ketika Taehyung berusaha bertanya, Eunha malah bersikap acuh padanya bahkan membuang wajah seakan tak sudi lagi menatap wajahnya. Demi apa hanya disebabkan hal itu Taehyung sampai mengalirkan air mata dan terisak-isak merayu supaya Eunha tidak kembali mendiaminya seperti dulu.

Tapi...kenyataannya hal itu hanyalah sebuah sandiwara yang sengaja Eunha perankan untuk menjahilinya. Maka dari itu Taehyung bisa menjadi semarah ini karena merasakan dirinya terlalu direndahkan.

"Baiklah kalau begitu aku masuk duluan." Eunha membuka pintunya ingin menyusur keluar dari mobil. "Sayang sekali kau masih mengacuhkanku,  padahal aku baru saja berniat ingin memberikan sebuah ciuman malam sebagai simbol permulaan hubungan kita"

"Sebentar...." Sesuai dugaan Eunha, kalimatnya berhasil mengumpan perhatian Taehyung.

"Memang sejak kapan aku mengacuhkanmu" Ucap Taehyung berusaha terlihat netral padahal aslinya masih terkesan ketus.

Dan hal itu menciptakan sebuah lingkungan senyuman di bibir Eunha. Merasa sangat terhibur dengan pesona lelaki Kim itu yang menurutnya sangat menggemaskan. Dengan sigap Eunha kembali memajukan tubuhnya masuk ke dalam mobil dan tanpa aba-aba menarik kaos Taehyung lalu menghadiahkan sebuah kecupan singkat pada bibir tebal lelaki itu.

"Selamat malam, Sayang" Seru Eunha manja lantas setelah itu pergi begitu saja, meninggalkan Taehyung yang masih kaku di posisinya dengan wajah merona dan otot-otot tubuhnya yang mulai menegang.

Bibirnya telah dicium seseorang.

Apakah ia tidak bermimpi.












-000-

Baik Eunha mahupun Taehyung, tidak ada yang membuka suara tentang perhubungan mereka yang resmi pacaran. Namun entah bagaimana kabar angin itu bisa tersebar ke merata sekolah, lantas secara tak lansung menjadikan itu sebagai topik hangat obrolan siswa-siswi. Terutama oleh penggemar kedua manusia itu.

"Kim Taehyung! berhenti disitu!!. Kenapa kau tega sekali berpaling dariku"

" Kau kejam tidak memikirkan perasaan kami!"

"Dapatkan dia!!!"

Itulah antara alunan suara-suara yang menyeramkan tengah bergema di seisi gedung sekolah yang berpunca dari sekelompok siswi. Lebih tepat siswi-siswi fanatik yang begitu menafsirkan sosok Kim Taehyung.

Begitu kabarnya tersebar, tentu saja hal itu mengundang berbagai suara tidak te lantaran lelaki idaman yang mereka naksirkan kini sudah memiliki status resmi dengan seorang wanita. Dan hal itu membawa impak yang besar sehingga Taehyung terpaksa bersembunyi akibat terlalu takut siswi-siswi gila itu bakal mengincarnya.

Berbeda dengan Eunha yang tampak santai menikmati hari-hari persekolahannya. Tidak ada rusuhan atau sebagainya berlaku mengingatkan dirinya adalah putri kepala sekolah menyebabkan tidak ada yang berani menyentuhnya.

Setibanya waktu istirahat Eunha berniat mampir ke lokernya sebentar, ingin mengambil sesuatu. Namun di dalam perjalanan pundaknya tak sengaja berselisih dengan seseorang, sontak menyebabkan kedua pandangan mereka bertemu.

"Baru aku berniat mencarimu, tahu-tahu kita kini kembali dipertemukan. Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja" Jawab Eunha ketus.

"Aku tidak bertanya padamu Jung, hanya hatimu. Apa dia masih mengingati Jimin?"

Kalimat menatang itu membuatkan emosi Eunha sejenak bangkit. "Kau bicara apa, Kwon Hoshi"

"Berhenti pura-pura bodoh, Eun...Satu sekolah sudah heboh kalau kau menjalinkan hubungan dengan lelaki psikopat itu. Akal mu kemana?! apa kau sudah tak perduli dengan nyawamu sendiri!"

"Cukup nyawa Jimin sudah menjadi incarannya, jangan sampai semua itu terulang padamu!!"

Plak!!

Sebuah tamparan dilayangkan oleh Eunha tepat mengenai pipi Hoshi. Meski terasa berdosa melakukannya, tapi emosi lelaki itu sudah tak mampu ditelankan lagi oleh Eunha. Cukup selama ini dirinya yang berdiam diri dan kini tiba waktunya untuk Eunha bangkit.

"Puas? Bukankah ini yang kau impikan selama ini" Eunha berusaha tegar dan menahan air matanya, menanggapi perilakunya barusan.

"Ini urusan kehidupanku. Kau tidak perlu ikut campur. Justru untuk pengetahuanmu Kwon Hoshi, aku mengenal mereka lebih lama daripada aku mengenalmu dan rakanku yang lain. Jadi baik Jimin atau lelaki yang kau gelar psikopat itu, aku menyayangi mereka berdua dan aku tidak mahu kehilangan salah satunya." Sederet kalimat itu selesai diungkapkan, Eunha bergegas pergi dari tempat itu sekalian meninggalkan Hoshi yang tampak membeku diposisinya.












-000-

Disebabkan kejadian tadi pagi Eunha kehilangan semangatnya untuk belajar. Gadis itu sampai nekad membolos kelas berikutnya disebabkan pikirannya yang masih bercelaru.

Dengan posisi memeluk lutut, sambil sebelah tangannya menopang dagu Eunha memandangi langit yang luas terbentang. Di sana terdapat gumpalan-gumpalan awan yang mirip permen kapas terbang diudara dan itu entah bagaimana mampu membuatkan Eunha terhibur.

"Jimin-shi..." Sebuah nama terungkapkan oleh bibir mungilnya tatkala tak sengaja menangkap bayangan Jimin yang terbentuk dibalik gumpalan awan-awan itu. Jika pada kebiasaannya, Eunha akan menangis bila menyangkut hal perihal Jimin tapi untuk kali ini bibirnya mampu mengukirkan sebuah senyuman.

"Kapan kau akan bangun, Jimin-ah"

"Secepatnya, sayang"

"Eoh?" Eunha tersentak kala tiba-tiba mendengarkan sebuah suara menyahut gumamannya. Padahal tidak ada sesiapa di sana.

"Aku disini Na-ya"

Suara itu seolah menuntut Eunha melihat ke arah langit dan begitu menurutinya, kini Eunha kembali dibuat kaget begitu melihat bayangan Jimin yang ia lihat barusan sedang tersenyum tulus ke arahnya sambil mulutnya bersuara.

"Aku akan kembali tak lama lagi, Na-ya. Mohon nantikan kepulanganku"

Sekilas angin menyalurkan suara itu ke telinga Eunha dan waktu yang sama kalimat itu diakhiri. Disamping bayangan sosok Jimin yang memudar serta alunan suara tersebut yang tidak lagi terdengar.

Namun hal itu tak mendatangkan kepiluan buat Eunha, justru gadis itu malah tersenyum kukuh menafsirkan bahwa dirinya mempercayai setiap dari kata-kata yang diungkapkan barusan.

"Aku akan menunggumu, Park Jimin"
.
.
.
.
.
.
sekian lama ga update, kok jd kikuk yg ngetik ny..ngomong2 aku tuh udah bisa gambarin nih endingnya kek gimana...cuman blum tau kapan
.
.
jd buat yg nunggu, diharap bakal sabar ya 💜💜


Error ( Taehyung & Eunha ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang