Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa kelas 9A berhamburan keluar untuk pergi ke kantin. Di kelas hanya menyisakan dua orang gadis yang duduk saling berjauhan, lebih tepatnya di dekat jendela sebelah kiri dan di dekat jendela sebelah kanan begitu jauh.
Salah satu diantara mereka mendekati gadis yang berada di dekat jendela sebelah kiri, karena ia merasa bosan dan butuh teman untuk diajak mengobrol, setidaknya dirinya tidak terlalu tertutup pada teman-teman sekelasnya.
"Hy.." sapa gadis itu padanya, ia hanya memberikan senyum yang singkat sebagai jawaban.
Rasa canggung mulai timbul dalam gadis itu, namun ia tak mungkin kembali ke tempatnya hanya karna sebuah jawaban yang singkat, toh dia sering mendapatkan perilaku seperti itu dari kakaknya.
"Aku boleh duduk di sini?" tanya gadis itu yang di balas dengan anggukan.
Gadis itu mulai duduk dan berniat untuk memulai obrolan.
"Masih eskul tahfidz?" dia mulai bertanya tentang eskul yang dulu dirinya pun pernah berada dalam bagian eskul itu, bahkan mereka berdua satu eskul, namun gadis itu keluar karena krisis keuangan yang terpaksa dirinya harus keluar."Masih." jawabnya pada gadis itu.
Gadis itu mulai menanyakan hal lain, ia tak mau membahas lebih jauh tentang eskul, karena ia tak mau ditanya balik perihal eskul."Oh, kenapa gak istirahat bareng Tasya sama Laras?" tanya gadis itu
"Gak, jujur aku ngerasa gak cocok sama mereka berdua." jawabnya
Sungguh diluar dugaan ia menjawab sesuatu yang membuat gadis itu kaget, namun membuatnya lebih penasaran mengapa dirinya merasa tidak cocok dengan teman-temannya? Padahal mereka berdua bisa dibilang teman yang asyik.
"Kenapa?" tanya gadis itu semakin penasaran
"Gatau, aku ngerasa gak nyaman aja." jawabnya yang membuat gadis itu mengangguk dan tak mau mengorek lebih jauh tentang pertemanan mereka.
"Terus kamu? Kenapa gak bareng sama Devi? Bukannya kalian sering bareng-bareng ya?" tanyanya pada gadis itu, gadis itu mengulum senyum yang dipaksakan dan merasa bahwa pertanyaan itu menusuk hatinya.
Namun ia akan tetap menjawab pertanyaan itu meski sebenarnya sangat berat untuk mengatakannya
"kan sama Devi udah jauh." jawab gadis itu."Kenapa?" tanyanya lagi. Namun, saat ia akan menjawab ada seseorang yang mengucapkan salam, yang tak lain adalah teman-teman sekelasnya
"Assalamu'alaikum.." ucap salah seorang dari mereka.
"Wa'alaikumussalam.." mereka berdua menjawab secara bersama-sama. Namun dua gadis itu merasa bahwa pandangan seluruh siswa pada mereka berdua terasa aneh, namun hal itu tak di gubris oleh mereka berdua.
Mereka berdua saling mengobrol namun tak membahas tentang Devi, hingga akhirnya bel berbunyi yang menandakan bahwa waktu istirahat telah usai. Namun sebelum gadis itu beranjak dari bangku miliknya ia mengatakan sesuatu
"Nanti keluarnya bareng ya, aku gak ada temen." kata gadis itu yang dijawab dengan anggukan.
Gadis itu senang karena bisa mendapat teman yang bisa ia ajak keluar kelas bersamanya, karena setelah sebulan dikelas 9, ia sering sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Friendship
Non-FictionSebuah luka dalam hati, pahitnya perjuangan, dan kesabaran membuat mereka berdua saling menutup diri untuk memiliki sahabat. Mereka lelah untuk terus memperjuangkan sesuatu yang sia-sia. Tapi dibalik semua itu Allah mempunyai rencana yang begitu ind...