Adibah Asilah (Author)
Inilah aku, Adibah Asilah.. Saat ini yang benar-benar sendiri, sepi tak ada seorangpun yang dekat denganku. Bosan? Pasti.
Setelah beberapa bulan kebelakang aku mengisi hari-hariku dengan canda tawa bersamanya--- Devi. Namun, untuk saat ini tidak. Kenapa? Karena Devi sudah benar-benar jauh dariku.
Hal yang baru aku sadari adalah:
1. Dia sudah tidak pernah menungguku saat aku mendapat bagian piket, melainkan langsung pergi bersama Kirana menuju mesjid
2. Dia sudah tidak pernah beristirahat lagi bersamaku, emang sihh dia suka ngajak. Hanya saja aku yang menolaknya. Kenapa? Karena kebiasaanku setelah membeli makanan akan langsung masuk kelas, sedangkan saat ini Devi sudah tidak seperti dulu lagi. Dia akan kembali pada saat bel masuk berbunyi sama halnya seperti Vania.
3. Jarang bercanda kayak dulu lagi
4. Dia lebih serius menghadapi sesuatu
5. Gak pernah bareng saat kita mau masuk kelas.
DLL.. Terlalu banyak perubahan❌Liat nomor 5. Gak pernah bareng saat kita mau masuk kelas
Jelas kita gak pernah bareng lagi, kenapa? Karena rutinitas baru Devi adalah nunggu Kirana.
Kirana merupakan salah satu anggota OSIS dan tugas anggota OSIS setiap pagi adalah mengawasi para siswa-siswi yang sedang membaca dzikir pagi takutnya ada yang ngobrol dan jika memang ada, akan ada hukuman pula.
Mereka juga mengawasi siswa-siswi yang sholat dluha, apakah benar atau tidak. Setauku, tak ada hukuman akan tetapi akan ada catatan dan jika hal itu akan dimasukkan ke dalam amal yaum. Entahlah
Biasanya setelah dzikir pagi maupun sholat dluha telah selesai, anggota OSIS akan memberikan hukuman pada murid yang terlambat atau yang melanggar peraturan pada saat dzikir pagi berlangsung.
Dan Devi setia menunggu Kirana hingga kegiatannya selesai. Terkadang mereka telat masuk di jam pelajaran pertama karena banyaknya kegiatan anggota OSIS.
Aku selalu memperhatikan mereka. Terkadang aku berpikir untuk mundur dalam perjuangan ini, karena Devi lebih nyaman bersama Kirana dan bahagia, sangat jelas aku melihat itu semua. Tapi perjuanganku belum seberapa yang telah menyakiti hati Devi hingga menjauh seperti saat ini.
***
Suatu hari, seperti biasa Devi dan Kirana datang terlambat. Hanya saja, pada jam pelajaran pertama kali tak ada guru yang mengajar atau bisa dibilang jamkos(jam kosong) karena guru yang bersangkutan sedang sakit.
Sedangkan sekertaris sedang meminta tugas apa yang akan dikerjakan oleh kelas 8A, dan belum kembali ke kelas melainkan masih berada di kantor.
Sambil menunggu sekertaris datang, seluruh siswa-siswi disini memilih untuk berbincang. Tak terkecuali Devi dan Kirana yang mengobrol disertai canda tawa yang menurutku itu hal yang paling menyakitkan yang aku lihat.
Kenapa? Kau tau? Karena mereka tak menyertakan aku dalam kebahagiaan mereka, Devi tak lagi menyertai aku dalam tawanya, saat ini tawanya bukanlah aku. Melainkan Kirana
Terkadang aku berpikir untuk pergi dan meluapkan apa yang aku rasakan pada seseorang yang aku butuhkan. Tapi apalah daya? Aku sendiri! Di kelas ini aku tak begitu dekat dengan mereka. Sempat menahan air mata karena melihat kebahagiaan mereka yang tak menyertaiku. Bukan aku tak bahagia melihat Devi bahagia bersama oranglain, akan tetapi aku merindukan saat-saat bersamanya, saat-saat dimana dia selalu membuat aku kesal.
Tapi untuk apa aku menangis? Toh takkan ada yang datang dan bersedia menjadi teman yang siap menjadi tempatku bercerita. Tak semudah itu orang akan menganggapku atau bahkan menyertakan aku dalam lika-liku hidup mereka.
"Dib, gabung yuk" kata Kirana padaku
Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Tak ada reaksi apapun dari Devi, dia terlihat cuek.
Aku memalingkan wajahku dari mereka. Takut bila mereka melihat aku yang susah payah menahan airmata. Tak ada yang melihat saat aku mulai mengusap mataku. Syukurlah. Tapi aku masih harus berpura-pura biasa saja.
Ternyata ini rasanya, dimana aku hanya menatap kebahagiaan sahabatku bersama oranglain yang menggantikan posisiku. Sakit. Bangett
Ini yang paling gak bisa lupa, chapter ini paling bikin aku nangiss😭.. Tau gak? Aku ngetik ini sampe nangiss,. Gimana mau lupa sihh?? Bayangin mereka tertawa didepan kita banget😖.. Karma mungkin kali ya? Udah nyia-nyiain orang yang udah anggap kita sebagai sahabat??😔
Entahlah, yang pasti ini chapter bikin aku tambah dewasa, gak kekanak-kanakkan lagii.. Allah pasti ngasih hikmah disetiap kejadian yang kita alamin.. Jadi, buat yang punya masalah jangan langsung putus asa siapa tau dibalik semua itu ada yang lebih indah, iya'kan?😇😇 Udahh yaa pengen lanjut nangis aja dehh😅😩😭 hhehe kidding..😝✌✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Friendship
Non-FictionSebuah luka dalam hati, pahitnya perjuangan, dan kesabaran membuat mereka berdua saling menutup diri untuk memiliki sahabat. Mereka lelah untuk terus memperjuangkan sesuatu yang sia-sia. Tapi dibalik semua itu Allah mempunyai rencana yang begitu ind...