Rahasia Antara Dekan dan Nega

1.4K 145 33
                                    

Hola! Sebelum baca, aku mau kasih clue. Di chapter ini, kalian akan menemukan keterkaitan antara Dekan dan Nega. Jadi, siapa mereka? Ada hubungan apa mereka?

Check this out! Happy reading! :*

***

Nega berjalan santai menuju ruang guru. Ia hendak menemui Bu Sum, urusannya memang belum selesai dengan wali kelasnya itu. Tadi, setelah digeret manja oleh Bu Sum menuju kelasnya, ia diperintahkan untuk mengikuti kelas lebih dahulu. Begitu kelasnya berakhir, ia diminta untuk menemui Bu Sum di ruang guru.

Cowok berkumis tipis itu muncul di kubikel Bu Sum dengan senyum semringah, seolah akan sangat menikmati omelan Bu Sum beberapa menit ke depan.

Dasar Nega -_-.

"Hai, Bu Sumiyati, yang selalu idaman di hati." Nega mengerlingkan matanya, lalu duduk tanpa disuruh di hadapan gurunya itu. "Saya nurut loh, langsung ke sini pas pelajaran selesai. Ada apa, Bu? Saya dapet peringkat semester ini ya?" tanyanya sok polos.

Bu Sum hanya geleng-geleng kepala sambil menyerahkan beberapa lembar kertas. Isinya, penuh dengan tabel-tabel yang sudah terisi penuh. "Kamu lihat nih, daftar absen kamu."

Nega mencondongkan tubuhnya, memperhatikan beris demi baris absen tersebut. Kemudian, ia tersenyum. "Keren ya, Bu. Penuh."

"Iya, penuh. Penuh sama centang dibaris TERLAMBAT."

Nega cengengesan sembari menggaruk pelan pelipisnya.

"Kamu ini sebenarnya kenapa sih terlambat terus? Kamu susah bangun pagi?" tanya Bu Sum, mencoba bicara dari hati ke hati. Padahal mah, Bu Sum sudah setengah mati nahan emosi.

"Hhm..., gak kok. Saya bangun jam lima pagi. Solat, terus mandi."

"Abis mandi, kamu ngapain?"

Nega terlihat berpikir. "Pakai baju."

Bu Sum mengelus dadanya, lalu meminum teh hangat miliknya. "Abis pakai baju?"

Nega tersenyum. "Ya pakai celana dong, Bu. Masa saya gak pake celana, malu Bu, ah."

Senyum sok sabar di wajah Bu Sum sudah sirna, tergantikan dengan wajah frustrasinya. "Nega, Ibu mau bicara serius sama kamu. Tolong, diperhatikan dan didengarkan baik-baik."

"Siap. Ada apa, Ibu?" jawab Nega sangat amat lembut.

"Nega, kamu ini sangat mungkin untuk tidak naik kelas semester depan loh kalau terus-terusan terlambat. Kamu gak disiplin namanya."

"Saya kan emang gak naik kelas, Bu, semester depan. Nih, sekarang saya udah kelas 3, kalo saya naik kelas, masa saya kelas 4 SMA. Gak ada kelas 4 SMA, Bu." Cowok itu bicara seolah Bu Sum adalah anak TK yang tidak tahu urutan jenjang pendidikan.

"Nega!" bentak Bu Sum. "Maksud Ibu, kamu bisa gak lulus. Kamu dianggap siswa yang tidak disiplin karena selalu terlambat. Ini berlangsung sejak kamu kelas 1 SMA sampai sekarang loh. Tiada hari tanpa terlambat."

"Saya pasti lulus, Bu. Walaupun gak masuk tiga besar, saya masih masuk dua belas besar. Saya pinter loh, Bu," jawab Nega santai.

Bu Sum tidak menyangkal. Nega memang cerdas, terutama pada pelajaran ekonomi dan sosiologi. Tapi, tetap saja, absen terlambat ini sangat berpengaruh bagi kelulusan Nega nanti.

Is That You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang