Boom! Double update.
Jangan lupa, vote dulu hahahaha. Komentar akan sangat aku apresiasi. Terimakasih banyak. Hehe.
Enjoy~
***
"Seks?" Tanya Seongwoo. "Kenapa.. tiba-tiba?"
Minhyun menatap Seongwoo lurus. "Karena kamu menginginkannya. Dan aku rasa aku harus memberikannya. Aku suamimu."
Seongwoo terkekeh. "Cuma itu?"
"Lalu?"
"Kamu cuma mau hubungan badan? Bukan bercinta?" Tanya Seongwoo. "Kamu yang bilang, kamu akan ngelakuin itu saat kamu cinta sama aku dan aku cinta sama kamu. Apa kamu udah cinta sama aku?"
Minhyun menatap sekelilingnya, sedikit menggeram saat melihat senyuman di wajah Hyunbin.
"Kamu suamiku." Ucap Minhyun.
"Semua orang tau itu. Bisa jadi orang di dunia ini tau, selama mereka punya akses internet, tv, koran atau hal lainnya." Jawab Seongwoo. "Apa yang kamu mau?"
"Kamu yang memintanya. Aku hanya memberikan yang kamu mau."
Seongwoo menghela nafas, menganggukkan kepalanya. Benar juga. Dia yang memintanya. Apa yang Seongwoo harapkan? Mereka berhubungan badan atas dasar cinta?
Seongwoo tau sejak awal tidak akan ada cinta di kehidupan pernikahannya. Seongwoo tau itu sejak awal.
Tapi sialnya dia jatuh cinta. Di pandangan pertama.
Seongwoo setuju menikah dengan Minhyun, karena dengan begitu Seongwoo bisa lebih dekat dengan Minhyun. Tapi sekarang, Seongwoo baru sadar.
Minhyun tidak pernah mencintainya. Tidak akan pernah.
Dan rasa sakit di dadanya akan menjadi makin parah setiap harinya. Mencintai suami yang tidak pernah mencintainya. Seongwoo akan merasakan itu seumur hidupnya.
"Seongwoo--"
"Terimakasih. Aku ga butuh." Jawab Seongwoo. "Aku ga butuh jatuh cinta lebih dalam ke kamu. Ini udah cukup sakit. Jangan sakitin aku lebih dari ini. Aku ga akan kuat."
Seongwoo berdiri dari duduknya, berjalan keluar dari klub malam yang dipenuhi suara berisik dengan lampu penerangan yang minim.
Sementara Minhyun masih terpaku di tempatnya. Kenapa Seongwoo marah? Kenapa Seongwoo selalu marah jika berada di dekatnya? Apa Minhyun selalu membuat Seongwoo kesal? Kenapa?
Minhyun sudah berusaha melakukan semua yang Seongwoo suka. Memperbaiki tatanan bahasanya menjadi lebih santai, mengikuti panggilan yang Seongwoo mau, dan masih banyak lagi.
Tapi kenapa Seongwoo selalu marah?
"Biar gue ngomong sama Seongwoo." Hyunbin berdiri, namun tangannya ditahan Minhyun.
"Jangan dekati suami saya, percayalah, saya bisa memulai perang lagi kalau saya mau." Ucap Minhyun.
Hyunbin tertawa. "Apa nyawa rakyat kalian semurah itu? Sampe pemimpinnya bisa seenaknya mulai perang dan mengakhinya kalau mereka mau. Apa itu ajaran appa Hwang?"
Sebelum Minhyun menyuarakan protesnya, Jihoon udah lebih dulu menghajar Hyunbin. Menendang tulang kering si jangkung sampai pemilik kaki mengumpat berkali-kali.
"Gue ga peduli kalau lu menghina Minhyun hyung. Tetapi kalau lu menghina aboji, gue tidak akan terima."
Minhyun ga ambil pusing. Dia lebih milih ngejar suaminya yang lagi marah. Biarlah Hyunbin dihajar Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unification [OngHwang]
FanficOng Seongwoo, putra presiden Korea Selatan, Ong Jae In. Hwang Minhyun, putra presiden Korea Utara, Hwang Jong Un. Saat Korea Utara dan Selatan menyatu, kedua presiden sepakat untuk menjodohkan anak mereka. Akhirnya Seongwoo harus menikah dengan oran...