Minhyun menggoreskan kuasnya ke atas kanvas, berusaha mematri bayangannya akan Seongwoo disana. Berusaha menguangkan semua cintanya pada setiap goresan yang ia torehkan.
Minhyun kini memenuhi impiannya. Melukis.
Dalam waktu satu tahun terakhir setelah ia memutuskan melepaskan Seongwoo, Minhyun memutuskan dirinya butuh pengalihan. Dan mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mendapatkan pengalihan baru.
Hidup Minhyun selama ini berputar di sekitar Seongwoo. Minhyun menjadikan Seongwoo pusat rotasi dan revolusinya. Menjadikan Seongwoo sebagai hidup dan matinya.
Minhyun tersenyum menatap lukisannya.
Meski satu tahun tidak melihat Seongwoo, Minhyun masih bisa mengingat dengan jelas suami-- mantan suaminya. Mungkin. Entahlah. Satu tahun terakhir Minhyun mengisolasi dirinya.
Minhyun tidak sanggup mendengar kabar Seongwoo menceraikannya lalu menikah lagi. Atau hal lainnya. Entah.
Minhyun mengulurkan tangannya yang kini dihiasi beberapa bekas luka, menyentuh bagian cat yang kini sudah mengering. Menyentuh wajah indah Seongwoo yang ada pada lukisannya.
Senyuman Seongwoo adalah hal terindah di dunia ini bagi Minhyun. Hal yang ingin dia lindungi, tapi tak mampu dia lindungi. Senyum yang pernah menghilang karenanya. Senyum yang selalu menjadi mimpi terbaiknya.
Minhyun sudah puas hanya dengan bayangan Seongwoo. Minhyun puas dengan ingatannya akan sosok indah orang yang pernah hadir di hidupnya itu.
Minhyun tersenyum, menyematkan "HMH" di sudut atas lukisan. Tanda lukisan itu adalah hasil dari karyanya.
"Hyung, lukisan mana saja yang mau hyung kirim ke pameran?" Jinyoung muncul bersama Seonho.
"Semua. Kecuali ini. Bawa lukisan ini ke kamarku seperti biasa, setelah catnya mengering." Minhyun meraih crutch yang membantu kaki kanannya menopang tubuh Minhyun.
"Hyung, kaki kirimu-- terapinya tidak dilanjutkan lagi?" Tanya Jinyoung.
"Percuma. Kemungkinan kakiku berfungsi seperti sedia kala sangat kecil. Hanya akan menghabiskan waktu dan uang saja." Minhyun berjalan menuju pintu, sedikit tertatih karena keseimbangannya tidak sempurna.
"Tapi setidaknya semua sudah lebih baik hyung. Meski tidak sesempurna dulu, setidaknya hyung bisa berjalan tanpa bantuan crutch itu." Jawab Jinyoung. "Hanya beberapa waktu dan beberapa operasi lagi hyung."
"Aku lelah. Aku hanya ingin menikmati hidupku, Jinyoung-ah." Minhyun menarik kursi rodanya, mendudukkan dirinya disana.
Kaki Minhyun sudah bisa digerakkan. Tapi tangannya pegal kalo terlalu lama memaksa dirinya memakai crutch. Minhyun lebih suka menduduki kursi rodanya. Lebih nyaman. Toh ada Jinyoung dan Seonho yang mendorong kursi rodanya kemana-mana.
"Aku ingin ke taman belakang. Cepat dorong kursiku." Perintah Minhyun.
"Galak banget sih, suami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unification [OngHwang]
FanfictionOng Seongwoo, putra presiden Korea Selatan, Ong Jae In. Hwang Minhyun, putra presiden Korea Utara, Hwang Jong Un. Saat Korea Utara dan Selatan menyatu, kedua presiden sepakat untuk menjodohkan anak mereka. Akhirnya Seongwoo harus menikah dengan oran...