Fifteenth : Painful

586 95 46
                                    

———

Makin hari hubungan Chaeyeon sama Pinky bukannya makin baik; tapi justru lebih keliatan burem akhir-akhir ini.

Yang mereka tau; awalnya mereka baik-baik aja. Gak ada yang nyalahin Mingyu ataupun Jaehyun disini. Tapi, kayaknya Pinky mulai berpikir lebih jauh.

Kalau apa yang selama ini dia bangun bersama Chaeyeon; ujung-ujungnya pasti akan rubuh. Entah dirubuhkan oleh mereka sendiri, oleh orang lain, atau bahkan keadaan.

Bener kata Sinbi—teman satu kelas Pinky, susah buat memposisikan diri buat jadi seorang lesbian—yang jelas-jelas ditentang sama siapapun ditempat Pinky juga Chaeyeon menapakkan diri, membangun hidup.

Siapa yang takut hubungan mereka akan menjadi seperti Jennie dan Jisoo disini?

———

Pinky : Kak Chaeyeon.
Pinky : Bisa ketemuan?
Pinky : Kita perlu bicara.

Chaeyeon : Dimana, dek?
Chaeyeon : Kafe biasa, ya?
Chaeyeon : Perlu aku jemput?

Pinky : Ok, cafe biasa.
Pinky : Gausah dijemput, aku kesana sendiri aja.
Pinky : Selesai kuliah jam berapa?

Chaeyeon : Yaudah, aku tunggu sana.
Chaeyeon : Jam 2, kayaknya.
Chaeyeon : Mau ketemuan jam berapa?

Pinky : Aku selesai jam 1.
Pinky : Jam 3 aja ya ketemunya?

Chaeyeon : Oh, ok :)
Read

Pinky menghela napasnya berat. Apa-apa yang ingin dibicarakan dengan Chaeyeon saja ia tidak tau.

Tapi, yang pasti hubungan mereka perlu diperjelas. Pinky tidak bisa diam saja—apalagi mengingat beberapa hari lalu Chaeyeon mem-posting fotonya juga Jaehyun berdua di-mall. Dengan dua buah tiket avengers infinity war.

Pinky bukannya cemburu, pikirannya untuk hal seperti ini jauh lebih dewasa dari Chaeyeon. Akhir-akhir ini ia juga sering kok menghabiskan waktu bersama Mingyu.

Pinky hanya butuh kejelasan lebih lanjut tentang hubungan mereka yang mulai renggang ini. Dibilang masih menyayangi, sih. Tentu saja Pinky masih! Selain Chengxiao, (orang yang selalu menyelamatkannya dari pelecehan yang dilakukan anak ibu panti) cuma Chaeyeon yang bener-bener bisa bikin dia jatuh cinta meskipun gender mereka sama.

Entah harus dipertahankan, atau dilepaskan. Yang pasti, mereka berdua akan memilih yang seharusnya mereka pilih—pilihan yang akan membuat mereka berdua bahagia, tanpa terkecuali.

———

"Kak Chaeyeon!"

Chaeyeon mengarahkan pandangannya pada Pinky. Tengah melambaikan tangannya dengan dandanan yang apa adanya. Sangat apa adanya. Bukan tipe Pinky sekali. Kelihatan jelas kalau Pinky lagi banyak pikiran sekarang.

Rambut dicepol asal, jeans robek-robek yang dipadu-padankan dengan t-shirt putih polos, tambahan sepatu kets hitam. Apa Pinky mau tukar posisi dengan Chaeyeon sekarang?

"Hai, Pink. Nunggu lama?"

Mata mereka bertemu, lantas mengarahkan pandangan masing-masing kearah lain. Entah kenapa ya entah kenapa, canggung menyelimuti keduanya. Bukan hal biasa, tentu saja.

"Maaf, Mbak. Mau pesan sesuatu?"

Mereka sontak menoleh ke waiter yang tersenyum manis didepan mereka. Dari nametag-nya sih namanya Bona.

"Oh, iya Mbak. Frappuchino-nya 1, kamu mau apa Pink?" tanya Chaeyeon. "Matcha ice aja." jawab Pinky singkat.

"Ok, ditunggu sebentar ya." lepas Chaeyeon mengangguk. Waiter tadi pergi, meninggalkan Chaeyeon juga Pinky yang lagi-lagi terlibat dalam kecanggungan yang mereka buat sendiri.

"Jadi.." mulai Pinky setelah hampir 10 menit mereka hanya berdiam. Bahkan, pesanan mereka pun tak ada yang disentuh sama sekali.

"Jadi?" tanya Chaeyeon.

"Aku cuma mau minta kepastian dari Kak Chaeyeon, sebenarnya kita tuh masih saling sayang apa enggak?"

Menusuk. Pertanyaan Pinky barusan benar-benar menusuk.

"Menurut kamu, dek? Dengan kita yang terus-menerus saling diem kayak gini dan gak ngelurusin apa yang salah. Menurut kamu kita bakalan bener lagi?"

"Apa yang mau dilurusin, Kak? Kayak gimana caranya? Hubungan kita aja gak lurus—gak bener, terus apa yang perlu kita lurusin?"

Chaeyeon tersentak. Sejak kapan Pinky mem-permasalahkan hubungan mereka yang tak seharusnya ini?

"Pink, denger.."

"Apa?"

"Kamu sayang kan sama Kakak?"

"Sure! Aku juga ngerti banget kalo Kak Chaeyeon sayang sama aku. Tapi, mau gimana lagi? Pikiran aku makin dewasa, kalo Kakak mau tau. Dan, pikiran dewasa itu buat aku mikir; kalo selamanya hubungan kita bakalan tetep di-cap hama sama masyarakat."

Ingat tragedi Jennie-Jisoo? Yah, seperti itulah yang sekarang tengah dialami oleh Chaeyeon juga Pinky.

"Pink, jujur aja Kakak juga capek."

"Kita sama berarti, sama-sama berada pada fase lelah. Titik dimana kita bakalan bikin semuanya makin burem kalo terus dijadiin perdeba—"
























































"Tapi kita gak bisa nyangkal juga, Pink. Kita masih saling sayang, bakalan susah buat ngilanginnya."

———

Kepala-ku pusying, maaf kalo chap ini menjyjykkan hehe ^^

Vomment, Guys ^^

Published : May, 03rd 2018

We Are • GyuPink X JaeYeon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang