AKAD

17.5K 794 13
                                    

Takdir adalah sesuatu yang mempertemukan kita, karena kita tidak akan percaya pada fakta bahwa semua hal terjadi secara kebetulan.

                                                                                                                                         Muhammad Rasyid.

Happy reading❤️

*******

"Saya terima nikah dan kawinnya Naira sayyidina binti Hamza ramadhany dengan mas kawin dan seperangkangkat alat sholat di bayar tunai."

Ucap Rasyid dengan lantang dan satu kali tarikan nafas

"Bagaimana para saksi, Sah..?" Tanya Hamza sebagai penghulu

"Sah."

"Sah."

"Sah."

"Alhamdulillah." Ucap Hamza.

Rasyid menghembuskan nafasnya lega setelah mendengar kata 'sah' dari para saksi, akhirnya beban yang di tanggungnya selama seminggu terakhir ini bisa lepas juga. Jujur Rasyid berusaha mati-matian hanya untuk mengucapkan ijab qobul saja.

Dia benar benar takut salah mengucapkannya, atau bicara tiba tiba saya gagap karna sangking geroginya, tapi untung saja Rasyid bisa mengucapkan kata sakral itu dengan lantang dan satu kali tarikan nafas. Orang tua Rasyid pun tersenyum bahagia akhirnya anaknya bisa mengucapkan ijab qibul.

****

Gadis yang mendengar ucapan ijab qobul yang Rasyid ucapkan akhirnya merasa lega, gadis yang menggunakan kebaya putih dan tetap dengan kerudungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis yang mendengar ucapan ijab qobul yang Rasyid ucapkan akhirnya merasa lega, gadis yang menggunakan kebaya putih dan tetap dengan kerudungnya.

Waktu berjalan sangat cepat hingga tak terasa hari ini adalah hari di mana dia akan menjadi seorang istri dari seorang dokter

Jujur Naira takut sekali jika Rasyid tidak lancar mengucapkan ijab qobul tapi alhamdulillah Rasyid bisa mengucapkannya dengan lancar. Putri yang menemani anknya di kamar akhirnya tersenyum bahagia mendengar ijab qobul yang Rasyid ucapkan

"Alhamdulillah Nai Rasyid ngucapin ijab qobulnya lancar." Ucap Putri sambil memeluk Naira

"Iyah ma alhamdulillah" jawab Naira, jujur saja Naira melakukan pernikahan ini dengan setengah hatinya.

"Sekarang mama dan papa udah gaj bertanggung jawab atas kamu Nai."

"Apa sih ma, jadi Naira bukan anak mama lagi gituh?"

"Bukan gitu sayang. Tapi setelah kamu sudah menjadi tanggung jawab suami kamu." Jelas putri

"Tapi nanti Naira boleh ke sini...?"

"Yah boleh dong sayang, malah kamu harus sering main ke sini" jawab putri

"Yaudah yok turun kamu udah harus ketemu sama suami kamu." Lanjut putri dan langsung mengajak Niara turun ke lantai bawah

*****

Naira turun di dampingin dengan putri di sampingnya. Rasyid yang melihat Naira dengan balutan kebaya putihnya di buat tercengang, sungguh Naira cantik dengan kebaya yang sangat pas di tubuhnya itu.

Naira langsung mencium tangan Rasyid dengan sedikit ragu-ragu "yaudah sekarang Rasyid cium keningnya Naira ya" ucap zahra.

Badan Naira seketika langsung menegang setelah mendengar ucapan zahra, tadi saja dirinya mencium tangannya sudah gemetar. Apalagi jika Rasyid mencium keningnya, ya rabb baaimana ini?

Rasyid mendekatkan bibirnya ke kening Naira, Naira erusaha menenangkan dirinya sebisa mungkin dengan menutup kedua kelopak matanya. Selama inu tidak ada yang mencium keningnya selain Papanya dan mamanya, cukup lama Rasyid mencium kening Naira, entahlah ada rasa bahagia yang menjalar di tubuh Naira. Setelah itu di lanjutkan dengan memasangkan cincin

"Alhamdulillah akhirnya kalian sah juga." Ucap putri yang terharu hingga mengeluarkan cairan bening dari matanya

"Iyah put gang nyangka yah kita akhirnya jadi besan juga."lanjut zahra,putri dan zahra pun akhirnya berpelukan dan menangis bahagia.

"Saya cium kening kamu karna saya sudah mulai belajar mencintaimu" tiba tiba saja Rasyid berbisik hal itu ke Naira

Hah,ini aku gak mimpi kan batin Naira

"Semoga kamu juga belajar sedang mencintaiku yah,wahai istriku" lanjut Rasyid, dan tiba tiba tubuh Naira kembali menegang.

****

Rasyid dan Naira berdua di sini di kamar Naira karena orang tua mereka yang menyuruh beristirahat.

Rasyid masih sibuk meneliti kamar Naira dan Naira hanya duduk malas di pinggir kasurnya sambil memperhatikan Rasyid yang menurutnya aneh itu.

"Kenapa? Kamar aku jelek kan? Kamu gak betah kan? Udah mending kamu keluar aja deh bilang gerah atau apalah." Celoteh Naira dengan nada sinis berharap bahwa Rasyid peka kalau Naira tidak nyaman jika harus berduaan dengan Rasyid walaupun sekarang Rasyid sudah sah menjadi suaminya.

Rasyid yang mendengar celotehan Naira hanya mengernyitkannya. Seingatnya dia belum berkomentar apapun tentang kamar Naira, bahkan Rasyid belum berbicara dengannya tapi Naira sudah berpikiran negatif terlbih dahulu.

"Aku gak ngomong kayak gituh." Jawabnya santai

"Tapi kamu mau ngomong kaya gituh kan." Tuduh Naira

"So'uzon"

"Kenyataan."

"Sayang,tolong kamu ilangin sifat so'uzon kamu,inget kamu sudah menjadi istri saya."

"Iyah iyah,aku mina maaf" jawab Naira dan langsubg menidurkan badannya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut

"Jangan berani pegang pegang" ancam Naira di dalam selinut

Rasyid yang mendengar ancaman Naira hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya

Siapa yang mau megang megang coba batin Rasyid

DOKTER HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang