Part 6

310 28 6
                                    

Airin melangkahkan kakinya menuju kelas. Hembusan nafas pelan keluar dari bibirnya. Koridor yang sepi nampak menyambut dan mendukung suasana hatinya yang sedang abu-abu.

"Airin!"

Airin menoleh saat mendengar suara cempreng familiar itu. Shizune langsung merangkul sahabatnya itu.

"Kau darimana saja kemarin? Kenapa tidak masuk kelas?"

"Ah... Itu... Kemarin aku sedikit tidak enak badan, makanya aku pulang." Bohong Airin.

Shizune mengangguk mengerti. "Oh ya, nanti kau bisa pulang sendiri 'kan? Aku ada urusan."

Airin mengangguk. "Kurasa."

"Jangan lemas begitu dong."

Airin memasang sebuah senyum lebar. Namun, Shizune tahu itu bukan senyum tulus. Tetap saja, ia ikut tersenyum.

***

Airin duduk di pinggir lapangan sambil menatap beberapa temannya yang bermain basket. Angin bertiup membelai surai birunya yang diikat satu. Sepasang earphone tersumpal di kedua telinganya.

Sesuatu yang dingin tiba-tiba menyentuh pipinya. Ia kontan menjauh sambil berjengit.

"Ah... Dingin!"

Ia mengusap pipinya sambil menengadahkan kepalanya. Matanya melebar melihat Hatake Kakashi berdiri dengan handuk di lehernya.

"Jangan melamun."

Nada datar yang sama seperti biasanya. Bahkan Airin seolah bisa melafalkan intonasinya. Ia tetap mengusap pipinya dan mengambil kaleng minuman yang diberikan Kakashi. Ia membukanya dan meneguknya beberapa kali.

Kakashi menatap gadis itu dari samping. Mata Airin bergulir melirik pemuda di sampingnya. Mata mereka bertemu.

Holy shit. Airin menjerit dalam hati. Karena terlalu gugup, ia jadi tersedak minuman dan terbatuk beberapa kali. Melihat itu, Kakashi langsung menepuk-nepuk punggung gadis itu. Airin masih terbatuk, namun ia menaikkan tangannya, tanda ia baik-baik saja.

"Makanya kalau minum pelan-pelan." Cibir Kakashi.

"Ya bagaimana aku bisa tenang kalau kau terus menatapku seperti itu. Sikapmu itu membuatku takut tahu. Kau ini punya kepribadian ganda? Alter ego?"

Mendengar ocehan Airin yang ngaco membuat Kakashi mendengus geli. Bibirnya mengukir senyuman tipis. Dan itu tertangkap oleh mata Airin. Ia tertegun.

Bisa senyum toh?

Kakashi menoleh pada gadis itu. Masih dengan senyuman yang sama. Wajah Airin mendadak memanas. Terlebih saat tangan Kakashi yang besar mendarat di kepalanya. Mengacak-acak rambutnya. Airin ingin mati rasanya.

Panik, ia menepis tangan Kakashi dan berlari. Jelas hal itu membuat Kakashi kebingungan.

"Ada apa dengan anak itu?"

***

"Shizune, temani aku pulang hari ini." Rengek Airin.

"Eeeeh? Tapi aku ada urusan—"

"Shizune! Kau rela sahabatmu ini di teror?!"

Kakashi Fanfiction : Loving AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang