Part 12 - END

436 19 0
                                    

Sebulan kemudian...

"Maaf aku sudah salah sangka padamu, Rin."

Rin Nohara menatap Airin yang kini tertunduk di depannya. Ia tersenyum tulus. Kemudian meraih tangan Airin.

"Aku yang harusnya minta maaf padamu. Aku dulu sangat menyukai Kakashi, tapi kenyataannya kalian memang ditakdirkan bersama. Harusnya aku tidak mencoba melawan itu."

Airin tersenyum kecil.

"Bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia sudah sadar?"

Airin menunduk, lalu menggeleng pelan.

"Dokter bilang peluru itu hampir menyentuh jantung dan limpa-nya. Dia kehilangan banyak darah saat tiba di Rumah Sakit dan sekarang dia... koma."

Rin mengeratkan genggamannya. Menyalurkan kekuatan agar Airin tetap optimis menunggu Kakashi.

"Kakashi menunggu selama setahun untuk bertemu lagi denganmu. Mungkin sekarang giliranmu untuk menunggunya."

Airin mengangguk pelan. "Terima kasih."

"Jadi... bisakah kita berteman lagi?"

Airim menatap gadis itu sambil tersenyum. "Tentu saja. Kau, aku, dan Shizune."

"Aku senang kau mau menerimaku lagi."

"Hm. Aku tidak tahu seperti apa nasibku dan Kakashi jika kau tidak ada. Bagaimana pun, terima kasih."

***

Airin berjalan melewati lorong Rumah Sakit dengan linglung. Matanya yang menghitam menjelaskan bahwa tidur gadis itu tidak begitu baik belakangan ini. Seringkali ia berkata dalam hatinya. Merenung membayangkan jika posisinya bertukar dengan Kakashi.

Apa dia selalu seperti ini? Memikirkanku sampai setiap malam seolah siang yang menyiksa? Seolah waktu adalah musuh terbesarnya. Dihantui kekhawatiran dan kebingungan dalam satu waktu.

Airin membuang gelas bekas minumnya ke tempat sampah dan masuk ke sebuah ruang VIP. Ia berjalan menghampiri Kakashi yang terbaring di sana. Tangannya menarik kursi dan duduk di samping brankar Kakashi.

Tangannya terulur membelai pelan rambut perak Kakashi.

"Akhirnya kau tidur cukup juga, Kakashi. Tapi, kuharap kau segera bangun. Aku diterima di universitas impianku. Kau harus segera bangun dan mengikuti ujian kesetaraan. Dengan begitu, kita bisa berada di universitas yang sama. Kau mengerti?"

Airin memejamkan matanya. Mencoba menahan agar tidak menangis lagi. Dia tidak mau terlihat lemah dihadapan Kakashi. Tidak mau merepotkan Kakashi lagi.

Penderitaan Kakashi sudah cukup berat.

Ia mendekatkan kursinya, kemudian menyandarkan kepalanya di samping lengan Kakashi.

Ia tidak sadar bahwa jemari Kakashi bergerak pelan.

***

Airin mengangkat kepalanya yang mulai terasa berat. Menatap mengernyit pada sinar matahari yang melewati kisi jendela. Ia meregangkan tubuhnya yang seperti ditimpa beton. Lalu menoleh pada Kakashi. Dan menemukan kedua iris berbeda warna itu balas menatapnya.

Matanya membelalak dan hampir terjungkang ke belakang.

"Astaga! Kau mengejutkanku!"

Kakashi Fanfiction : Loving AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang