Part 11

265 18 1
                                    

"Kabuto-san..."

Lelaki itu tersenyum. Matanya menyipit di balik kacamata bulatnya. Ia lalu melirik bangku di depan Airin.

"Boleh aku duduk di sini?"

"Ah... tapi..."

"Hanya sebentar saja. Ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"O-oke."

Airin tak punya pilihan. Lagipula Kakashi masih belum datang sekarang. Entah kemana perginya pemuda itu.

"Bagaimana kabarmu?"

Airin menatap Kabuto kikuk. "Err... baik-baik saja."

"Syukurlah. Aku tidak menyangka kau menolak untuk bergabung dengan klubku."

Airin meringis. "Maaf."

Tiba-tiba, tangan Airin ditarik. Gadis itu terkejut.

"Ayo pulang." Tegas Kakashi.

"Kakashi kau ini apa-apaan sih?"

Kakashi mendelik kearah gadis itu. Memaksanya untuk bungkam. Kemudian, ia menyeret gadis itu pergi.

"Kakashi, sakit! Lepaskan tanganku!"

Kakashi kontan melepas tangan Airin. Kini, gadis itu memegang pergelangan tangannya yang memerah akibat ulah Kakashi. Hal itu tak urung membuat Kakashi meringis menyesal.

"Maaf aku tidak bermaksud-"

Airin membuang muka. "Sudahlah. Aku baik-baik saja."

"Airin aku-"

"Sudah kubilang aku baik-baik saja!" Airin menyelak marah. Ia berjalan mendahului Kakashi. Tangannya sesekali terangkat mengusap air matanya. Dan Kakashi hanya bisa terdiam menatap kepergian gadis itu. Meratapi kebodohannya.

Kemudian ia tersadar.

Airin tidak boleh sendirian sekarang dan Kakashi yakin Kabuto tidak datang sendiri. Ia melangkahkan kakinya lebar-lebar, mencoba menyusul gadis yang kini hilang ditelan keramaian itu.

***

Airin menyobek sepotong roti dan memberikannya pada seekor kucing yang sangat kelaparan.

"Dia harusnya tidak perlu bersikap kasar seperti itu 'kan?"

Kucing itu makan dengan lahap.

"Hei, kucing, apa menurutmu aku menjauh saja ya dari Kakashi? Dia selalu membentakku dan baik padaku di saat yang bersamaan. Kadang aku kesal, tapi aku juga kasihan. Sepertinya dia kesepian."

Airin menghela nafas. Memberikan potongan terakhir pada sang kucing.

"Aku juga salah. Kenapa harus lari seperti anak kecil? Argh! Premenstrual sindrom sialan!" Airin mengutuk kasar.

Ia mendengus kesal dan beranjak.

"Memang menyebalkan, tapi aku harus minta maaf padanya."

Ia berbalik untuk mencegat taksi. Namun sebelum itu, mulutnya dibekap dan aroma kuat kloroform langsung menyengat hidungnya. Pandangannya perlahan mengabur dan gelap gulita.

"Kakashi..."

***

Kakashi sungguh frustasi. Dimana gadis itu sekarang? Salahnya. Harusnya ia tidak membentak gadis itu.

Kakashi Fanfiction : Loving AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang