Part 1

1.8K 56 4
                                    

Dingin. Itu satu kata yang bisa menggambarkan Kakashi Hatake di mata Airin. Entah karena apa sepertinya ia merasa laki-laki itu berusaha menghindarinya. Gadis itu tidak mengerti. Kenapa Kakashi selalu berusaha menghindarinya? Bukankah sebelumnya mereka tidak mengenal? Memang jika kita belum mengenal seseorang, maka pasti ada perasaan yang sedikit canggung. Tapi laki-laki itu? Kenal saja belum, kenapa ia selalu berusaha menghindari Airin?

Setidaknya pertanyaan semacam itulah yang memenuhi kepala Airin. Semakin Kakashi berusaha menghindarinya, semakin ia penasaran. Sebenarnya apa alasan di balik sikap pemuda itu yang selalu menghindarinya. Bahkan sekarang pertanyaan itu mengganggu otak gadis dengan rambut ikal biru gelap sepunggung itu. Sampai-sampai tidak konsentrasi mendengarkan penjelasan dari guru Matematika di depan.

Pertanyaan itu masih menggangu gadis itu bahkan hingga jam istirahat. Gadis itu tidak memakan ramennya, malahan hanya mengaduknya dengan sebelah tangan menyangga wajahnya. Tingkah lakunya itu menarik perhatian gadis berambut hitam pendek di depannya.

"Airin."panggil gadis itu. Namun, Airin tak menghiraukannya, gadis itu justru menghela nafas.

Shizune mengerjap pelan. Ia lalu mengibaskan tangannya di depan Airin.

"Hei! Airin! Kau di sana?"

Airin tersentak pelan lalu menatap Shizune bingung.

"Uh? Kau memanggilku?"tanyanya.

"Aku memanggilmu dari tadi. Ada apa? Dari tadi kau hanya memainkan ramenmu. Ini bukan kau yang biasanya."ujar Shizune.

"Tidak. Hanya bingung."jawab Airin

"Bingung?"ulang Shizune.

"Kau tahu Hatake Kakashi?"

Pertanyaan Airin membuat Shizune tersedak. "Eh. Kau kenapa Shizune?"tanya Airin panik.

Shizune mengibaskan tangannya, isyarat bahwa ia baik-baik saja. Gadis itu meraih air minum di samping makanannya dan meneguknya.

"Memangnya ada apa dengannya?"tanya Shizune hati-hati.

Airin kembali menyangga wajahnya. Pandangannya menerawang. "Entahlah. Tapi sepertinya aku merasa dia berusaha menghindariku. Bukankah itu aneh? Jika memang dia tidak mengenalku harusnya dia tidak perlu berusaha menghindariku."dumel Airin.

"D-dia memang seperti itu. Kau tidak perlu mengurusinya. Dia itu siswa pindahan. Kita 'kan tidak tahu bagaimana sifatnya saat masih di sekolah lamanya."ujar Shizune.

"Kalau begitu tidak perlu menghindariku secara frontal juga. Anehnya, dia hanya menghindariku. Memangnya aku kenapa? Aku tidak ingat pernah berbuat salah dengannya."

"Frontal apa maksudmu?"

"Sikapnya cuek, dingin, tidak berperasaan. Bukannya itu sudah jelas kalau dia berusaha menghindariku? Ditambah lagi sikapnya seperti itu di depanku saja. Di belakang tingkahnya lain juga."

"Sepertinya kau tahu banyak. Kau stalker-nya?"goda Shizune.

"Apa?! Tentu saja tidak. Itu hanya kebetulan saja."

Shizune menyeringai jahil. "Benarkah? Sepertinya begitu."

"Terserah kau sajalah. Aku tidak peduli."ujar Airin sambil mulai menyantap ramennya. Saking gugupnya ia memasukkan ramen panas itu ke dalam mulutnya tanpa pikir panjang yang berakhir ia mengipas lidahnya yang kepanasan. Shizune terkekeh melihatnya.

"Makanya hati-hati. Ramenmu itu masih panas. Sepanas wajahmu."goda Shizune.

"A-apa yang kau bicarakan?"

Kakashi Fanfiction : Loving AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang