Part 8

250 27 0
                                    

Airin mengupas buah apel dan meletakkannya di piring. Kakashi masih belum terbangun juga. Padahal Airin sudah jengah menunggu. Shizune juga sudah pulang. Katanya Ibunya menelpon dan mengomelinya karena pergi tanpa izin. Kadang Airin iri. Karena mau seberapa lamapun ia keluar, orang tuanya tak akan tahu.

Airin menghembuskan nafas pelan. Ia meletakkan piring berisi apel itu di nakas. Kemudian memajukan tubuhnya, berniat menaikkan selimut Kakashi. Namun, sesuatu tertangkap oleh matanya.

Kaos Kakashi sedikit tersibak. Dan Airin melihat seperti ada perban di perut Kakashi. Ia menatap Kakashi lalu mengibaskan tangannya di depan wajah pemuda itu.

Dia tertidur 'kan?

Airin lalu menyibak kaos Kakashi. Matanya melebar melihat perban yang dihiasi noda darah. Tangannya pun mengalami tremor.

"Apa yang kau lakukan?"

Airin mendelik ke arah Kakashi. "Darimana kau dapatkan luka ini?"

Kakashi memejamkan matanya. "Kau ini selalu ikut campur urusan orang ya?"

"Aku minta jawaban, bodoh!"

"Lalu, saat kau tahu, kau mau apa? Luka ini juga tidak akan sembuh jika aku memberitahumu. Lantas, apa gunanya?"

Airin menghela nafas panjang. Ia menarik selimut Kakashi sampai menutupi seluruh tubuh pemuda itu kecuali kepalanya dan beranjak.

Namun, tiba-tiba, Kakashi bangun dan menariknya hingga terjatuh di atas kasur dan langsung memeluknya. Airin terkejut sesaat. Namun dia tidak melawan saat tangan Kakashi melingkar di punggungnya. Atau kepala Kakashi yang bertumpu di bahunya.

"Maaf, tapi tolong biarkan aku seperti ini. Sebentar saja." Ujar Kakashi dengan suara yang agak serak.

Lagi-lagi Airin merasakan deja vu yang begitu kuat saat Kakashi memeluknya seperti ini. Emosinya mereda. Hatinya mencelos mendengar suara isakan tertahan.

***

"Kau yakin tidak ingin sesuatu?"

Airin menghela nafas. Ini sudah ketiga kalinya ucapannya dibalas angin. Nyatanya Kakashi masih menutup rapat mulutnya sampai saat ini.

"Aku lapar. Tolong buatkan sesuatu."

"E-eh? Baik... Lah... Kalau begitu, pinjam dapurmu."

"Hm."

Airin beranjak keluar dari ruangan itu. Menyisakan Kakashi yang menatap keluar jendela. Sambil menghela nafas dan meringis tertahan.

Dering ponsel mengalihkan atensinya. Kakashi meraih ponselnya dan menempelkannya di telinganya.

"Ya?"

"Kakashi? Kau baik-baik saja? Ayah dengar kau di serang. Siapa yang menyerangmu?"

Flashback

"Kakashi, kau harus memberitahukan ini pada Ayahmu. Kabuto tidak akan bisa berbuat banyak jika kau menberitahu Ayahmu." usul Genma.

"Benar Kakashi, jangan menghadapinya sendiri."

Kakashi terkekeh pelan. "Kalian akan cocok jika kalian benar-benar pacaran."

"Jangan berkelakar sekarang Kakashi, aku serius. Kabuto, orang itu benar-benar gila."

"Jangan terlalu serius begitu. Kau tidak cocok."

"Kakashi—"

"Shizune."

Kakashi Fanfiction : Loving AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang