BAB 11 KEMBALI

4.4K 884 32
                                    

Aku menggelengkan kepala. Tidak mau mengingat saat menyakitkan itu. Aku sudah menolak Raka. Sudah membuatnya benar-benar melangkah mundur dari kehidupanku. Ini memang salah. Tapi aku belum bisa menerima sedikitpun perhatian dari seorang pria lagi. Itu terlalu menyakitkan. Apa yang sudah dilakukan Dimas membuat aku semakin tidak bisa membuka diri.

Akhirnya aku memutuskan untuk menghindari Raka. Mundur dari pekerjaanku dan terbang ke Mama Aya. Singapura adalah tempatku mengasingkan diri. Papa dan mama menyerahkan semua keputusannya kepadaku. Kak Rain dan Kak Abel juga tidak bisa mencegahku. Akhirnya di sinilah aku berada. Sudah 6 bulan ini bersama Mama Aya dan adik-adikku. Papa juga senang dengan kedatanganku lagi ke sini. Hanya saja di sudut hatiku ada kehampaan yang sangat besar. Aku merindukan saat-saat Raka ada di sampingku. Perhatiannya, sikap tulusnya. Semuanya membuat aku hampir gila di sini.

"Sammy, mama tahu kalau kamu tidak nyaman di sini. Pulanglah."

Mama Aya kini mengusap rambutku. Aku tersenyum saat mama Aya memasuki kamarku. Beliau duduk di tepi kasur dan menatapku lekat.

"Mah, Sammy memang rindu Indonesia tapi di sana terlalu complicated. Ada Dimas dan Raka..."

Mama Aya langsung menggelengkan kepalanya.

"Kamu harus menghadapi itu semua sayang, jangan trauma dengan apa yang terjadi. Dimas hanyalah pria brengsek yang tidak perlu kamu ingat. Dan Raka, dia hanya pria yang mencintaimu. Tak bisakah kamu beri dia kesempatan?

Kesempatan? Masih bisakah aku mengharap itu? Aku sudah menyakiti Raka dengan begitu dalam. Menolak mentah-mentah lamarannya dan malah melarikan diri ke sini. Sejak saat itu Raka memutuskan kontak denganku. Raka seperti menghilang dari kehidupanku. Dan aku memang tidak menyalahkannya. Karena semua itu adalah salahku.

"Tapi udah terlambat ma. Udah 6 bulan ini Sammy di sini. Dan Sammy pikir semuanya sudah berubah. Raka mungkin sudah menemukan..."

Mama Aya menggelengkan kepalanya.

"Belum ada kata terlambat Sam. Belum. Karena cinta sejati itu pasti akan menemukan kamu dimana kamu berada. Sejauh apa jarak membentang."

Ucapan mama Aya membuat aku tergugu. Sisi melankolisku terbuka. Aku menghambur ke dalam pelukan Mama Aya. Dan menangis dalam diam.

*****

"Welcome home."

Akhirnya aku menuruti Mama Aya. Pulang ke Indonesia. Kak Abel lah yang menjemputku di bandara. Dia merentangkan kedua tangannya saat aku menginjakkan bandara.

Masuk ke dalam pelukan kakak iparku itu aku merasa terlindungi.

"Udah liburannya anak nakal?"

Kak Abel mencolek hidungku dan melepaskan pelukannya. Aku langsung memberengut mendengar pertanyaannya.

"Bukan liburan."

Aku membantu Kak Abel memasukkan travel bagku ke dalam bagasi mobil.

Kak Abel tersenyum saat menutup bagasinya. Dia lalu menatapku lagi.

"Liburan buat kakak. Karena kakak tahu kamu akan kembali lagi ke sini."

Aku akhirnya menghela nafas. Lalu berputar dan ikut masuk ke dalam mobil. Hawa dingin ac membuatku mendesah.

"Sammy hanya ingin memperbaiki semuanya Kak. Sammy merasa bersalah dengan Raka."

Saat menyebut namanya Kak Abel melirikku. Dan wajahnya berubah muram.

"Kenapa kamu masih menyebut namanya? Kakak pikir kamu sudah melupakannya."
Deg

Aku langsung menggelengkan kepala. Membuat Kak Abel kini hanya diam saja saat mulai melajukan mobil. Seperti ada yang disembunyikan Kak Abel. Kenapa aku jadi khawatir apa yang aku kehendaki untuk saat ini berbeda dengan apa yang akan aku hadapi?Aku sudah terlambatkah?

BERSAMBUNG

IDE BARU BALIK NIH SAMA KAYAK SUMMER YANG KEMBALI LAGI... YUHUUUU VOTEMENT

SUMMER DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang