Semua berjalan dengan lancar selama honeymoon Arthit dan Kongpop walau ada beberapa kejadian yang kurang menyenangkan tapi berakhir dengan menyenangkan.
Mereka bermain di pasir pantai, ada yang berjemur atau ada yang bermain voli pantai. Kongpop dan Arthit hanya duduk di bawah pohon kelapa yang rindang sambil bermesraan ria. Eitzzz masih dalam konteks wajar ya. Kongpop bersandar pada pohon kepala dan Arthit bersandar di dada bidang Kongpop yang tertutup oleh baju pantainya. Arthit tak memperbolehkan Kongpop bertelanjang dada di pantai. Posesif memang tapi itulah Arthit yang sekarang ini.
"Kong, nanti pulang kita kunjungi P'Kit. Aku ingin bertemu dengan bayiku." Kata Arthit masih bermalas-malas manja kepada Kongpop yang notabene adalah suaminya.
"Tentu P, aku juga tak sabar untuk bertemu dengan dia." Kata Kongpop yang mengusap perut Arthit yang makin buncit.
"Apa kau tahu Tew bertanya soal P'Beam ?"
"Aku mendengar sedikit selagi aku pergi meninggalkan kalian."
"Apa dia berencana untuk sepertiku ?"
"Aku tak tahu P. Tapi kita hanya bisa menonton mereka. Semua keputusan ada ditangan P'Knot dan Tew."
"Ehmm...." Arthit menganggukan kepalanya.
"Dia pasti jadi aneh kalau lagi hamil."
Yah. Sepertimu P. Ucap Kongpop dalam hati. Sungguh Kongpop ta berani mengutarakannya daripada nanti banjir airmata melebihi perang dunia kedua.
"Ehmmm..." Jawab Kongpop sesingkat-singkatnya.
"Kapan kita bisa......? Tak jadi." Kata Arthit malu-malu menyembunyikan maksudnya.
"Kita bisa tanyakan nanti ke P'Kit, aku juga sudah tak sabar ingin mengetahuinya juga." Kongpop mengecup lembut pipi Arthit.
Semua kelelahan akibat bermain di pantai menghasilkan mereka langsung tertidur pulas tanpa ada kegaduhan aktivitas malam hari. Beristirahat mengembalikan stamina mereka sebelum mereka melakukan kegiatan rutin esok lusa.
***
"Kong.....!!!" Teriak Arthit pagi hari yang hampir menghancurkan seiisi rumah melebihi keganasan babi hutan. Pemuda yang di panggil namanya walau sudah siap untuk pergi ke kantor segera berlari menuju suara yang memanggilnya.
"Ada apa P hah...hah....?" Kata Kongpop terengah-engah mengatur nafasnya.
"Kau lupa ini...." kata Arthit sambil menunjukkan perut buncitnya.
"Aku sudah mengelusnya tadi P sebelum keluar kamar."
"Lagi..... dia minta lagi...." kata Arthit merengek.
Kongpop segera mengelus dan mengecup perut buncit Arthit. "Daddy pergi kerja dulu ya, jaga Phomu selama Daddy pergi."
Arthit tersenyum senang.
Akhir-akhir ini Arthit bertingkah aneh, selalu memamerkan perut buncitnya kesemua orang yang ditemuinya. Masuk bulan ke 3 baby bump sudah mulai terlihat, awalnya Arthit merasa risih tapi lama kelamaan dia senang memamerkan perut buncitnya. Tugas Kongpop setiap hari adalah mengelus dan mencium perut buncitnya Arthit minimal 10x sehari.
"Nanti kita ke dokter Kit ya."
"Kharp P. Nanti akan ku jemput." Kata Kongpop mengecup pucuk kepala Arthit.
"Gakk... aku mau ke kantormu." Arthit mulai memaksa mode on.
"Tapi P...."
"Pokoknya aku mau... atau ada yang kau sembunyikan dariku." Arthit mendelik curiga.
"Tidak P. Aku tak mensembunyikan apapun. Baiklah, tapi P harus diantar P'Jane. Tak boleh sendiri. Mengerti P." Kongpop menekankan setiap kata-katanya, apa boleh buat jika kau mempunyai istri yang bandel seperti Arthit.
"Ok Sir." Arthit menyengir seperti anak kecil 5 tahun.
***
"Ma.. Oon pergi dulu." Arthit pamit kepada ibu mertuanya.
"Iya Oon hati-hati ya. Kalau sudah sampai jangan lupa kabari Ma."
"Ma... ini..." Arthit mulai menunjukkan perut buncitnya.
"Kau juga cucuku." Ma mengelus perut Arthit.
"Aku pergi dulu Ma." Arthit berjalan riang menuju mobil yang sudah disiapkan oleh P'Jane. Supir keluarga Suthiluck.
"P'Jane lihat perutku ini. Ada bayi loh didalamnya." Arthit memamerkan perut buncitnya untuk kesekian kalinya.
"Saya udah lihat N'Arthit." Kata P'Jane berusaha untuk tidak menampilkan wajah bosannya.
"Hehehe.... bayiku lucukan."
Gimana aku bisa bilang lucu jika hanya melihat perutnya saja. Ada-ada saja.
"Iya lucu." Hanya itu yang bisa dijawab P'Jane. Pasalnya Kongpop sudah memesan kesemua staff bahwa jangan mengejek Arthit. Jika tidak, maka kemarahan Kongpop akan mereka terima.
Tak lama Arthit sudah sampai didepan Kantor Kongpop.
"Permisi, saya mau bertemu dengan Kongpop." Kata Arthit sopan.
"Sebentar saya telepon dulu."
"Ehm..."
Sang resepsionis segera menelepon Kongpop.
"Hallo Mr. Kongpop."
".........."
"Ada yang ingin bertemu dengan anda ?"
"........."
"Mr. Arthit."
"........."
"Baik, akan saya antar."
"Ok. Ah tunggu nona. Lihat bayiku lucu kan hehehe...." Arthit menunjukan perut buncitnya lagi. ( Author : please deh Arthit 😑😑😂😂).
"Er.... iya lucu." Kata sang resepsionis setelah mendapat tatapan tajam dari P'Jane. Pokoknya demi mencegah perang dunia kedua.
"Mari saya antar." Kata resepsionis itu canggung.
***
"Kong......" Teriak Arthit begitu masuk keruang asisten CEO yang bertuliskan Kongpop Suthiluck. Didalam ada Tew dan Aim yang sedang intern menjadi asisten Kongpop. Sebenarnya mereka Kongpop tugaskan menjadi asisten Arthit jika Arthit sudah kembali bekerja, sekalian menjaga dan melaporkan jika ada kejadian yang tak menyenangkan yang terjadi.
"P.. sudah datang." Kongpop menyambut Arthit dengan tangan terbuka siap memeluk sang istri tercinta.
"Hehehe...." Arthit melepaskan pelukan Kongpop dan sekali lagi memamerkan perut buncitnya. P'Jane dan resepsionis segera keluar dari ruangan, malas melihat tingkah istri bos mereka.
Kongpop mengetahui kodenya segera mengelus dan mengecup perut buncit Arthit. Setelah puas dengan Kongpop, Arthit beralih kepada dua orang yang sedang duduk diruangan ini.
"Tew... Aim....hehehe.... bayiku lucu kan." Tew dan Aim hanya bisa saling pandang kebinggungan.
Sabar ya my friends....
YOU ARE READING
3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETE
FanfictionBAHASA : Ini cerita sambungan dari ff saya yang berjudul Private Bodyguard tentang kehidupan cinta antara Arthit dan Kongpop. ENGLISH : This is a countinoued story from my first FF Private Bodyguard about marriage life between Arthit and Kongpop Wit...