Chapter 17 ( Bahasa )

4.4K 402 45
                                    

Keadaan dikantor sudah masuk dalam zona aman. Sejak Kongpop mengatakan bahwa siapapun yang membantah Arthit berarti membantah Kongpop juga. Tentu saja para karyawan tak berani melawan anak pemilik Suthiluck Group. Para ularpun hanya bisa diam diri dan gigit jari.

Arthit bekerja dengan nyaman walaupun dua asistennya kadang cemberut melaksanakan permintaanya.

Contohnya saja masa ia minta Aim bernyanyi musik rock. Hey Rock dan Aim itu ibarat air dengan minyak. Sama sekali tak nyambung. Belum lagi disuruh bacain dongeng sebelum Arthit tidur siang. Apalagi Tew, yang sehari bisa bolak balik ke pantry min 10x.

Tew.. aku mau kue coklat.

Tew.. aku mau jus kiwi.

Tew.. aku minta pocky matcha.

Tew... Tew... Tew....

Rasanya Tew akan kabur dari perusahaan itu jika tidak dijanjikan hadiah oleh Kongpop dan Knot.

"P'Arthit ayo kita pulang." Ajak Kongpop yang memang sudah lewat dari waktunya pulang kerja.

"Sebentar lagi, aku lagi ngetik nih Kong." Kata Arthit yang masih asik memainkan jarinya diatas keyboard. Kongpoppun menunggu sabar di sofa.

"Arghhh..." kata Arthit kesakitan memegang kakinya. Melihat hal itu Kongpoo segera berlari menuju istrinya.

"P kenapa ?" Tanya Kongpop khawatir karena Arthit sudah masuk bulan ke 5.

"Kakiku sakit Kong. Lihat sudah besar kayak kaki gajah." Arthit sungguh sebal melihat badannya yang makin hari makin besar. Ditambah kaki, tangan, perut dan mukanya pun ikut membesar terutama daerah pipi.

"Ya sudah kita pulang saja P." Ajak Kongpop daripada nanti ada masalah. Masalahnya kantornya sudah sepi. Karyawannya sudah pulang.

"Pekerjaanku ?"

"Nanti akan kuemail ke Aim biar dia yang mengerjakannya."

"Baiklah tapi Kong...."  Arthit mulai mengeluarkan suara manjanya yang berarti ia menginginkan sesuatu dari Kongpop. Kongpop sudah tentu hapal pola Arthitnya.

"Apa P ?"

"Pijat... kakiku sakit." Ucap Arthit manja.

"Pindah ke sofa ya P, biar gampang pijatnya." Kata Kongpop sambil menuntun Arthit yang sudah mulai agak susah berjalan.

Arthit mencari posisi yang nyaman di sofa dan meluruskan kakinya kearah Kongpop. Kongpoppun mulai melancarkan aksi tangannya memijat dari telapak kaki sampai ke betis.

"Iya... disitu...uhmmm... enak Kong...." Arthit menikmati setiap pijatan dari Kongpop. Bukan karena ia terangsang tapi memang kakinya sudah mulai bengkak.

"Lebih kencang Kong....ooohhh..."

"Disitu...yeayyy....lagi....tekan yang kuat..."

"Kong, lututku juga mau..."

"Iya P."

Arthit menutup matanya menikmati aliran darahnya menjadi lancar akibat pijatan dari Kongpop. Arthit hampir saja terhanyut kedunia mimpi jika ia tak merasakan ada tangan yang merayap kebagian paha dalamnya. Arthit mengeluarkan tendangan yang membuat seseorang terjungkal dan meringis kesakitan.

"DONT EVER YOU THINK ABOUT IT. LETS GO HOME." Arthit beranjak pergi dan diikuti suaminya walaupun masih menahan sakit akibatan tendangan yang diberikan oleh Arthit tadi.

***

Keeseokan harinya Kongpop diminta menghadap ke Tuan Suthiluck. Tak biasanya Phonya memanggil ia sepagi itu apalagi baru saja ia menginjakan kaki dikantor sudah mendapat kabar bahwa Pho memanggilnya.

Tok... tok.. tok...

"Masuk." Setelah mendapat ijin, Kongpop masuk keruangan CEO yang tak lain adalah Phonya.

"Duduk Kong." Perasaan Kongpop tak enak melihat wajah kesal Pho dan para petinggi diperusahaan.

"Ada apa Pho memanggil Kong sepagi ini ?" Kata Kongpop setelah ia dan Pho duduk berhadapan di sofa.

"Kong, Pho tahu kamu bekerja satu ruangan dengan Oon. Tapi tak semerta-merta kamu boleh berbuat hal tidak senonoh diruanganmu itu." Kata Pho menatap tajam kearah Kongpop, begitu juga para petinggi.

Apa waktu itu aku ketahuan ? Tapi aku sudah meminta Aim menghack cctv dan mengedit rekaman itu.

"Maksud Pho ?" Kata Kongpop pura-pura tak mengerti.

"Pagi ini, Pho mendapatkan paket dari John keponakan paman Bam yang berisi rekaman suara kegiatanmu sama Arthit. Arthit itu lagi hamil Kong, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan kandungannya."

"Ini kantor Kong, bukan hotel." Kata salah satu petinggi yang jelas-jelas kemarahan tercetak dimukanya.

"Boleh Kongpop mendengar rekaman itu ?" Kata Kongpop mencoba tenang walau dalam hatinya berdetak kencang.

Rekaman itupun diputar.

"Iya... disitu...uhmmm... enak Kong...."

"Lebih kencang Kong....ooohhh..."

"Disitu...yeayyy....lagi....tekan yang kuat..

Kongpop tersenyum mendengar rekaman suara itu yang membuat Pho dan para petingginya makin naik darah. Aman. Pikir Kongpop dalam hati.

"Pho dan para paman, Kong tak melakukan apa yang dibayangkan oleh Pho dan para paman. Saat itu Kong sedang memijat kaki P'Arthit karena P'Arthit mengeluh kakinya sakit akibat bengkak. Jika Pho dan para paman tidak percaya, silakan lihat cctv diruangan Kong."

Mr. Suthiluck segera memerintahkan bagian security untuk menyimpan kegiatan rekaman cctv ruangan asisten CEO kemarin.

15 menit kemudian.

Mereka mulai menonton kegiatan cctv dilayar besar diruangan Kongpop. Setelah 30 menit melihat rekaman tersebut dan mengulangnya beberapa kali memastikan keaslian dari rekaman tersebut. Memang Kongpop tidak melakukan hal tak senonoh yanh dituduhkan kepadanya.  Seperti yang ia katakan, ia hanya memijat kaki Arthit bahkan kejadian ia ditendangpun terlihat dengan jelas.

"Pho minta maaf Kong sudah tak mempercayai Kong. Pho kira karena ada Arthit kau melakukan hal-hal yang Pho tak inginkan."

"Kami juga minta maaf Kong." Para paman dan Pho tertunduk malu tapi tidak dengan paman Bam yang masih mempermasalahkan hal itu.

"Kau mengelus paha dalam Arthit dan itu perbuatan tak senonoh. Kau sungguh tak sopan."

Kongpop tak terima disalahkan begitu aja, apalagi ia menduga bahwa ini adalah rencana P'John yang merupakan keponakan paman Bam.

"P'Arthit adalah suami sah Kongpop, apa salah kalau Kong mengodanya. Kong tak melakukan hal itu kepada karyawan lain, hanya kepada P'Arthit. Pakaian kami juga masih lengkap. Apa ini yang dinamakan hal yang tidak senonoh ? Lalu bagaimana dengan sikap P'John yang selalu mencari kesempatan mengelus tangan dan leher karyawan wanita yang bukan istri sahnya. Apa menurut paman itu perbuatan yang pantas ?"

Paman Bam tak bisa berkata apa-apa lagi.

P'John kau yang cari masalah duluan denganku. Jangan salahkan aku jika aku membalas perbuatanmu.

3. MARRIAGE LIFE ( PRIVATE BODYGUARD SEASON 2 ) - COMPLETEWhere stories live. Discover now