*9

2.9K 323 20
                                    

My Little Brother

Disclaimer : Furudate Haruichi.

Warning : OC, OOC, Sho-ai, Incest, Typo dan lain sebagainya. Diharapkan untuk berhati-hati dan memilih dengan bijak.

Happy Reading ^^

Kuroo menatap dua orang dihadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah marah atau apa, namun yang pasti membuat Hinata cenat cenut karena takut.

"Shoyo.." panggil Kuroo santai namun terdengar tegas, membuat Hinata terjengit kaget.

"Y-ya Tou-chan?"

"Kau tidak berangkat kerja? Kudengar dari Yamaguchi kantor cabang Kyoto sedikit mengalami kendala."

"A-ah itu.. soal em.. S-soal kantor cabang sudah selesai. Etto.. kalau tidak berangkat kerja itu karena.. S-Shoyo sedang tak enak badan." Sahut Hinata terbata-bata karena melihat pandangan Ayahnya yang semakin tajam padanya. Hell kenapa harus Hinata yang ditatap tajam setajam silet begitu? Kenapa bukan Nii-channya saja?

"Tak enak badan katamu? Kalau tak enak beri kucing saja sana." Ucap sang Ayah. Oh sungguh, Ayahnya ini sebenarnya sedang marah atau apa? Kenapa malah membuat candaan.

Ingin rasanya Hinata berkata pada Ayahnya itu, 'Tou-chan.. Tou-chan tau tidak? Candaan Tou-chan itu Garing. Segaring kentang goreng yang dijual di restoran cepat saji.' Tapi tentunya diurungkannya. Karena tak ingin merusak kebahagian Ayahnya itu.

"Tou-chan.." panggil Hinata.

"Lalu kalau tidak enak badan bukannya istirahat? Kenapa malah berciuman diruang makan? Apa kau tidak malu sama sekali?!" Ucap Kuroo. Mendengar ini hati Hinata merasa tertohok. Wait kenapa Ayahnya seakan menyalahkannya disini?

Melirik Nii-channya yang masih diam disampingnya sebentar. Oh melihat Nii-channya yang masih diam adem ayem mendengar Hinata diomeli membuat sedikit perasaan kesal tumbuh dihati kecil Hinata.

"Tapi itu karena Nii-"

"Nii-chanmu? Yakin bukan kau yang menggodanya lebih dulu?" Potong Kuroo lagi. Hinata terkejut bukan main, Ia hanya bisa mengatupkan bibirnya saking kagetnya setelah mendengar kata-kata Ayahnya itu.

'Menggodanya? Yang benar saja! Yang menggoda lebih dulu itu Nii-chan!!' Batin Hinata berteriak-teriak histeris.

"Anata, sudahlah.. kau terlalu menyudutkan Shoyo." Peringat Yachi.

"Kau membelanya? Dia jelas salah."

"Mereka sa-"

"Oh dosa apa yang telah kuperbuat sehingga anakku begini?" Gumam Kuroo keras. Mendengar ini Hati Hinata terasa seperti teriris-iris. Kenapa Ayahnya seakan tak mempercayainya dan malah melakukan hal sebaliknya? Bukankah seharusnya Ayahnya itu menyelamatkannya dari Tsukishima dengan membawa kertas bertuliskan #SaveShoyo mungkin?

"Anata!"

"Apa sebegitu salahnya aku?" Ucap Hinata menunduk. Ia sudah tidak kuat mendengar omelan Ayahnya itu.

"Shoyo." Panggil Tsukishima.

"Kurang puaskah Tou-chan mengatur hidupku selama ini? Apa memang masalah asmara juga harus Tou-chan yang mengatur? Kenapa Tou-chan berubah? Kalau memang Tou-chan tak menginginkan aku, aku bisa pergi dari sini. Silahkan bersenang-senang dengan anak tirimu yang paling Tou-chan sayang. Tidak perlu mendengar penjelasan anak kandungmu ini." Mata Hinata nampak berkaca-kaca.

"Dan untukmu, Nii-chan. Kenapa hanya diam sedari tadi? Kau tahu, kau membuatku kecewa. Cih." Hinata langsung berlalu menuju kamarnya, meninggalkan Nii-chan dan kedua orang tuanya.

"S-Shoyo.."

"Anata! Apa kubilang. Lihat dia marah lagi gara-gara kamu!"

"Tenanglah, Shoyo paling cuma ngambek."

"Eh?" Ucap Tsukishima bingung.

"Kami hanya mengerjainya. Kami tahu hubunganmu selama ini." Sahut Yachi tersenyum.

"Jadi.. sebenarnya Tou-chan dan Kaa-chan sudah mengetahuinya begitu?"

"Ya."

"Lalu kenapa tadi.. oh astaga."

"Sengaja!" Ucap Yachi dan Kuroo bersamaan disertai cekikikan mereka.

"Argh!! Kalian menyebalkan."

oOo

Hinata tengah duduk dipinggiran kasurnya sembari menghubungi seseorang.

"H-hai Sho-sama ada apa?"

"Siapkan apartemen untukku didaerah kyoto. Usahakan jangan sampai keluargaku mengetahui dimana apartemenku itu." Perintahnya.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Jangan banyak tanya, aku ingin kau mengurusnya hari ini! Aku akan kesana tiga puluh menit lagi."

Setelah mengatakan itu, Hinata langsung mematikan sambungannya seenak jidat. Menatap kopernya yang ada di dekat almari.

Sedikit senyum tipis terukir dibibir cherry miliknya.

oOo

Tsukishima was-was adiknya tak kunjung keluar kamar sejak sejam terakhir. Ayah dan ibunya pun sama. Mereka kini tengah merasa bersalah.

Cklek

Pintu kamar Hinata terbuka memperlihatkan dirinya yang kini sudah berpakaian rapi dengan setelan jas berwarna hitam.

"Kau mau kemana?" Tanya Kuroo penasaran.

"Kerja." Sahutnya singkat. Kuroo sontak menatap jam dinding yang ada di ruang tamu. Jam tengah menunjukkan pukul sebelas pagi, Sudah terlalu siang untuk bekerja bukan? Pikir Kuroo.

"Hei hei.. maafkan Tou-chan oke? Tou-chan tadi hanya bercanda."

Mendengus geli Hinata berlalu, menuju pintu keluar rumah.

"Oh ayolah, Shoyo. Apa kau marah pada Tou-chan sekarang?" Ucap Kuroo mengikuti Hinata ke pintu depan.

"Ah.. Yamaguchi siapkan berkas yang kukirim beberapa menit yang lalu. Aku akan kesana sebentar lagi." Hinata mengabaikan apa yang dikatakan Ayahnya itu dengan menelepon Yamaguchi.

"Shoyo.. de-"

"Ya, usahakan berkas tersebut sudah selesai kau siapkan ketika aku tiba disana nanti. Ya." Potong Hinata.

"Apa lagi?" Tanya Hinata menatap Ayah dan Nii-channya.

"Ah tadi itu Tou-chan hanya bercanda. Bukan begitu, Kei?"

"Ya, Tou-chan hanya bercanda, Shoyo."

"Lalu? Oh ayolah, kalian menghabiskan beberapa menitku hanya untuk itu? Tidakkah kalian berfikir aku sedang sibuk sekarang?"

"Shoyo."

"Kei-Nii, dengar aku sedang sibuk. Nanti saja oke? Setelah aku pulang kerja."

"B-Baiklah."

Hinata kemudian berlalu menuju mobilnya. Kalau boleh jujur, Tsukishima merasa ada yang aneh dengan Hinata. Entah apa itu, semoga tak terjadi hal-hal yang buruk pada hubungan kita, Shoyo pikir Tsukishima.

*Tebece

Udah idenya ngalir gitu aja? :v

Hehe..

Terima kasih telah berkunjung ^^ maaf kalo masih ada kekurangannya..

Rabu, 06 Mei 2k20
Pukul 22.48 Wita

My Little Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang