My Little Brother
Disclaimer : Furudate Haruichi.
Warning : OC, OOC, Sho-ai, Incest, Typo dan lain sebagainya. Maka dari itu diharapkan untuk berhati-hati :v
Happy Reading~
Tsukishima memandang wajah damai milik Hinata yang kini masih terlelap disampingnya. Beralih memandang kebagian leher milik Hinata yang kini penuh dengan tanda yang ia berikan.
Oh entahkenapa melihat ini perasaannya menjadi sangat bangga pada dirinya sendiri karena telah memberi tanda kepemilikannya. Saking bangganya kini senyum meremehkannya tercetak di bibirnya.
'Aku yang menang. Shoyo milikku sepenuhnya! Hahahaha!' Batinnya seraya tertawa jahat layaknya tokoh antagonis yang telah mengerjai si tokoh protagonis.
Berhenti dari acara batin-batinannya, Tsukishima mengusap pelan pipi gembil milik adik tirinya itu dengan lembut agar sang adik tidak merasa terganggu.
"Terima kasih." Ucapnya kemudian mengecup singkat bibir cherry Hinata yang kini sedikit membengkak kemudian bangun dan berjalan menuju kamar mandi.
Hinata membuka kelopak matanya, Asal kalian tahu. Dia sudah bangun sejak Tsukishima menatapnya. Oh ayolah, Hinata itu orang yang peka, saking pekanya. Ia langsung bisa menangkap niat seseorang yang akan melukainya hanya dengan melihat mimik wajah ataupun aura orang tersebut.
Dan tadi itu, ia terbangun karena terganggu. Bagaimana ia tak terganggu jika tatapan tajam milik sang kakak disertai dengan senyum-senyum tak jelasnya itu sedikit membuat Hinata ragu akan kewarasan kakaknya saat dipagi hari.
Apa Hinata harus memikir ulang tentang Tsukishima?
oOo
Hinata turun menuju ruang makan dengan langkah pelan dan tentunya terlihat aneh. Sesekali ia mengumpat pelan saat merasakan sakit dibagian belakangnya. Oh benar-benar, Kakaknya itu menggempurnya habis-habisan kemarin.
Sesampainya diruang makan, dapat Ia lihat Kakaknya itu tengah duduk di kursi meja makan dengan ditemani segelas kopi panas juga koran paginya.
'Dasar, bukannya membantuku membersihkan diri dan turun tangga. Ini malah sibuk membaca koran.' Batin Hinata kesal.
Hinata mendudukkan bokong sexynya di kursi samping Tsukishima yang nampak masih serius membaca koran paginya, seakan Hinata tak ada disampingnya.
"Nii-chan kau terlalu berlebihan." Keluhnya. Namun tak ditanggapi oleh Tsukishima. Ia masih fokus membaca kata perkata yang ada dikoran.
"Nii-chan!" Panggilnya lagi.
"..."
"Oh ayolah, jangan bilang setelah melakukan hal 'itu' kau kini seolah tak memperdulikanku!" Ucap Hinata lagi dengan nada kesalnya.
"..."
Menatap Tsukishima yang masih fokus membaca. Membuat Hinata memutar otak untuk membuat perhatian Nii-channya itu terarah padanya. Dan sedetik kemudian Ia mendapatkan Ide.
"Nii-chan." Panggilnya sembari menggoyangkan lengan milik sang kakak.
"Hn." Oke, mendengar ini Hinata harus menahan emosinya untuk melancarkan idenya tadi.
"Aku.. aku.." ucap Hinata pelan.
"Apa?" Sahut Tsukishima masih menatap kearah Koran paginya. Melihat ini Hinata kesal luar biasa. Apa koran itu lebih menarik dari dirinya? Kalau benar begitu kenapa Kakaknya ini tidak menjalin hubungan saja dengan Koran itu pikir Hinata sebal.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Brother [END]
FanfictionTsukishima yang jatuh hati pada pandangan pertama pada sang adik tentunya bertekad untuk mendekati dan juga melindunginya. Namun, mulut yang tak bisa dikontrol itu membuat semuanya tak semulus dengan apa yang dikehendaki dirinya. Dapatkah Tsukishima...