10. Devil Death

208 28 0
                                    

Cafe Stay

Setelah semua berkumpul dan membaca artikel yang ditunjukan Rama. Mereka mulai berdiskusi.

"Devil Death itu kelompok pembunuh?" tanya Tio

"Iya,dan merka sebenernya keluarga?" ucap Wawan

"Kayaknya gw pernah denger deh,tapi gak tau kapan" sahut Dafit

"Gak heran kalau ada yang tau,kalau diitung dari tahun ini sih udah 5 tahun lalu semenjak kejadian terakhir,saat itu Devil Death bener bener mencuri perhatian seluruh masyarakat. Bahkan mereka sengaja ninggalin jejak mereka. Nyaris satu tahun mereka membuat masyarakat terkekang,sampai akhirnya mereka sudah ditangkap. Tapi 5 tahun kemudian mereka kembali lagi,ternyata mereka beranggotakan 6 orang,sedangkan yang tertangkap hanya 2" jelas Rama

"Tapi tenang aja sekarang mereka udah gak ada,begitu kata Rama tadi" ucap Vano

"Iya,Semua dihukum mati kecuali Gino anak bungsung mereka. Gino seusia kita,dan gw punya temen yang kenal dengan Gino" ucap Rama

"Siapa?"

"Kalian bisa nebak itu" kata Rama

"Kasih tau dong" ucap Lisa

"Keknya gw bisa nebak deh" kata Nathan

"Nah,siapa?"

"Putra"

"Bingo,sebenernya gw gak tau pasti dia beneran kenal atau engga. Putra itu anak keluarga ternama,dia kenal banyak orang ternama juga" ucap Rama

"Hmm gitu,tapi gw penasaran. Nama belakangnya Putra itu Permana kan?,trus di salah satu artikel dikasih tau bahwa penerus Devil Death adalah salah satu orang dari keluarga....." Nathan menggantungkan ucapannya

"Gw juga curiga,tapi dikota ini ada 2 keluarga dengan nama itu. Gw gk tau satu lagi itu siapa" ucap Rama

"Nah kan bukan Putra berarti,Anak sebaik dan sebrisik dia gak mungkin jadi Psikopat" kata Rizki

"Iya,gw juga berpikir kayak gitu"

"tapi emang bener kasus pembunuhan di kelas 8-4 itu berhubungan sama Devil Death" kata Angga

"Gw gak bisa mastiin" ucap Rama

Mereka terdiam,walau semua membantah Putra pelakunya tapi mereka tetap memikirkannya dengan baik.

"Kita pulang aja udah terlalu malem" ucal Rama

Merekapun memutuskan untuk pulang dan melanjutkannya besok. Diperjalanan pulang,tanpa disangka Rama melihat Putra sendirian.

Karna penasaran Rama mengitunya diam diam. Putra mengenakan pakaian serba hitam,hoodie hitam,topi hitam,dan masker. Rama tidak bisa mengira-ngira apa yang dilakukan Putra. Yang jelas Putra mencurigakan.

Putra menuju ke gang buntu yang sepi dan gelap. Tidak ada siapa siapa disana sampai akhirnya seseorang datang dengan wajah takut.

"Hem kukira paman akan kabur" ucapnya dengan senyuman polos

Putra berhadapan dengan orang itu. Menunjukan senyumannya yang seperti biasa sambil mengeluarkan sebuah pisau.

'Kretek'

"Siapa disana?"

Karna terkejut Rama maupun Putra melihat ke arah yang sama. Tepat disebrang rama terlihat seorang gadis tengah menutup mulutnya agar tidak bersuara.

'Nita?' batin Rama

"Siapa?" ucap Putra memastikan

Nita tampak ketakutan dan tidak percaya. Tubuhnya sudah keringat dingin. Putra benar benar seorang pembunuh.

"Meong meong" Rama berusaha membuat suara kucing yang sangat mirip

"Kucing?,ah sudah lah akan kulakukan dengan cepat. Paman tau hari ini sangat melelahkan,aku mendapat teman teman baru yang sedang menyelidiki perbuatan ku" ucap Putra sembari menunjukkan smirknya

Tanpa disadari Rama sudah berpindah tempat,ke tempat Nita berada. Dia mengisaratkan untuk tetap diam,tentu saja Nita menurut karna dia tidak ingin mati ditangan Putra

Rama dan Nita hanya memperhatikan dalam diam,mau kaburpun tidak bisa karna tempet ini sangat sepi,gelap, dan jauh dari keramaian.

"Hee paman kenapa diam saja?"

"P....utra"

"Ya ada apa paman"

Putra menggoreskan pisaunya pada tangan kanan orang disebut paman itu. Orang itu meringis kesakitan, darah yang sangat segar mengalir diseluruh tangannya.

"Paman takut padaku?"

Jleb

"Aaaaa"

"Tak usah takut paman. Aku akan melakukannya dengan lembut"

Berkali kali pisau yang dipegang oleh Putra menusuk tubuh laki-laki itu. Membuat luka luka yang dalam,menancapkannya lalu mengeluarkannya perlahan berkali-kali hingga orang itu mati

"Selamat tidur paman^ω^"

Ekspresinya berubah,Putra mengelap Pisaunya yang berlumuran darah, membasuh tangannya menggunakan air dari keran yang berada disana,dan menyeret mayat kedalam tempat sampah disudut gang itu.

"Kalian udah boleh keluar kok,Rama dan hmm siapa ya?"

Deg

Rama maupun Nita sangat terkejut. Sejak kapan Putra menyadarinya? Apa yang harus mereka berdua lakukan?. Aura Putra sangat mencekam,wajah datar dan dinginnya itu membuat Nita bergetar.

Sikapnya sangat berbeda dengan Putra yang mereka kenal. Rama terlihat kebingungan,jantungnya berdetak sangat cepat.

"Lu lari. Jangan sampe ketangkep" ucap Rama

Rama menunjukan dirinya sedangkan Nita,dia masih bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Lari atau menolong Rama?. Jika Nita lari,dia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan Rama,tapi jika dia ikut keluar dan menolong Rama kemungkinan terburuknya mereka berdua bakal langsung dibunuh.

"Lu melihatnya?" tanya Putra

"Lihat apa?"

"So,gak liat ya?"

"Apa sih?liat ap?"

Putra terdiam sebentar.

"Lah lu ngapain disini sama Nita lagi jangan bilang kalian ngedate?" ucap Putra

"APA?gak lah"

Nita dan Rama melihat sesuatu yang mengejutkan, dengan hitungan detik Putra kembali seperti Putra yang biasanya. Nita sedikit lega dengan perubahan sikap Putra. Dia memutuskan untuk keluar.

"Ekhmm"

"Udah malem pulang aja yuk,apa lagi Nita kan cewek gak baik keluar malem malem ya kan" ucap Putra

"Ah emm ya" ucap Nita

Mereka bertiga memutuskan untuk pulang,Nita diantar hingga depam rumah. Setelahnya tinggal Putra dan Rama. Mereka berjalan bersama menyusuri jalan yang cukup gelap.

Pikiran Rama masih dipenuhi oleh Putra. Sebelum ini dia tidak pernah melihat Putra seperti itu. Setelah membunuh tadi dia seperti orang lain,seperti bukan dirinya. Walau hanya berlangsung sebentar Rama sangat penasaran dengan Putra.

Sedangkan Putra dia terlihat seperti tidak ada terjadi.

"Put,tadi tau dari mana gw bareng Nita" tanya Rama

"Ngomong apa sih,udah jelas si Nita di belakang lu tadi" ucap Putra heran

Rama hanya terdiam. Ia kembali berpikir keras apa yang harus dia lakukan. Semua terjadi begitu saja,Nita menjadi saksi mata lain yang melihat perbuatan Putra tadi.

Rama sedikit khawatir dengan keadaan Nita saat ini,tapi dia lebih khawatir dengan Putra. Mereka sudah berteman sejak kecil,anak berisik dengan anak yang dingin. Rama menyadari sesuatu bahwa........

Putra adalah anak yang aneh dan juga mengerikan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Gak nyampe 1000 kata ini:v pendek bet:v

Voment muach:*

Misteri Kelas 8-4 (MRC2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang