17. Menyusun Rencana

193 24 1
                                    

Sekolah Muara Sakti - 19.00

Didalam kegelapan 16 remaja berada di dalam sebuah kelas sibuk mencari tempat persembunyian yang aman. Berusaha untuk kabur dari seorang musuh berbahaya.

Suasana menjadi sangat mencekam dan hening. Tidak ada seorang pun yang tau apa yang akan terjadi.

"Kita keluar di waktu yang sama pas Putra masuk oke?" usul Nathan berbisik

Usulan Nathan mendapat anggukan dari semua yang berada di sana terkecuali Rama. Disaat semua sudah siap di depan pintu Rama hanya terdiam di tempatnya.

"Rama oii ngapain disitu?buruan sini"

"Gpp sans aja,Putra gak bakal langsung ngebunuh gw"

"Tetep aja,ayok ikut kita kabur" ajak Naya

"Gapapa ada yang mau gw omongin sama Putra,kalian kabur duluan aja ok" ucap Rama

Dengan keraguan mereka membiarkan Rama disana. Semua sudah berada didekat pintu belakang kecuali Rama.

Sreeet.....

Dengan waktu yang bersamaan kedua pintu terbuka,dari pintu depan masuklah Putra dan dari pintu belakang keluarlah Hani dan teman-temannya. Sedangkan Rama,ia tertuju pada Putra yang baru saja masuk.

Terdapat sedikit bercak darah pada pakaian Putra,pertanda bahwa ia telah membunuh seseorang sebelumnya.

"Pak satpam" ucap Farah dengan suara kecil

Yap tepat di depan pintu belakang tercium bau amis darah yang menyengat,terlihat satpam sekolah dengan luka diperutnya yang mengeluarkan darah segar,sudah dipastikan beliau meninggal dunia.

Tanpa menunggu lama untuk melihat mayat itu,mereka langsung pergi berlari melewati kelas 8-4 dengan sangat hati hati. Menuruni tangga dengan tergesa gesa. Mereka berhenti tepat di anak tangga terakhir,sehingga mereka menghalangi jalan menuju tangga.

"Huek"

"Hani,lu gapapa?" tanya Dafit

"Ah iya,mual aja liat yang tadi"

"Oh ya,nih minum dulu" Dafit menyodorkan sebotol air mineral

"Kita mau kemana?" tanya Arkan

"Kita harus bikin rencana dulu" kata Rizki

"Iya,kita butuh bukti bahwa Putra itu pembunuhnya habis itu lapor polisi" kata Nathan

"Kita udah punya,pak satpam itu dan ada Putra juga disana" kata Lisa

"Gak semudah itu,Putra itu pinter. Dia harus benar benar tertangkap basah,kalau cuman gitu dia bisa aja cuman jadi saksi" jelas Vano

"Jadi gimana?"

"Hai gaes! Gw kok ditinggal"

"Oh Rama gimn-"

Entah sejak kapan Putra berada disana, mereka kira itu Rama tapi ternyata Putra lah yang berdiri di belakang mereka dengan senyum menakutkannya.

Pandangan mereka semua menuju Putra,mereka sudah keringat dingin. Hanya Putra yang terlihat tenang,sisanya sangat panik. 'harus kabur dulu' kalimat itu lah yang terlintas dibenak mereka semua.

"Keliatannya kalian udah tau ya?"

Dengan langkah yang sangat pelan Putra mendekat pada mereka,karna gelap mereka tidak tau apa yang sedang ia bawa di tangannya. Tentu saja Hani dan teman-temannya spontan melangkah mundur.

"Kita mencar gimana?" usul Nathan

"oke kita bagi 3,lima ke kanan,lima ke kiri,sisanya ke sana" usul Tio

Misteri Kelas 8-4 (MRC2) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang