Sistem ekonomi merupakan cara yang dipakai oleh suatu negara untuk menyelesaikan atau menghadapi masalah dalam bidang ekonomi. Setiap negara memiliki sistem ekonomi yang berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada negaranya. Kenali lebih dalam tentang pengertian sistem ekonomi, fungsi, dan macamnya.
Luda mengangguk-angguk paham setelah membaca materi bab Sistem Ekonomi di buku paket pelajaran Ekonomi yang baru dibagikan hari itu.
Kasih stabilo, ah.
Tempat pensil berwarna orange di sisi kanan buku yang sedari tadi masih tertutup pun diambil.
Lho, kok nggak ada?
Luda pun mencarinya sekali lagi dan bahkan sampai mengeluarkan semua isinya di atas meja. Sayang, stabilo berwarna orange yang dicarinya tetap tidak ada.
Tak taruh di mana, ya? Perasaan pas sebelum pulang tadi aku masukin ke tempat pensil.
Luda terdiam.
Apa ada yang minjem?
Seketika ingatannya kembali ke saat masih di sekolah.
Nggak ada yang pinjem, tuh. Terus di mana, ya?
Luda kembali terdiam
Apa jatuh di dalem tas?
Gadis itu lalu beranjak menuju ranjang tempat tas punggungnya berada.
Tidak seperti saat mencari di dalam tempat pensil hingga semua isinya dikeluarkan, Luda hanya menjulurkan tangan kanannya ke dalam tas. Namun bukannya berhasil menemukan apa yang dicari, Luda justru mendapatkan sesuatu yang lain. Komik yang tadi dibelinya.
Kalo nggak bisa, ya, minta tolong.
Dengusan pelan langsung keluar dari mulutnya saat ucapan si pemuda kembali terngiang di kepala.
Sok banget tuh cowok. Mentang-mentang badannya bongsor.
Tok tok tok tok.
Suara ketukan pintu dari luar yang tiba-tiba terdengar langsung mengalihkan atensi si penghuni kamar.
"Ya?"
"Mama boleh minta tolong nggak?"
"Apa?"
Cklek. Krieeet.
"Charger hape Mama jatuh ke belakang lemari. Lemarinya udah digeser, tapi tangan Mama tetep nggak cukup buat ngambil," ujar Sunny sembari melongokkan kepala ke dalam kamar. "Mungkin tanganmu yang lebih kecil bisa."
"Iya iya," ujar Luda sembari menaruh komik di atas ranjang sebelum beranjak.
"Makasih."
Saat melangkah keluar kamar, entah mengapa kalimat yang dilontarkan pemuda itu kembali teringiang di kepala.
Nggak selamanya punya badan mungil itu buruk. Lo-nya aja yang belum tau sisi baiknya.
🐧🐧🐧
"Hahahaha!"
Suara tawa Hyunbin yang cukup keras memenuhi ruang tengah rumah keluarga Kwon malam itu. Maklum saja, putra sulung keluarga saat itu sedang asyik menonton acara variety show favoritnya di televisi. Tidak hanya menonton televisi, tapi juga memakan camilan yang remahannya berjatuhan di lantai.
Ia bukan tipe anak pemalas sebenarnya. Hanya saja, besok baru hari kedua setelah masa MOS berakhir dan biasanya guru-guru baru memperkenalkan diri sekaligus metode yang akan dipakai selama pembelajaran kendati sudah ada buku paket pelajaran.
"Hahaha!"
Tawa Hyunbin kembali menggelegar. Untung saja Eunbin masih dalam masa seusai MOS seperti sang kakak. Kalau tidak, pemuda yang lebih tua tiga tahun itu pasti sudah kena semprot.
"Hahaha!"
"Bin."
"Ya?" Hyunbin menoleh.
"Bisa tolongin Mama nggak?" tanya Yuri yang entah sejak kapan sudah berdiri di serong kirinya.
"Lampu menuju halaman belakang mati. Bisa gantiin nggak? Udah Mama siapin lampu penggantinya di meja makan."
"Oke," jawab Hyunbin mantap sebelum beranjak.
"Makasih, ya."
Dan untuk pertama kalinya, Hyunbin bangga mempunyai tubuh bongsor.
To be continued
Sebenernya bingung mau milih Taeyeon ato Sunny buat dijadiin Mamanya Luda. Tapi karena perawakannya Luda kecilnya sama kayak Sunny, jadi milih dia. 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
157cm ; Luda x Hyunbin
Fanfiction[Complete] Jadi orang mungil itu tak selamanya buruk.