Semenjak hari itu, mereka menjadi dekat. Tidak hanya pulang bersama tiap harinya, tapi juga duduk semeja saat jam istirahat. Dari duduk semeja itu, Hyunbin kemudian menceritakan suka dukanya mempunyai tubuh bongsor di anak seusianya. Dari cerita Hyunbin itu, diam-diam Luda bersyukur dalam hati karena mempunyai tubuh mungil dan juga mulai meyakini bahwa apa yang dikatakan si pemuda asing di halte bus tempo lalu ada benarnya.
Tidak hanya cerita Hyunbin yang membuat Luda diam-diam bersyukur, tapi sebuah kejadian juga. Saat itu, kelas Luda ada pelajaran Biologi yang mengharuskan untuk belajar di laboratorium. Sialnya, alat tulis Luda tertinggal di kelas yang mengharuskannya untuk kembali ke kelas.
Di sekolah itu, gedung tempat kelas berada dan ruang labaratorium, musik, perpustakaan, komputer, letaknya terpisah. Jika gedung tempat kelas berada ada di depan, maka yang laboratorium dan lainnya ada di belakang. Dan di antara dua gedung itu ada taman sebagai pemisah.
Saat berjalan di taman itulah Luda tidak sengaja berpapasan dengan Dongho dan Sanggyun yang entah kenapa ada di luar saat jam pelajaran masih berlangsung. Sebelum sempat terlihat oleh mereka, Luda sudah terlebih dulu bersembunyi di balik semak-semak. Setelah kejadian itu, Luda memang belum pernah bertemu dengan keduanya saat sedang sendirian.
Saat keduanya semakin dekat, Luda juga semakin menyembunyikan diri. Untungnya saja, semak-semak itu lebih besar dari tubuh Luda.
"Luda? Ngapain sembunyi di sini?"
Mendengarnya, gadis yang masih berjongkok itu jelas langsung terkejut--terlihat dari gestur tubuh. Setelah menoleh, netranya mendapati sosok Hyunbin yang entah sejak kapan sudah berdiri tak jauh di belakang.
"Ngagetin aja," omel Luda sembari mengembalikan pandangan ke depan. Saat itu, sosok sang kakak kelas ternyata sudah menghilang di balik dinding gedung tempat laboratorium berada.
"Kamu sembunyi dari siapa, heh?" ulang Hyunbin.
"Nggak ada," jawab Luda sembari beranjak. "Tadi uangku ada yang jatuh terus nggelinding ke balik semak-semak."
Kening pemuda itu mengerut. Ia tidak sepenuhnya percaya, tapi juga tidak ingin bertanya lebih lanjut lagi.
"Lo dari mana mau ke mana?" Kali ini Luda berbalik.
"Dari ruang komputer. Bolpoinku ketinggalan pas pelajaran di sana tadi. Lo sendiri?"
"Dari laboratorium mau ngambil alat tulis yang ketinggalan di kelas," jawab Luda.
"Oooh. Ya udah bareng, yuk."
"Ayo."
Keduanya lalu melangkah beriringan menuju gedung utama.
Soal jawaban bohong tadi, Luda hanya tidak ingin membebankan Hyunbin untuk semakin melindungi dan menjaga dirinya.
To be continued
Luda emang belum ngenali Hyunbin, gaes. Tapi Hyunbinnya gimana? Apa belum ngenali Luda jg?
Mungkin dua ato tiga part lagi tamat. 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
157cm ; Luda x Hyunbin
Fanfiction[Complete] Jadi orang mungil itu tak selamanya buruk.