Tiga Belas

410 99 3
                                    

"Ho, lagi liatin apaan, sih?"

Dongho yang ditanya begitu tidak segera menjawab. Sembari mengunyah roti, pandangannya terus tertuju ke arah seseorang yang duduk tak jauh di depan sana.

Karena tidak dijawab, Sanggyun yang duduk membelakangi pun akhirnya menoleh ke arah yang dipandangi Dongho. Netranya lalu menemukan sosok gadis--yang belakangan ini di ketahuinya bernama Luda--sedang duduk bersama teman-temannya.

"Ngapain lo liatin dia?" tanya Sanggyun sembari beralih memandang Dongho.

Lagi-lagi pemuda berperawakan kekar di hadapannya tidak menjawab dan justru menajamkan pandangannya.

"Lo masih kesel sama dia?" Sanggyun bertanya setelah melihat pandangan Dongho yang menajam.

Dongho tidak menjawab lagi. Kali ini roti di tangan kanannya digigit secara kasar sebelum dikunyah keras-keras.

"Udahlah, Ho. Biarin aja napa? Lagian dia juga nggak ngelaporin kita ini," ujar Sanggyun yang lalu membuka kaleng soda dan meminumnya.

Baik Dongho maupun Sanggyun sudah berfirasat buruk bahwa Luda akan melaporkannya ke guru setelah kejadian itu. Nyatanya hingga hampir dua minggu berlalu, tidak terjadi apa-apa. Luda dan Dawon bahkan terlihat tenang-tenang saja seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

"Bukannya enggak, tapi belum, Gyun." Akhirnya Dongho bersuara juga.

"Kok?" Sanggyun menaruh kaleng sodanya di atas meja.

"Pas kita hadang itu, dia ngeliatin name tag kita, Gyun. Suatu hari nanti dia pasti ngelaporin kita."

Kening Sanggyun mengerut. "Tapi kayaknya dia bukan tipe orang yang kayak gitu, deh."

"Ck. Percaya aja sama gue napa?"

Sanggyun langsung terdiam setelahnya.

"Gue pengen nangkep dia sebelum ngelaporin ke guru."

"Caranya? Dia, kan, selalu bareng-bareng temennya. Pulang sekolah juga."

"Itu dia masalahnya. Mana temen cowoknya badannya bongsor-bongsor lagi."

Keduanya lalu terdiam, sama-sama memikirkan sebuah cara.

"Gimana kalo gini aja?" tanya Sanggyun tiba-tiba setelah sempat lama terdiam.

Alis Dongho terangkat sebelah. "Gimana?"

Sanggyun lalu menyuruh Dongho mendekat sebelum membisikkan sesuatu.

🍀🍀🍀

Lud, maaf ya nggak bisa pulang bareng. Semalem udah terlanjur janjian sama Kak Kiwon buat nemeni nyari hadiah pulang sekolah ini.

Kita juga minta maaf, Lud, karena nggak bisa pulang bareng. Harus ngerjain tugas kelompok di rumah temen.

Dan di situlah Luda sekarang. Berjalan seorang diri menuju halte bus.

Lama berjalan, entah mengapa Luda merasa ada yang mengikuti dan mengawasinya. Namun setelah ditengok ternyata hanya ada para pejalan kaki biasa.

Mungkin cuma firasatku aja.

Luda pun mengembalikan pandangan ke depan sebelum mempercepat laju tungkai hingga akhirnya tiba di tempat tujuan.

Saat tiba di halte, Luda langsung merasa lega karena ada banyak orang. Jika memang benar ada yang mengikuti, pasti akan langsung ketahuan.

Tak berselang lama, bus yang biasa membawa pulang pun datang. Luda sudah mau beranjak kalau saja hidungnya tidak tiba-tiba mencium bau aneh yang menyengat hingga membuat kesadarannya menipis sebelum ambruk ke tanah.

"Eh?!" respons orang-orang di sekitar begitu melihat Luda ambruk.

"Dia teman saya. Biar saya saja yang mengurus."

To be continued

Hayooo. Luda mau diapain, ya?

157cm ; Luda x HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang