Empat Belas

437 96 8
                                    

HOW R U TODAY

Geudae jal jinaenayo

HOW R U TODAY

Naman ireon geot gateunde

Ijeurago malhaji mayo

Jiurago malhaji mayo

Nae mami mareul deutjireul anhneyo

Pergerakan tangan Dawon yang tengah menuliskan sesuatu di buku tulis seketiks terhenti setelah mendengar ponselnya berdering, menandakan ada sebuah panggilan masuk. Pandangannya pun beralih ke benda pipih berbentuk persegi panjang di sisi kanan buku tulis yang lalu segera diambilnya.

Mamanya Luda? Ada apa malem-malem begini nelpon?

Meskipun begitu, ia tetap mengangkatnya.

Dawon langsung mengucapkan salam begitu sambungannya terhubung.

"......"

"Luda? Dia nggak sama saya, Tante."

"......"

Kedua pupil mata Dawon melebar setelah mendengar apa yang dikatakan Sunny di seberang sana. "Belum pulang? Jam segini?"

"......"

"Mungkin dia di rumah temen yang lain, Tante."

"......"

"Akan saya coba hubungi dulu, Tante. Tante nggak usah khawatir."

"......"

"Iya. Saya akan langsung mengabari Tante."

"......"

Sambungan resmi terputus setelah Sunny mengucapkan salam sebagai penutup.

Setelah sambungannya dengan Sunny berakhir, Dawon bergegas menghubungi Hyunbin. Siapa tahu Luda ada di rumahnya walau kemungkinan kecil.

Tuuut.

Di sela menunggu sambungannya terhubung, Dawon melirik jam dinding kamar yang kini sudah menunjukkan pukul sembilan lewat.

Luda, kamu pergi ke mana kok belum pulang?

💊💊💊

"Luda!!! Luda!!!"

Itu sudah ketiga kalinya Hyunbin berjalan mengelilingi kompleks perumahan sembari memanggil-manggil nama Luda. Tidak sendirian, ada Taedong bersamanya.

Setelah dihubungi dan diberitahu Dawon bahwa Luda belum pulang sekitar satu jam yang lalu, Hyunbin langsung meluncur menuju kediaman Luda. Tentunya sudah terlebih dulu meminta alamat Luda dari Dawon yang sudah pernah berkunjung. Tak lupa juga ia menghubungi Taedong dalam perjalanan.

"Bin, kita kembali dulu, yuk. Capek, nih," ujar Taedong yang memang sudah kelelahan.

Hyunbin mengangguk tanpa banyak protes. Ia sendiri juga sudah kelelahan.

Mereka lalu kembali ke rumah Luda di mana Dawon dan Sunny menunggu dengan cemas.

"Gimana? Ketemu?" tanya Dawon begitu Hyunbin dan Taedong tiba.

Keduanya menggeleng bersamaan yang membuat Dawon dan Mamanya Luda semakin cemas.

"Terus Luda pergi ke mana?" tanya Sunny. Raut wajahnya sudah sangat khawatir.

"Di daerah pertokoan juga nggak ada, Ma."

Semuanya langsung menoleh mendengar suara tersebut dan mendapati sosok Gunhee yang tengah berjalan mendekat. Ia tadi mencari sang kakak di daerah pertokoan dekat kompleks perumahan.

Sunny langsung jatuh terduduk sembari menutupi wajah dengan kedua tangan.

"Tante," ujar Dawon yang lalu berjongkok.

"Ponselnya masih nggak bisa dihubungi?" tanya Taedong.

Gunhee menggeleng.

"Temen-temen yang lain gimana, Won?" tanya Hyunbin.

Dawon mendongak sebelum menggeleng.

"Terus Kakak pergi ke mana?" tanya Gunhee cemas.

Semuanya diam, tidak ada yang menjawab. Hal itu berlangsung selama beberapa saat hingga akhirnya Taedong berceletuk,

"Apa jangan-jangan ...." Pandangannya beralih ke Hyunbin dan Dawon secara bergantian, "diculik?"

"Hush!"

"Jangan su'udzon dulu, Kak," ujar Gunhee. "Lagian, keluarga kita itu keluarga baik-baik dan nggak punya musuh."

Mendengar kata 'musuh', entah mengapa Hyunbin jadi terpikirkan sesuatu.

"Menuru lo gimana, Bin?"

Hyunbin masih sibuk berpikir.

"Bin." Taedong mengguncangkan tubuhnya.

"Musuh. Musuh. Musuh," ujar Hyunbin.

Dawon dan Taedong saling berpandangan sejenak sebelum kembali ke Hyunbin.

"Emang Kak Luda punya musuh?" tanya Gunhee.

Hyunbin mendongak. "Won, si tukang palak itu ... mungkin nggak nyimpen dendam sama Luda?"

Kening Dawon mengerut. Namun itu hanya berlangsung sesaat sebelum berganti dengan kedua pupil mata yang melebar.

"Kemungkinan besar si tukang palak itu udah nyelakai Luda."

To be continued

Kira2 Luda di mana, ya?

157cm ; Luda x HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang