Penutup

604 92 20
                                    

Tap tap tap tap.

Dengan penuh semangat, Luda menapaki anak tangga menuju rooftop sekolah. Bukan tanpa alasan. Saat jam pelajaran terakhir masih berlangsung tadi, Hyunbin mengirimi chat yang memintanya untuk bertemu berdua di tempat itu karena ingin membicarakan sesuatu.

Setibanya di lantai teratas, netra gadis berperawakan mungil itu langsung menangkap sosok Hyunbin yang tengah berdiri memunggungi di tepi pembatas. Kedua ujung bibirnya terlebih dulu tertarik ke atas sebelum memanggil,

"Bin."

Hyunbin langsung menoleh saat rungunya mendengar panggilan itu. Netra pun mendapati sosok Luda yang tengah berjalan mendekat dengan seulas senyum di bibir.

"Kamu mau bicarain apa?" tanya Luda sembari memposisikan diri di sisi kanan Hyunbin.

"Kok lo to the point banget, sih?" tanya Hyunbin yang sudah menoleh. "Basa-basi dulu napa?"

Luda terkekeh pelan sembari mengembalikan pandangannya ke depan. "Ya, udah."

Hyunbin mendesah pelan sembari mengembalikan pandangannya ke depan.

"Lo udah baik-baik aja, kan, Lud?"

"Huh?" Luda menoleh dengan terkrjut. "Emang aku habis ngapain?"

Hyunbin menunduk. "Ya, setelah kejadian lo dikurung itu."

"Ih!" Lengan kanan Hyunbin pun dipukul pelan. "Nggak usah bahas itu napa?"

Kejadian satu bulan lalu itu memang memberikan dampak buruk bagi mental Luda. Ia jadi takut pulang sendirian dan dengan orang bertampang seram meski baru melihatnya dari kejauhan.

Ngomong-ngomong soal kejadian itu, si pelaku tidak langsung tertangkap karena kurangnya bukti dan saksi. Baru setelah dua minggu berlalu, ada seorang anak kelas dua yang tiba-tiba mengadu pada guru kesiswaan karena terus dipalak oleh Dongho dan gerombolannya. Tidak hanya soal uang, tapi juga soal dirinya yang disuruh mencuri cairan kloroform dari laboratorium pribadi ayahnya yang seorang ilmuwan.

Sebenarnya, guru kesiswaan berniat merahasiakan soal itu dari para murid. Namun karena banyak murid yang tiba-tiba mengadu, akhirnya kabar itu pun bocor dan sampailah di telinga Hyunbin serta kawan-kawannya. Hyunbin jelas langsung emosi dan berniat bertindak gegabah sebelum ditahan dan ditenangkan Luda.

Setelah melewati dua kali rapat, akhirnya diputuskanlah hukuman terbaik bagi Dongho dan Sanggyun. Skorsing selama satu bulan.

"Ya, kali aja lo masih kenapa-napa," jawab Hyunbin.

"Nggaklah." Luda menjawab dengan bibir yang sudah terkerucut ke depan.

"Gara-gara itu, lo jadi tau, kan, sisi baiknya punya badan mungil?"

Untuk kedua kalinya Luda menoleh dengan terkejut. "Kok tiba-tiba jadi bahas itu, sih?"

"Nggak selamanya punya badan mungil itu buruk. Lo nya aja yang belum tau sisi baiknya,"  jawab Hyunbin yang membuat kedua pupil mata Luda melebar dengan perlahan. "Lo masih inget itu, kan?"

"Lo ... lo ... denger kata-kata itu dari siapa?"

Hyunbin menoleh. "Denger? Orang gue yang ngomong pas pertama kali ketemu lo di halte bus itu."

Kedua pupil mata gadis itu semakin lebar.

"Itu gue, Luda."

Luda berniat memukul bahunya, tapi dengan sigap Hyunbin menghindar dan akhirnya aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan lagi.

"Sejak kapan lo tau? Kok nggak ngasih tau?" Luda masih dalam mode mengejar saat bertanya demikian.

"Habis makan es krim di kedai itu," jawab Hyunbin yang masih sibuk berlari menghindar. "Nggak serulah kalo gue ngasih tau."

"Hyunbiiin!"

Tanpa disadari, ada yang melihat aksi kejar-kejaran mereka dari balik pintu dengan seulas senyum di bibir. Dawon dan Taedong.

End

Alhamdulillah akhirnya selese jugaaa 😭

Makasih buat yang udah ngikuti cerita sampah ini dengan ninggalin vote ato komentar. Kalo ada yang mau ngasih kritik, saran, ato pertanyaan silakan berkomentar.

Sampai jumpaaa 🙋

157cm ; Luda x HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang