Delapan

496 124 14
                                    

Sedari tadi, Kwon Hyunbin belum berhenti melirik gadis berperawakan mungil yang berjalan di sisi kanannya. Bukan tanpa alasan. Setelah ditolong dengan menyembunyikan diri dibalik sebuah pohon besar di depan rumah, gadis yang diketahuinya dari name tag bernama Lee Luda itu belum bercerita apa pun sejak tadi.

Ngomong-ngomong, Hyunbin berada di daerah itu karena habis berkunjung ke rumah Sewoon. Pemuda itu memberinya beberapa kue sebagai bentuk ucapan terima kasih setelah membantunya dan Bu Yumi mengambil partitur di atas pohon. Taedong tidak ikut bersamanya karena sang ibu tiba-tiba menelpon.

"Oh ya."

Ucapan Luda barusan sukses membuyarkan lamunan Hyunbin.

"Maaf belum cerita," ujar Luda tanpa mengalihkan pandangan dari arah depan. "Pas pulang tadi, gue sama temen gue tiba-tiba dihadang Kakak kelas tukang palak di deket sekolah. Karena nggak mau dipalak, gue akhirnya nyeret temen gue buat lari ke dalem gang sebelum kepisah di pertigaan."

Hyunbin tadi memang sempat melihat seorang pemuda berperawakan kekar berseragam sama tengah berjalan sembari celingukan dari balik pohon tempat bersembunyi. Saat itu, ia juga merasa ujung blazer seragam sebelah kiri di cengkram kuat oleh Luda.

"Selain nggak mau dipalak, gue lari juga karena nggak pengen dianggep pecundang sama mereka. Lari juga berarti nyegah mereka buat nggak malak kita lagi di kemudian hari."

Entah kenapa Hyunbin terhenyak mendengar ucapan Luda barusan.

"Yah, walaupun sebenarnya gue takut bakal dihadang lagi besok." Luda mengeratkan pegangannya pada kedua tali tas.

"Gimana kalo lo sama temen lo pulang bareng gue mulai besok?" tawar Hyunbin tiba-tiba. Sedetik kemudian, ia terkejut sendiri dengan apa yang diucapkannya--terlihat dari mimik wajah.

"Huh?" Luda menoleh dengan terkejut.

"Tenang, gue nggak sendiri, kok." Untuk yang kedua kalinya, Hyunbin terkejut sendiri.

"Em." Luda tampak berpikir sembari mengembalikan pandangan ke depan.

"Nggak usah dijawab sekarang. Lo pikirin aja dulu."

"Oke."

Kemudian keheningan menyelimuti selama beberapa saat.

"Oh ya."

"Hm?" Luda beralih memandang pemuda di sisi kirinya sejenak.

"Sebagai bentuk ucapan terima kasih, gimana kalo lo traktir gue es krim di kedai itu?" pinta Hyunbin sembari menunjuk kedai es krim di sisi kiri jalan dengan dagu. Saat itu, keduanya memang tengah berjalan di daerah pertokoan dan kafe selepas keluar dari perumahan tadi. "Tapi bukan berarti gue nggak ikhlas nolongin lo, ya."

"Call."

🍊🍊🍊

"Won."

Dawon yang dipanggil begitu langsung tersentak dan buru-buru menoleh.

"Mikirin temen lo, ya?" tanya Kiwon tanpa mengalihkan pandangan dari arah depan.

Selama perjalanan, Dawon memang sudah bercerita tentang bagaimana ia bisa dikejar termasuk Luda yang terpisah.

Ngomong-ngomong soal Sanggyun, pemuda itu tidak lagi mengejarnya setelah Dawon memakai tas gitar yang kini sudah dikembalikan. Itu artinya, penyamarannya sukses.

Dawon tidak menjawab dan hanya menundukkan kepala.

"Tuhan Maha Baik, Won. Jadi, pasti ada yang nolongin temen lo," ujar Kiwon lagi sembari membetulkan letak tas gitarnya.

"Iya, Kak."

To be continued


Luda - Hyunbin akhirnya ketemu lagi 😄

157cm ; Luda x HyunbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang