Itu adalah sebuah pagi yang cukup dingin di bulan April, aroma musim dingin masih kental menyelimuti kota sekalipun Spring akan segera datang. Sebuah pagi dimana menghabiskan bebrapa jam dengan bergelung di bawah selimut merupakan hal yang amat nikmat.
Tak terkecuali bagi Lisa, maknae Blackpink yang masih bergelung nyaman dibalik selimut tebalnya ini sedang menikmati waktu senggang mereka. Berniat untuk bermalas-malasan sepanjang waktu saat dering ponsel yang menyebalkan menggema memenuhi ruang kamarnya.
Ia berdecak kesal, berguling-guling tanpa minat di atas kasur sembari mengutuk siapapun bajingan tengik yang berani mengganggu tidur paginya yang menyenangkan.
"Hng!"
Aku bahkan tak tahu apakah itu sebuah sapaan atau makian, Lisa benar-benar dalam tahap kemalasan yang maksimal bahkan untuk sekedar beramah tamah pada si penelpon yang tak kenal waktu.
'Good morning my cutie unicorn'
Okay, suara ini sangat-amat-tidak-asing bagi Lisa dan sukses membuat kesadarannya menyentuh titik maksimal. Ia terbangun, berdehem pelan. Mendesis saat menyadari suaranya begitu serak, tangannya segera meraih segelas air mineral di atas nakas. Ia meneguknya cepat sembari mengusap maniknya.
"Bunny? Ugh... Ini masih pukul... " Manik bambinya bergulir, melirik jam digital berbentuk Unicorn di atas nakas. "07.15 dan masih terlalu pagi kurasa... Hoahm..."
Suara kekehan lucu sang kekasih terdengar di seberang sana, namun ada hal lain yang ditangkap oleh pendengarannya. Hembusan nafas Jungkook, seolah pangeran kelincinya itu tengah menggigil di seberang sana. Lisa mengernyit.
"Apa kau sedang di luar ruangan? Aku mendengar suara angin, suaramu terdengar aneh, kau menggigil!"
'Nah kalau kau sudah tahu cepat bukan jendela kamarmu dan segera berdiri di balkon!'
Lisa panik! Terakhir kali pemuda itu menyuruhnya keluar, ia benar-benar menunggu Lisa seorang diri dibawah udara dingin. Jadi Lisa bahkan tak sempat memikirkan kondisinya, ia bergegas membuka pintu balkon dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.
Mengabaikan udara dingin yang menusuk ke tulang.
Ia menghela nafas, terkejut namun juga hendak tertawa. Jemari si gadis merapatkan pajama yang dikenakannya, menghalau udara dingin yang mencoba merayap disela permukaan kulitnya. Langkah si gadis membawanya merapat pada pagar beranda, berusaha menahan getaran dalam suaranya saat ia berujar ringan.
"Apa yang kau lakukan disana bunny?"
'Kau tampak menggemaskan dengan pajama unicorn itu, sangat cocok untukmu'
"Ini hadiah dari blink ku"
Senyuman Lisa merekah, dengan manik yang menatap lurus ke seberang gedung. Sekalipun hanya siluet kecil itu yang tampak di pelupuk matanya, gadis itu hanya bersikap seolah Jungkook tengah berdiri dihadapannya.
Ya, saat ini Jungkook memang tengah berdiri di atap bangunan yang berseberangan dengan bangunan apartemen tempat dorm Blackpink berada. Tepatnya, bangunan yang mengarah tepat ke balkon kamar sang kekasih. Keduanya terpaut dalam jarak yang cukup jauh, namun mereka masih dapat menangkap sosok masing-masing.
"Apa yang kau lakukan disana?"
'Melihatmu'
"Kenapa...?"
'Karena aku sangat merindukanmu'
Saat ini Lisa benar-benar bersyukur mereka terpaut dalam jarak yang cukup jauh, karena saat ini wajahnya telah memerah serupa kepiting rebus. Ia mengipasi wajahnya, melupakan fakta jika suhu di Seoul tengah menyentuh angka yang cukup rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEAR 2017 ㅡSeason II [END]
FanfictionTakut? Mungkin iya. Tapi apapun itu, baik Lisa maupun Jungkook. Keduanya hanya ingin mengingat masa-masa ini, menikmati setiap detik yang keduanya habiskan bersama. Karena semua tau, hati mereka yang saling terkoneksi selalu ada untuk satu sama lain...