¤
¤
¤
¤
¤Happy reading guys :')
*
*
*"Lou dimana xhia sekarang??" Tanya rael yang justru membuat tangis louvin semakin keras.
"Kediaman archer laevatein." Jawab louvin setelah tangisnya agak reda.
Tubuh rael menegang matanya memanas air mata yang dia tahan sedari tadi lolos dengan derasnya mendengar 3 kata yang paling dia hindari setelah kejadian kematin rexanne.
"Untuk apa adikku ketempat lacnat itu lou??" Tanya rael lirih.
"Seharusnya dia ada disini sekarang, untuk apa dia disana??" Lanjut rael dengan tatapan kosong.
"Kak ayo pergi, kita harus kesana." Ucap louvin bangun dibantu pengawal pribadinya.
"Ini semua nggak bakal terjadi kalau princess nggak suka sama bajingan itu." Ucap rael dengan tatapan kosong.
Rael bangkit dari duduknya menghampiri garha lalu tanpa kata rael membogem wajah garha dengan brutal.
Bughh
Bughh
Brakk
Bughh
Bughh
"Rael stop!!" Teriak gael menarik tubuh rael dari atas tubuh garha.
Rael membogem dan membanting tubuh garha hingga meja kantin rusak lalu menaiki tubuhnya dan memukulnya dari sana.
"Lepaskan aku!!!" Teriak rael meronta saat gael menahan tubuhnya.
"Kak rael sudah, ayo pergi biarkan saja bajingan itu mendapat karma atas kesalahannya karna sudah mengatai kakakku jalang." Ucap louvin menatap sinis kearah garha yang diam tak berkutik.
"Apa??? Jalang???" Teriak 4el ditambah thea zhea murka.
"Berani sekali kau menyebut adikku jalang!!!" Ucap thea dengan wajah merah padam menahan emosi.
Plakk
Plakkk
Plakkk
Bughh
Thea menampar pipi garha berkali kali dan membogem wajahnya.
"Thea sudah." Ucap ciel menahan tubuh adiknya yang meronta ingin menghabisi garha.
"Sebaiknya kau membawa bajingan itu pergi dari sini sebelum aku juga habis kesabaran atas kata2nya pada adikku." Desis zhea menatap tajam kearah garha.
Tanpa diperintah dua kali Zelvin dan renzo segera membopong tubuh garha keuks.
"Kak ayo!!" Ucap louvin.
Rael melepaskan dirinya dari kekangan gael lalu berjalan kearah louvin.
"Kami ikut!!" Ucap mereka berlima serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL
RandomIni cerita kedua yang aku publish,, Potongan cerita:: Plakk Satu tamparan berhasil mendarat dipipiku dengan mulus, kau membangunkan macan betina. "Berani sekali kau menyentuh bahkan menyakiti ADIKKU." Bukankah sudah kubilang dia membangunkan macan t...